Ia menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan Misi Papua Produktif, yang bertujuan memperkuat sektor ekonomi agar lebih mandiri, kompetitif, serta berdaya saing tinggi. Menurut Gubernur Fakhiri, meningkatnya kapasitas industri pengolahan kayu memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain penciptaan lapangan pekerjaan baru, terutama bagi anak-anak muda Papua, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan terbukanya ruang usaha baru yang menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.

“Ini bukan sekadar ekspor, tetapi bagian penting dalam mewujudkan Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis, di mana masyarakat menjadi pusat pembangunan,” katanya.
Gubernur juga mengapresiasi para pelaku industri kayu yang telah meningkatkan kualitas produksi, menerapkan legalitas, menjamin keberlanjutan bahan baku, serta menjalin kemitraan baik dengan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat.
“Pembangunan harus selaras dengan lingkungan dan menghormati masyarakat adat. Saya titip kepada semua pengelola hutan, jangan coba-coba bermain dengan hak ulayat,” tegasnya. Fakhiri menyebut kolaborasi lintas sektor dan kerja sama perdagangan dengan Shanghai menjadi wujud nyata dari Misi Papua Cerdas, yang mendorong modernisasi tata kelola, transfer pengetahuan, dan peningkatan teknologi.
Kerja sama ini diharapkan memperluas pasar bagi produk Papua, meningkatkan kepercayaan dunia terhadap kualitas kayu olahan Papua, serta menjadi ruang pembelajaran bagi pengembangan industri masa depan. “Saya berharap semakin banyak industri pengolahan hadir di Papua, sehingga kekayaan alam kita memberi nilai ekonomi langsung dari tanah Papua sendiri,” ujarnya.
Ia menegaskan bahwa langkah ini sejalan dengan Misi Papua Produktif, yang bertujuan memperkuat sektor ekonomi agar lebih mandiri, kompetitif, serta berdaya saing tinggi. Menurut Gubernur Fakhiri, meningkatnya kapasitas industri pengolahan kayu memberikan dampak positif bagi masyarakat, antara lain penciptaan lapangan pekerjaan baru, terutama bagi anak-anak muda Papua, peningkatan pendapatan masyarakat lokal dan terbukanya ruang usaha baru yang menunjang pertumbuhan ekonomi daerah.

“Ini bukan sekadar ekspor, tetapi bagian penting dalam mewujudkan Transformasi Papua Baru yang Maju dan Harmonis, di mana masyarakat menjadi pusat pembangunan,” katanya.
Gubernur juga mengapresiasi para pelaku industri kayu yang telah meningkatkan kualitas produksi, menerapkan legalitas, menjamin keberlanjutan bahan baku, serta menjalin kemitraan baik dengan masyarakat adat sebagai pemilik hak ulayat.
“Pembangunan harus selaras dengan lingkungan dan menghormati masyarakat adat. Saya titip kepada semua pengelola hutan, jangan coba-coba bermain dengan hak ulayat,” tegasnya. Fakhiri menyebut kolaborasi lintas sektor dan kerja sama perdagangan dengan Shanghai menjadi wujud nyata dari Misi Papua Cerdas, yang mendorong modernisasi tata kelola, transfer pengetahuan, dan peningkatan teknologi.
Kerja sama ini diharapkan memperluas pasar bagi produk Papua, meningkatkan kepercayaan dunia terhadap kualitas kayu olahan Papua, serta menjadi ruang pembelajaran bagi pengembangan industri masa depan. “Saya berharap semakin banyak industri pengolahan hadir di Papua, sehingga kekayaan alam kita memberi nilai ekonomi langsung dari tanah Papua sendiri,” ujarnya.