Kapolres Mappi, AKBP Damianus Dedi Susanto , SH, SIK, MH melalui Kasat Reskrim, Iptu Andi Suhidin, SH, M.Si, kepada media ini, Selasa (8/3), mengungkapkan, kedua gembong pencuri ini berhasil ditangkap oleh Tim Elang Rawa Satuan Reskrim Mappi pada Rabu (2/3) sekitar pukul 13.00 WIT dan Minggu (6/3) sekitar pukul 12.30 WIT. ’’EE ditangkap di Jalan Sumatera, sedangkan YR ditangkap di Pelabuhan Kepi, Mappi,’’ kata Kasat Reskrim.
Dalam bahasa aparat kepolisian sejatinya ini biasa disebut penemuan mayat namun setelah ditelusuri ternyata korban diduga merupakan korban kekerasan dari Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB).
Kepastian ini diperoleh dari hasil visum yang dilakukan oleh dokter RSUD Merauke bersama dokter Klinik Pratama Polres Merauke. ‘’Dari hasil visum, penganiayaan dan pembunuhan,’’ kata Kapolres Untung Sangaji.
Kepada wartawan, Kapolres Untung Sangaji menegaskan, kaca mobil Angkot tersebut pecah bukan karena ditembak dari senjata api. ‘’Itu hoax. Kalau tembak pakai peluru bolongnya (lubang,red) bagus. Mungkin itu ketapel,’’tandas Kapolres.
"Video ini awalnya ditonton anak saya lalu mengatakan ada video pengrusakan lampu dan saya sempat nonton sekilas tapi tidak gubris. Nantinya setelah ada yang bertanya lagi barulah saya cek ternyata benar," kata Irfan, salah satu warga yang ikut mengomentari video pengrusakan tersebut.
Mantan Kasubag Humas Polresta Jayapura ini menyatakan bahwa informasi tersebut tidak benar alias hoax. Kata Kapolsek, ada sejumlah keanehan dalam laporan tersebut, dimana disebutkan bahwa pukul 06.00 WIT korban datang ke rumah pacarnya di Jalan Tanjung Ria IV untuk diajak ke Ombrello Café.
Penyidik Satuan Lalu Lintas Polres Merauke hingga Senin (7/3) kemarin, belum bisa melakukan pemeriksaan terhadap pengemudi truk dan Avansa serta para saksi atas kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Trans Papua, Sota-Muting di Kilometer 144+300, Jumat (4/3), yang menewaskan seorang penumpang Avansa.
Tentunya, lanjut Wakapolres, patroli skala besar yang dilakukan ini dengan terlebih dahulu menganalisa titik-titik yang dianggap rawan. ‘’Jadi upaya preventif akan kita galakkan dan kami mohon maaf kalau kemarin timbul opini bahwa Merauke terkesan tidak aman. Namun saya pastikan, tidak seperti itu. Merauke tetap aman, dan aman adalah kebutuhan kita semua,’’ katanya.
Selama ini, sambungnya, belum ada masyarakat yang melapor ke polisi kehilangan anggota keluarganya. ‘’Kita belum tahu apakah korban warga Merauke atau bukan. Tapi, yang pasti sampai saat ini identitas yang bersangkutan belum kita ketahui,’’katanya.
“Dari keterangan saksi, korban Martha Faluk ditikam dalam kamar, setelah menikam korban, pelaku langsung lari meninggalkan korban, diperkirakan yang bersangkutan melarikan diri ke hutan di sekitar rumahnya,”ungkapnya saat ditemui di Kurulu, kemarin.