"Untuk pelayanan sistim penyediaan air bersih, Sumber air dari Kali Kwarja dengan debit kurang lebih 1 liter/detik dengan sistem gravitasi, sehingga tidak membutuhkan BBM atau listrik, karena air ditangkap di intake kemudian di tampung di reservoar lalu dilanjutkan ke saluran pipa air menuju rumah warga,"ucapnya.
Karena itu, lanjut Keliopas Ndiken, agar rumah yang sudah dibangun itu dapat ditempati warga yang sudah didata masuk ke dalam rumah-rumah itu, maka perlu dibangun akses jalan dan embung-embung untuk menampung air hujan dalam memenuhi kebutuhan warga. Â
Beberapa opsi yang tengah dipertimbangkan oleh pemerintah daerah antara lain memberikan bantuan kepada masyarakat yang kesulitan membayar, memberikan keringanan pembayaran, atau bahkan mencari sumber pendanaan tambahan untuk membantu PDAM.
Satu diantaranya adalah intake air di Siborgonji di Kotaraja yang hingga kini mengering. Dampaknya adalah kawasan-kawasan yang selama ini terlayani, seperti Tanah Hitam, Abepante, BTN Puskopad Kamkey, BTN Puskopat Lama dan Kampung Tiba tiba tidak bisa lagi terlayani maksimal seperti sebelumnya.
  Pesan itu termasuk kawasan padat penduduk karena berdasarkan data dari masyarakat tersebut ada sekitar lebih dari 1000 keluarga yang menetap di kawasan itu. "Untuk pipa ini sudah masuk ke rumah-rumah tetapi airnya tidak ada sehingga itu juga yang kami pertanyakan,"bebernya.
Salah satu warga Kampung Babrongko, Anca Wally mengaku, sampai saat ini di Kampung Babrongko belum ada layanan air bersih dari Pemkab Jayapura, sehingga masyarakat di Kampung Babrongko kesulitan air bersih terutama yang digunakan untuk kebutuhan minum sehari hari dan masak.
  Penjabat Walikota Jayapura, Christian Sohilait menyampaikan studi tiru sebagai kegiatan belajar tentang mengelola air limbah oleh PT. Air Minum Jayapura, agar bisa segera memanfaatkan infrastruktur ALD dengan baik.
 Kerjasama tersebut bukan dalam bentuk fisik, tapi IUWASH Tangguh membantu PT. AMJ dalam bentuk materi berupa pendampingan ataupun pelatihan terkait sistem kerja tukang ledeng.
  Dia mengatakan kejadian kehilangan meteran air yang dilaporkan itu terjadi di Distrik Muara Tami ada lima kasus dan di Jayapura utara 2 kasus. Dari laporan petugas di lapangan meteran air itu kemudian dicopot untuk diambil kuningan yang ada pada meteran tersebut.
Hal tersebut disampaikan Direktur Utama PT Air Minum Jayapura (AMJ) Robongholo Nanwani (Perseroda) Entis Sutisna bahwa dari total 38.596 pelanggan, tercatat masih ada Rp 28,4 miliar tunggakan yang tak tertagih.