Setelah diamankan, keduanya kemudian dilakukan pemeriksaan dan diduga kuat keduanya terlibat dalam gerakan kelompok Papua merdeka. Kepolisian Resor Nabire memastikan keduanya merupakan anggota Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat (TPN-PB). Keduanya diamankan, Jumat (21/10) sekira pukul 02.30 WIT.
Ini terjadi di Kampung Baguwo, Distrik Topiyai, Kabupaten Paniai, pada Jumat (7/10) sekira pukul 14.40 WIT. Kabid Humas Polda Papua Kombes Pol Ahmad Musthofa Kamal saat diminta menjelaskan kronologi kejadian bahwa sekitar pukul 14.40 WIT tiga orang warga sipil beserta 1 personel TNI selesai mengantar Profil Tank (tangki air) di Distrik Aradide dan akan kembali ke Kampung Enarotali. Pada saat melewati SMP 1 Ekadide empat orang Guru Honorer meminta untuk ikut menumpang ke Kampung Enarotali dengan menggunakan 2 unit truk sipil.
Ketiganya juga memiliki peran yang berbeda beda dimana MN bertugas untuk mencari dan membeli amunisi, BK sebagai pembeli dan pemodal dan YA sebagai penjual amunisi. Amunisi – amunisi ini nantinya akan disuplai kepada Undinus Kogoya, pimpinan KKB Intan Jaya.
Hanya harga dan prosenya tidak mudah. Bahkan harus ada yang berakhir dengan korban nyawa seperti di Mimika. Anthon menyebut bahwa ada penghubung atau kaki tangan TPN OPM yang menjadi korban dari kasus mutilasi di Timika lalu. “Itu ada yang kami beli. Harganya tidak murah tapi bisa kami beli. Dananya dari masyarakat kumpul – kumpul sedikit demi sedikit kemudian kami beli senjatanya,” beber Anthon melalui ponselnya, Ahad (18/9).
Kapolres Pegunungan Bintang, AKBP Cahyo menyampaikan bahwa dari kejadian penyerangan dan pembakaran alat berat ini pihaknya tengah fokus untuk memulihkan psikologi para pekerja.
Aksi KKB yang mendadak itu membuat para pekerja lari tunggang langgang menyelamatkan diri. Yang lebih menyedihkan lagi para pelaku membakar 6 alat berat yang terdiri dari 5 buah excavator dan 1 buah buldozer.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal menyampaikan bahwa ini bagian dari aksi terror KKB. Kejadian tersebut terjadi pada Senin (12/9) malam sekira pukul 20.00 WIT dimana kelompok ini masuk dalam wilayah Ngalum Kupel yang dipimpinan Nason Mimin. Kejadian pembakaran ini baru dilaporkan oleh warga setempat kepada aparat pada pukul 23.00 WIT.
"Namun saya cek ke seluruh pimpinan dan anggota wilayah batalyon-batalyon, kompi-kompi hingga regu serta semua anggota inteljen telah saya pastikan bahwa mereka semua ada dan sehat tidak ada pasukan saya yang korban," katanya.
Kepala Bidang Humas Polda Papua Kombes Polisi Ahmad Musthofa Kamal mengungkapkan, peristiwa penembakan itu terjadi pada Selasa (30/8), sekira pukul. 10.00 WIT, saat korban sedang mengerjakan jalan di Mamba, Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Papua.
Untungnya dalam melakukan aksinya ini tidak menimbulkan korban jiwa dan dugaan sementara aksi pembakaran ini diduga dilakukan oleh KKB Paniai yang dipimpin Stefanus Kobogau dan Ayun Waker yang merupakan anggota KKB Kodap VIII Kemabu Kabupaten Intan Jaya.