Ada dua modus terkait dengan komoditas beras. Salah satunya, upaya repacking atau mengemas ulang beras medium menjadi beras premium. Modus lain adalah mengoplos beras medium dengan premium. ’’Untuk mendapatkan harga premium, padahal kualitasnya medium,’’ jelasnya.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Papua, Jeri Agus Yudianto menyampaikan, saat dilakukan pertemuan antara Pj Gubernur Papua M Ridwan Rumasukun dan Kabulog. Mendorong masyarakat peningkatan potensi komoditi non beras dan itu sudah menjadi konsennya Pemda.
"Menyikapi adanya kenaikan harga beras premium, warga bisa beralih mengkonsumsi pangan lokal yang ada di Kabupaten Jayapura yakni sagu, betatas dan umbi umbian serta lainnya, yang kandungannya lebih bagus dari beras,"ungkapnya kepada wartawan Cenderawasih Pos, di Sentani, Selasa (3/10)kemarin.
Misalkan harga bawang merah sebelumnya Rp 60 ribu/kg kini menjadi Rp 50 ribu/kg. Bawang putih Rp 50 ribu/kg dimana harga sebelumnya Rp 40 ribu/kg, cabe rawit Rp 80 ribu/kg dari sebelumnya Rp 110 ribu/kg dan cabe keriting Rp 70 ribu per kg dari sebelumnya Rp 90 ribu/kg.
Terkait dengan kondisi ini, pemerintah berharap agar masyarakat tidak terlalu panik yang berlebihan karena wilayah Kota Jayapura dan Papua pada umumnya tidak kekurangan bahan makanan. Untuk itu, dia meminta masyarakat di Kota Jayapura supaya kembali untuk mengkonsumsi pangan pangan lokal yang memang ketersediaannya cukup melimpah.
David selalu pemilik kios sembako di Pasar Pharaa Sentani mengatakan, harga beras medium dan premium mengalami kenaikkan harga per kemasan mulai dari Rp 10 ribu, baik merek 99, Kano, karung kuning dan lainnya.
Kepala Perum Bulog Merauke Firman Mando mengungkapkan, bantuan cadangan beras dari pemerintah ini diberikan dari Badan Pangan Nasional dimana Bulog diberi tugas untuk menyiapkan komoditas beras. Sedangkan penetapan jumlah penerima manfaat ditentukan dari Kementrian Sosial.
Sebelumnya, pengamat Pertanian dari Asosiasi Ekonomi Politik Indonesia (AEPI) Khudori mengatakan bahwa harga beras melonjak karena tambahan stok tidak sebanyak biasanya. Sedangkan permintaan diprediksi bakal tetap stabil bahkan meningkat jelang akhir tahun nanti.
"Kalau harga 12.000-12.500 perkilo itu hanya sebagai penarik pembeli. Kalau ada yang membeli kita batasi. Yang jelas rata-rata sekarang harganya Rp 13.000 perkilo. Ada juga yang harga Rp. 14.000 perkilo tapi itu beras Thailand yang butirannya besar-besar," kata Jamaluddin ditemui media ini, Kamis (28/9).
“Untuk mengantisipasi stok beras di bumi cenderawasih, Perum Bolug fokus menjaga ketahanan stok pangan khususnya beras dan komoditi non beras di Provinsi Papua dan mencegah kenaikan inflasi,” terang Jeri saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Selasa (27/9)