"Kami imbau pedagang dan pengunjung jaga kebersihan Pasar Pharaa Sentani. Tidak boleh membuang sampah sembarang, karena ini akan membuat bau tidak sedap tercium kemana- mana. Juga menimbulkan penyakit dan pasar terlihat kotor,"ungkapnya.
Akibat lain dari pembuangan sampah secara ilegal itu, badan jalan semakin kecil karena tumpukan sampah sampai masuk ke jalan sehingga tak bisa dilalui dua kendaraan sekaligus, Disamping itu tumpukan sampah di kuburan lama juga menimbulkan bau yang menyengat dan mengganggu aktifitas warga yang melalui jalan itu dan juga aktifitas di beberapa kantor Aviasi penerbangan yang ada di wilayah itu.
Warga kampung yang tak banyak memiliki andil dari lahirnya sampah plastik ini hanya bisa mengurut dada dan meminta warga menjaga perilaku agar tidak merugikan orang lain.
Merespon hal tersebut, Koordinator Lapangan (Korlap) TPS 3R Pasar Youtefa, Isak Awi Nero, menyampaikan bahwa tidak sepenuhnya pemerintah salah dalam mengatasi permasalah tersebut, akan tetapi perlu juga kesadaran dari masyarakat untuk tidak membuang sampah sembarang tempat.
Salah seorang personel TNI dari Rindam XVII/Cenderawasih Lettu. Inf. Antonius Hutabarat, mengatakan bakti sosial tersebut dilaksanakan dalam rangka HUT Kodam XVII/Cenderawasih yang ke-61 dan membantu pemerintah Kota Jayapura menangani sampah.
Dia juga mengatakan perlunya ketegasan dari pengelola pasar untuk mengatur tempat parkir yang baik demi menjaga kenyamanan para pembeli. "Perlunya ketegasan dari para pengelola Pasar itu, supaya diatur baik, mana itu tempat parkir, mana itu tempat jualan, harus diatur baik, supaya ketiga orang berkunjung di pasar itu juga bagus dan nyaman," lanjut Yopi.
Pasalnya, hal ini dapat memicu banjir yang kapan saja bisa terjadi. Serta membuat wilayah Sentani terlihat kotor. Apalagi ini pintu masuk Papua, jangan sampai ada citra jelek terkait kebersihan di Kabupaten Jayapura.
Dari work shop yang dilakukan di KedIAMan Entrop terungkap bahwa sampah plastik kresek yang selama ini bermuara di tempat sampah ternyata bisa menjadi sesuatu yang lebih bermanfaat. Bisa menjadi sebuah produk yang wah dan memiliki nilai ekonomis.
Ia menyebut ketika jumlah penduduk bertambah, maka timbulan sampah dipastikan akan mengikuti. Kemudian jika dulu hanya 4 distrik dan bisa diatasi lebih muda namun kini harus sampai Distrik Muara Tami karena perkembangan kota akan kesana.
Hasrul menjelaskan bahwa saat ini GudRnD sedang berfokus pada mendaur ulang beberapa jenis plastik untuk dijadikan beberapa produk harian dengan system transaksi tukar dengan plastik kemasan.