Sunday, October 6, 2024
23.7 C
Jayapura

Rasa Aman dan Askesibilitas Perlu Dipersiapkan

Selain itu, persoalan aksesibilitas yang menghubungkan  8 kabupaten ke provinsi perlu dihubungkan. Dikatakan pembangunan lebih cepat digenjot apabila seluruh akses bisa terhubung dengan baik. “Jangan untuk dari distrik ke kabupaten saja susah akhirnya  banyak pelayanan yang tidak bisa diberikan secara maksimal,” jelasnya.

  Masyarakat harus menunggu untuk bisa mendapatkan pelayanan ditingkat kabupaten sementara kebutuhan juga mendesak.

“Kalau ada produk dari kampung entah itu perkebunan maupun perikanan yang bisa dijual ke kota sepatutnya akses itu disiapkan secara  baik. Saya pikir pemerataan perlu dipercepat disini,” tambahnya.

  Lalu Boy melihat bahwa aspek keamanan daerah juga menentukan laju pertumbuhan.

Jika keamanan bisa terjamin maka dengan sendirinya roda perekonomian mulai dari mikro hingga yang lebih besar akan berjalan. Masyarakat bisa dengan nyaman bekerja dan akan terjadi perputaran uang termasuk masuknya investor.

  Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sinode GPDI ini mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan mandate dari Partai Demokrat untuk bertarung di Provinsi Papua. Namun posisinya bukan sebagai gubernur melainkan wakil gubernur.

Baca Juga :  Kota Jayapura Dinilai Sebagai Penyelenggara Pemilu Terburuk di Papua

  Ini kata Boy karena melihat kondisi terkini mulai dari jumlah kursi dan atmosfir politik terakhir. “Politik juga  memiliki etika. Kemarin kami (Partai Demokrat) sudah memimpin selama 2 periode dan kami pikir ini waktunya untuk teman – teman lain. Tidak harus menjadi gubernur untuk bisa memberikan pelayanan. Posisi wakil juga masih bisa melayani,” tambahnya.

  Selain itu, pria yang memiliki basis massa di Saireri ini mengatakan bahwa saat ini masyarakat  sudah memiliki pilihan masing – masing. Telah memiliki figure siapa yang akan dipilih. Ia nampak tak ragu dengan basis suara yang dimiliki dimana wilayah Saireri menjadi satu kekuatan massa yang tak lagi diragukan untuk BMD.

Baca Juga :  Pemprov Segera Tindaklanjuti Surat Edaran Mudik

  Bagaimana tidak, empat periode atau 20 tahun menjadi wakil rakyat setidaknya BMD telah mendorong sejumlah program untuk Kabupaten Biak, Yapen, Waropen, Supiori termasuk Mamberamo Raya. Iapun menanggapi soal sosok para calon pemimpin yang kata Boy memiliki segudang pengalaman.

  “Kalau kemampuan kandidat gubernur saya tak ragu. Disana ada pak Tomi Mano yang pernah 2 periode memimpin kota, ada pak Paulus Waterpauw yang pernah menjadi Kapolda Papua, Papua Barat bahkan Pj Gubernur. Kemudian ada pak Fakhiri yang  kini menjabat Kapolda Papua. Semua anak negeri yang punya visi baik untuk Papua,” pujinya.

  Boy juga menyatakan siap untuk posisi wakil karena diyakini ini akan menjadi pesta bersama dan ia siap menjadi bagian dalam pesta demokrasi.

“Saya kira semua calon memiliki peluang, tinggal seperti yang saya bilang bahwa masyarakat sudah memiliki gambaran soal siapa yang akan dipilih,” imbuhnya.

Selain itu, persoalan aksesibilitas yang menghubungkan  8 kabupaten ke provinsi perlu dihubungkan. Dikatakan pembangunan lebih cepat digenjot apabila seluruh akses bisa terhubung dengan baik. “Jangan untuk dari distrik ke kabupaten saja susah akhirnya  banyak pelayanan yang tidak bisa diberikan secara maksimal,” jelasnya.

  Masyarakat harus menunggu untuk bisa mendapatkan pelayanan ditingkat kabupaten sementara kebutuhan juga mendesak.

“Kalau ada produk dari kampung entah itu perkebunan maupun perikanan yang bisa dijual ke kota sepatutnya akses itu disiapkan secara  baik. Saya pikir pemerataan perlu dipercepat disini,” tambahnya.

  Lalu Boy melihat bahwa aspek keamanan daerah juga menentukan laju pertumbuhan.

Jika keamanan bisa terjamin maka dengan sendirinya roda perekonomian mulai dari mikro hingga yang lebih besar akan berjalan. Masyarakat bisa dengan nyaman bekerja dan akan terjadi perputaran uang termasuk masuknya investor.

  Pria yang juga menjabat sebagai Wakil Ketua Sinode GPDI ini mengungkapkan bahwa dirinya mendapatkan mandate dari Partai Demokrat untuk bertarung di Provinsi Papua. Namun posisinya bukan sebagai gubernur melainkan wakil gubernur.

Baca Juga :  Tahun Depan, Pemerintah Daerah Harus Siapkan  Alat PCR

  Ini kata Boy karena melihat kondisi terkini mulai dari jumlah kursi dan atmosfir politik terakhir. “Politik juga  memiliki etika. Kemarin kami (Partai Demokrat) sudah memimpin selama 2 periode dan kami pikir ini waktunya untuk teman – teman lain. Tidak harus menjadi gubernur untuk bisa memberikan pelayanan. Posisi wakil juga masih bisa melayani,” tambahnya.

  Selain itu, pria yang memiliki basis massa di Saireri ini mengatakan bahwa saat ini masyarakat  sudah memiliki pilihan masing – masing. Telah memiliki figure siapa yang akan dipilih. Ia nampak tak ragu dengan basis suara yang dimiliki dimana wilayah Saireri menjadi satu kekuatan massa yang tak lagi diragukan untuk BMD.

Baca Juga :  BRIN Dukung Bupati Pegubin Bentuk BRIDA di Batom

  Bagaimana tidak, empat periode atau 20 tahun menjadi wakil rakyat setidaknya BMD telah mendorong sejumlah program untuk Kabupaten Biak, Yapen, Waropen, Supiori termasuk Mamberamo Raya. Iapun menanggapi soal sosok para calon pemimpin yang kata Boy memiliki segudang pengalaman.

  “Kalau kemampuan kandidat gubernur saya tak ragu. Disana ada pak Tomi Mano yang pernah 2 periode memimpin kota, ada pak Paulus Waterpauw yang pernah menjadi Kapolda Papua, Papua Barat bahkan Pj Gubernur. Kemudian ada pak Fakhiri yang  kini menjabat Kapolda Papua. Semua anak negeri yang punya visi baik untuk Papua,” pujinya.

  Boy juga menyatakan siap untuk posisi wakil karena diyakini ini akan menjadi pesta bersama dan ia siap menjadi bagian dalam pesta demokrasi.

“Saya kira semua calon memiliki peluang, tinggal seperti yang saya bilang bahwa masyarakat sudah memiliki gambaran soal siapa yang akan dipilih,” imbuhnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya