Saturday, April 27, 2024
25.7 C
Jayapura

Diharapkan Petani Perbaiki Pola Tanam Cabai

Luna V. Daimboa ( FOTO: Yohana/Cepos)

JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua mengimbau para petani untuk memperbaiki pola penanaman cabai rawit, guna menjaga ketersediaan stok cabai di Jayapura.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Luna V. Daimboa menjelaskan, melihat kondisi cabai rawit yang selalu menjadi komoditi penyumbang inflasi di Papua, membuat pihaknya cukup prihatin.

“Khusus untuk saat ini memang harga cabai rawit meningkat sampai Rp 150 ribu/kg. Selain stok cabai yang menipis akibat terkena penyakit cacar buah dikarenakan faktor cuaca. Tapi juga sering terjadi kesulitan cabai karena pola tanam petani yang dilakukan serentak,”ujarnya kepada Cenderawasih Pos, Kamis (25/3).

Baca Juga :  Ekonomi Biru  Berdampak Positif untuk Papua

Diakuinya, dengan kondisi tersebut,  pihaknya juga mengimbau para petani untuk ke depan tidak menanam cabai secara serentak, tetapi bertahap, sehingga ketika cabai pertama di panen masih ada panen selanjutnya.

“Selama ini kan pola penaman cabai selalu dilakukan serentak, bukan hanya cabai, tomat dan juga komoditi lain. Ini yang ingin kami ubah dari para petani agar ke depan musim panen bisa terus terjadi sepanjang tahun, diluar dari dampak faktor alam seperti cuaca dan sebagainya,” tambahnya.

Menurutnya, jika siklus tanam yang dibagi bergilir pastinya akan berhimbas pada musim panen yang juga nantinya akan mempengaruhi harga jual di masyarakat, yang pasti akan lebih terjangkau.(ana/ary)

Baca Juga :  Rakerkesda Merupakan Evaluasi Kegiatan Bidang Kesehatan
Luna V. Daimboa ( FOTO: Yohana/Cepos)

JAYAPURA – Pemerintah Provinsi Papua dalam hal ini Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua mengimbau para petani untuk memperbaiki pola penanaman cabai rawit, guna menjaga ketersediaan stok cabai di Jayapura.

Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan Pangan Provinsi Papua, Luna V. Daimboa menjelaskan, melihat kondisi cabai rawit yang selalu menjadi komoditi penyumbang inflasi di Papua, membuat pihaknya cukup prihatin.

“Khusus untuk saat ini memang harga cabai rawit meningkat sampai Rp 150 ribu/kg. Selain stok cabai yang menipis akibat terkena penyakit cacar buah dikarenakan faktor cuaca. Tapi juga sering terjadi kesulitan cabai karena pola tanam petani yang dilakukan serentak,”ujarnya kepada Cenderawasih Pos, Kamis (25/3).

Baca Juga :  Dua Faktor Mendasar Peningkatan Kasus Positif

Diakuinya, dengan kondisi tersebut,  pihaknya juga mengimbau para petani untuk ke depan tidak menanam cabai secara serentak, tetapi bertahap, sehingga ketika cabai pertama di panen masih ada panen selanjutnya.

“Selama ini kan pola penaman cabai selalu dilakukan serentak, bukan hanya cabai, tomat dan juga komoditi lain. Ini yang ingin kami ubah dari para petani agar ke depan musim panen bisa terus terjadi sepanjang tahun, diluar dari dampak faktor alam seperti cuaca dan sebagainya,” tambahnya.

Menurutnya, jika siklus tanam yang dibagi bergilir pastinya akan berhimbas pada musim panen yang juga nantinya akan mempengaruhi harga jual di masyarakat, yang pasti akan lebih terjangkau.(ana/ary)

Baca Juga :  Ekonomi Biru  Berdampak Positif untuk Papua

Berita Terbaru

Artikel Lainnya