Saturday, April 27, 2024
33.7 C
Jayapura

Ekonomi Biru  Berdampak Positif untuk Papua

JAYAPURA –  Peserta program pendidikan reguler angkatan 64 Tahun 2022 Lemhanas RI melaksanakan studi lapangan isu strategis nasional di daerah Papua. Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 Lemhanas RI diawali dengan kegiatan diskusi panel yang digelar di salah satu hotel di Jayapura, Selasa (23/8)

  Diskusi panel yang mengangkat topik Optimalisasi Implementasi Konsep Ekonomi Biru Guna Kesejahteraan Masyarakat Papua. Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhanas RI, Sugeng Santoso mengatakan, kegiatan diskusi panel untuk mendapatkan berbagai masukan terkait konsep ekonomi biru di Papua agar bisa lebih ditingkatkan lagi kedepannya.

  “Kegiatan diskusi panel ini dihadiri berbagai narasumber mulai dari akademisi, praktisi, pemerintahan dan unsur TNI/Polri,” kata Sugeng kepada wartawan

Baca Juga :  Masyarakat  Harus Tetap Tenang dan Tidak Terprovokasi

  Lanjutnya, para peserta nantinya akan mempelajari, menganalisis dan mengolah berbagai masukan yang diperoleh dalam kegiatan itu. Selanjutnya, para peserta akan membuat kajian dan hasilnya dilaporkan ke pimpinan Lemhanas.

  “Karena salah satu fungsi Lemhanas adalah membuat kajian yang disampaikan kepada pemerintah guna mengambil kebijakan demi meningkatkan ketahanan nasional,” ucapnya.

   Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal menilai jika konsep ekonomi biru ini berjalan akan banyak dampak positif yang diterima Papua, terutama dalam pemanfaatan ekosistem perairan yang tetap lestari.

  “Di samping itu juga, pemanfaatan sumber daya yang ada yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Iman.

Baca Juga :  Intruksi Mendagri Wajib Diterapkan Terkait Pelaksanaan PON Papua

  Menurut iman, pelaksanaan konsep ekonomi biru di Papua ini membutuhkan dukungan anggaran yang besar, apalagi wilayah perairan Papua itu sangat luas ditambah lagi kondisi geografis dan topografisnya yang beragam.

  “Yang paling dominan adalah dukungan anggaran, tapi faktor pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat juga mutlak dibutuhkan agar mereka bisa memahami pentingnya laut bagi kehidupan, karena laut bukan tempat sampah tapi sumber kehidupan bagi kita,” pungkasnya.(fia/tri)

JAYAPURA –  Peserta program pendidikan reguler angkatan 64 Tahun 2022 Lemhanas RI melaksanakan studi lapangan isu strategis nasional di daerah Papua. Peserta Program Pendidikan Reguler Angkatan (PPRA) 64 Lemhanas RI diawali dengan kegiatan diskusi panel yang digelar di salah satu hotel di Jayapura, Selasa (23/8)

  Diskusi panel yang mengangkat topik Optimalisasi Implementasi Konsep Ekonomi Biru Guna Kesejahteraan Masyarakat Papua. Deputi Pendidikan Pimpinan Tingkat Nasional Lemhanas RI, Sugeng Santoso mengatakan, kegiatan diskusi panel untuk mendapatkan berbagai masukan terkait konsep ekonomi biru di Papua agar bisa lebih ditingkatkan lagi kedepannya.

  “Kegiatan diskusi panel ini dihadiri berbagai narasumber mulai dari akademisi, praktisi, pemerintahan dan unsur TNI/Polri,” kata Sugeng kepada wartawan

Baca Juga :  Polisi Buru Para Pembantai Pekerja di Bintuni

  Lanjutnya, para peserta nantinya akan mempelajari, menganalisis dan mengolah berbagai masukan yang diperoleh dalam kegiatan itu. Selanjutnya, para peserta akan membuat kajian dan hasilnya dilaporkan ke pimpinan Lemhanas.

  “Karena salah satu fungsi Lemhanas adalah membuat kajian yang disampaikan kepada pemerintah guna mengambil kebijakan demi meningkatkan ketahanan nasional,” ucapnya.

   Sementara itu, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal menilai jika konsep ekonomi biru ini berjalan akan banyak dampak positif yang diterima Papua, terutama dalam pemanfaatan ekosistem perairan yang tetap lestari.

  “Di samping itu juga, pemanfaatan sumber daya yang ada yang dapat menjamin kesejahteraan masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Iman.

Baca Juga :  Penyelundupan BBM Ilegal ke Wamena Digagalkan

  Menurut iman, pelaksanaan konsep ekonomi biru di Papua ini membutuhkan dukungan anggaran yang besar, apalagi wilayah perairan Papua itu sangat luas ditambah lagi kondisi geografis dan topografisnya yang beragam.

  “Yang paling dominan adalah dukungan anggaran, tapi faktor pembinaan dan sosialisasi kepada masyarakat juga mutlak dibutuhkan agar mereka bisa memahami pentingnya laut bagi kehidupan, karena laut bukan tempat sampah tapi sumber kehidupan bagi kita,” pungkasnya.(fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya