Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Baru 100 Lebih Nakes Terima Booster Kedua   

MERAUKE– Kendati vaksinasi keempat atau booster kedua telah diberlakukan pemerintah, namun di Merauke, jumlah yang bersedia untuk mengikuti booster kedua tersebut masih sangat sedikit yakni baru sekitar 100 orang lebih dari sekitar 1.800 tenaga kesehatan (Nakes) di Merauke.

‘’Untuk  booster kedua ini masih dikhususkan untuk Nakes. Untuk masyarakat umum belum,’’ kata  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita, ketika ditemui media ini Kamis (15/9) lalu.

  Kendati booster keempat ini wajib bagi setiap Nakes untuk memperkuat imun tubuh terhadap Covid-19, namun lanjut Nevile R Muskita, kembali kepada Nakes. Sebab, pihaknya tidak bisa memaksakan.  ‘’Kembali kepada masing-masing Nakes. Kapan dia bisa mau menerima booster kedua tersebut,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Satgas Covid-19 Papua Berharap Daerah Kejar Capaian Vaksinasi

Di Kabupaten Merauke, pencapaian vaksinasi untuk dosis pertama dan dosis kedua hampir mencapai 100 persen dari yang ditargetkan sebelumnya. Untuk dosis pertama, ungkap Nevil sudah mencapai 99,2 persen, sementara dosis kedua sebanyak 97,9 persen. Sedangkan untuk dosis ketiga atau booster pertama barumencapai 18,7 persen.

‘’Untuk booster kedua ini memang baru mencapai 18,7 persen. Sebagian besar mereka yang melakukan vaksinasi dosis ketiga ini karena mau melakukan perjalanan keluar. Karena ketentuanya, bagi mereka yang sudah booster pertama, tidak perlu melakukan swab antigen lagi. Tapi, yang terpenting sebenarnya itu adalah untuk meningkatkan imun tubuh kita terhadap Covid-19. Kalau kita menyadari, seharusnya tanpa rencana melakukan perjalanan, maka tetap terima dosis ketiga untuk memperkuat imun tubuh kita,’’ terangnya.

Baca Juga :  Lima Kabupaten/kota di Papua Masih Memiliki Kasus Covid

Disinggung soal ketersediaan vaksin Covid, Nevil  menjelaskan bahwa saat ini cukup tersedia. Namun diakuinya bahwa permintaan vaksin ke provinsi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab, vaksin ini mempunyai masa kadeluwarsa.

‘’Kita minta ke sana sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai kita minta banyak, tidak terpakai akhirnya dibuang karena sudah kadeluwarsa. Itu kita tidak mau,’’pungkasnya. (ulo/tho)

MERAUKE– Kendati vaksinasi keempat atau booster kedua telah diberlakukan pemerintah, namun di Merauke, jumlah yang bersedia untuk mengikuti booster kedua tersebut masih sangat sedikit yakni baru sekitar 100 orang lebih dari sekitar 1.800 tenaga kesehatan (Nakes) di Merauke.

‘’Untuk  booster kedua ini masih dikhususkan untuk Nakes. Untuk masyarakat umum belum,’’ kata  Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Merauke dr. Nevile R. Muskita, ketika ditemui media ini Kamis (15/9) lalu.

  Kendati booster keempat ini wajib bagi setiap Nakes untuk memperkuat imun tubuh terhadap Covid-19, namun lanjut Nevile R Muskita, kembali kepada Nakes. Sebab, pihaknya tidak bisa memaksakan.  ‘’Kembali kepada masing-masing Nakes. Kapan dia bisa mau menerima booster kedua tersebut,’’ jelasnya.

Baca Juga :  Hari Ketiga STQ XXVII, Para Qori dan Hafidz Mulai Berkompetisi

Di Kabupaten Merauke, pencapaian vaksinasi untuk dosis pertama dan dosis kedua hampir mencapai 100 persen dari yang ditargetkan sebelumnya. Untuk dosis pertama, ungkap Nevil sudah mencapai 99,2 persen, sementara dosis kedua sebanyak 97,9 persen. Sedangkan untuk dosis ketiga atau booster pertama barumencapai 18,7 persen.

‘’Untuk booster kedua ini memang baru mencapai 18,7 persen. Sebagian besar mereka yang melakukan vaksinasi dosis ketiga ini karena mau melakukan perjalanan keluar. Karena ketentuanya, bagi mereka yang sudah booster pertama, tidak perlu melakukan swab antigen lagi. Tapi, yang terpenting sebenarnya itu adalah untuk meningkatkan imun tubuh kita terhadap Covid-19. Kalau kita menyadari, seharusnya tanpa rencana melakukan perjalanan, maka tetap terima dosis ketiga untuk memperkuat imun tubuh kita,’’ terangnya.

Baca Juga :  Dinkes Genjot Vaksinasi di Papua

Disinggung soal ketersediaan vaksin Covid, Nevil  menjelaskan bahwa saat ini cukup tersedia. Namun diakuinya bahwa permintaan vaksin ke provinsi tersebut disesuaikan dengan kebutuhan. Sebab, vaksin ini mempunyai masa kadeluwarsa.

‘’Kita minta ke sana sesuai dengan kebutuhan. Jangan sampai kita minta banyak, tidak terpakai akhirnya dibuang karena sudah kadeluwarsa. Itu kita tidak mau,’’pungkasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya