Adapun hari raya Jumat Agung menjadi rangkaian dari Tri Hari Suci Paskah yang diikuti umat, kristiani untuk memperingati kisah penyaliban Yesus Kristus dan wafatnya di Golgota. Jumat Agung biasanya diidentik dengan tradisi cium salib yang dilakukan di masing-masing gereja.
Umat katolik berbondong-bondong ke gereja dengan membawa daun palma, untuk mengenang ketika Yesus disambut sebagai seorang raja, dengan menunggang seekor keledai saat memasuki Kota Yerusalem, sebelum akhirnya wafat di kayu Salib.
Tampak 4 anggota MRPS dari Kabupaten Merauke melakukan pertemuan dengan warga dari Pokja adat, agama dan perempuan yakni Maura EM. Balagaize, Anna Simerony Alberty Mahuze, Ferdinand Fredryk Deki Salima dan Abdul Awal Gebze.
Pdt. Rudolf Steven Arim mengatakan, di Klasis Tanah Merah masih banyak lahan-lahan kosong milik masyarakat adat yang belum dimaksimalkan pemanfaatannya. Karena itu melalui program penghijauan dengan pembagian bibit gratis yang dilakukan oleh Kadishut Provinsi Papua, ke depan lahan-lahan bisa ditanami pohon-pohon buah yang bernilai ekonomi .
Tidak hanya itu, Gereja juga diharapkan menjadi tempat untuk mensosialisaiskan program kerja pemerintah, dengan mengajak masyarakat berpartispasi membangun tanah Papua ke depan.
Sekretaris Umum Sinode GKI di tanah Papua Daniel Josef Kaigere mengatakan dengan peresmian itu, maka aktifitas pelayanan dan kesaksian, maupun persekutan gereja semakin ditingkatkan. "Kami juga berharap persekuatan jemaat GKI Hen Wani Wai Mhorock semakin kuat," harapnya.
Selain gedung gereja, pada saat bersamaan juga ada peresmian Menara Lonceng Gereja oleh Pj Walikota Jayapura, dan Ketua Klasis GKI Port Numbay. "Targetnya yang hadir pada peresmian gereja ini, 1.260 jemaat, baik jemaat GKI Hen Wani Wai Mhorock sendiri, maupun Jemaat GKI induk, yakni GKI Pniel Kotaraja, serta tamu undangan," kata BTM.
Pelantikan disaksikan oleh perwakilan sinode Kingmi di Tanah Papua, Pengurus Sinode Kingmi koordinator Yahukimo, 5 Jemaat Gereja Kingmi yang ada Yalimo serta tamu undangan lainnya.
“Kami hadir untuk memastikan semuanya lancar,” jelas Frans. Selain itu, kehadiran Gereja GIdI yang baru diresmikan diharapkan dapat memberikan tempat ibadah yang nyaman bagi seluruh masyarakat. Memberikan ketenangan jiwa atau hati bagi umat atau jemaatnya.