Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Semua Pihak Harus Terlibat Kendalikan Inflasi

JAYAPURA – Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Muhammad Musa’ad menyampaikan, ada kemungkinan besar terjadi resesi ditahun 2023 mendatang, sebagaimana Bank Dunia dan Lembaga terkait sudah mengingatkan hal itu.

“Sehingga  menjadi dasar perhatian untuk semua pihak, termasuk di Indonesia untuk ikhtiar menghadapi situasi terburuk ketika terjadi resesi ekonomi di tahun 2023,” kata Musa’ad saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Menurut Musa’ad resesi bukan sesuatu yang baru, melainkan resesi sudah beberapa kali terjadi dan salah satu penyebabnya adalah meningkatnya inflasi. Hari ini, beberapa negara di dunia seperti negara di Eropa inflasinya mencapai 50 persen ke atas, sementara di Indonesia sendiri berada di 4,3 persen.

Baca Juga :  PLN Siapkan Pengamanan Listrik 5 Lapis di Stadion Manahan Solo

“Khusus Papua sendiri 7 persen dan angka ini mengalami naik turun. Kita masih bisa sedikit bersyukur bahwa kontribusi peningkatan inflasi belum terfokus pada  kebutuhan  kebutuhan pangan masyarakat,” terangnya.

Terkait dengan Resisi, Musa’ad menyampaikan tidak ada kata lain kecuali semua pihak terkait harus berusaha untuk bisa mengendalikan peningkatan inflasi. Ketika kebutuhan pokok tidak bisa dikendalikan, maka itu membahayakan dan bisa menjadi resesi, karenanya semua upaya sedang dan akan dilakukan untuk pencegahan itu.

Untuk mngatasi inflasi kata Musa’ad, Pemerintah bersama pihak terkait melakukan langkah  langkah seperti pasar murah dan lainnya. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Baca Juga :  Seharusnya Bicarakan Upaya Tindak Lanjut Penyelesaian Kasus HAM

“Ada prediksi Nataru kemungkinan permintaan akan barang meningkat, sehingga berpengaruh pada kenaikan harga barang. Ini menjadi antisipasi di semua tim pengendali  inflasi daerah, kita di Papua tidak hanya pemerintah Provinsi tetapi juga teman teman dari BI, Polda Papua, Kejaksaan dan pihak BUMN akan melakukan evaluasi untuk menentukan kebijakan tepat dalam rangka memastikan tingkat inflasi bisa dikendalikan,”Pungkasnya. (fia/gin)

JAYAPURA – Asisten Bidang Perekonomian dan Kesejahteraan Rakyat Setda Papua Muhammad Musa’ad menyampaikan, ada kemungkinan besar terjadi resesi ditahun 2023 mendatang, sebagaimana Bank Dunia dan Lembaga terkait sudah mengingatkan hal itu.

“Sehingga  menjadi dasar perhatian untuk semua pihak, termasuk di Indonesia untuk ikhtiar menghadapi situasi terburuk ketika terjadi resesi ekonomi di tahun 2023,” kata Musa’ad saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos.

Menurut Musa’ad resesi bukan sesuatu yang baru, melainkan resesi sudah beberapa kali terjadi dan salah satu penyebabnya adalah meningkatnya inflasi. Hari ini, beberapa negara di dunia seperti negara di Eropa inflasinya mencapai 50 persen ke atas, sementara di Indonesia sendiri berada di 4,3 persen.

Baca Juga :  Prediksi Jepang U-17 vs Argentina U-17, Nama Besar Dipertaruhkan di Bandung

“Khusus Papua sendiri 7 persen dan angka ini mengalami naik turun. Kita masih bisa sedikit bersyukur bahwa kontribusi peningkatan inflasi belum terfokus pada  kebutuhan  kebutuhan pangan masyarakat,” terangnya.

Terkait dengan Resisi, Musa’ad menyampaikan tidak ada kata lain kecuali semua pihak terkait harus berusaha untuk bisa mengendalikan peningkatan inflasi. Ketika kebutuhan pokok tidak bisa dikendalikan, maka itu membahayakan dan bisa menjadi resesi, karenanya semua upaya sedang dan akan dilakukan untuk pencegahan itu.

Untuk mngatasi inflasi kata Musa’ad, Pemerintah bersama pihak terkait melakukan langkah  langkah seperti pasar murah dan lainnya. Terlebih sebentar lagi akan memasuki Natal dan Tahun Baru (Nataru).

Baca Juga :  Pemprov Papua Maksimalkan Peran BLKI

“Ada prediksi Nataru kemungkinan permintaan akan barang meningkat, sehingga berpengaruh pada kenaikan harga barang. Ini menjadi antisipasi di semua tim pengendali  inflasi daerah, kita di Papua tidak hanya pemerintah Provinsi tetapi juga teman teman dari BI, Polda Papua, Kejaksaan dan pihak BUMN akan melakukan evaluasi untuk menentukan kebijakan tepat dalam rangka memastikan tingkat inflasi bisa dikendalikan,”Pungkasnya. (fia/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya