Friday, April 26, 2024
29.7 C
Jayapura

Atasi Tiga Beban Ganda Masalah Gizi di Papua

JAYAPURA-Universitas Cenderawasih dan Unicef Kantor Perwakilan Papua-Papua Barat jalin kerjasama untuk mendukung Pemerintah Provinsi Papua dalam mengatasi tiga beban ganda masalah gizi pada anak, remaja dan perempuan di wilayah Papua.

  Kerjasama antara Pemerintah dan Kampus ternama di Provinsi Papua itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan langsung perwakilan dari Pemprov.

Robert Gass – Acting Representative Unicef  Indonesia mengapresiasi pemerintah Provinsi Papua dan Uncen, karena telah mengorganisir kegiatan yang sangat penting ini. Ia meyakini bahwa Uncen dan Unicef memiliki hubungan yang sangat lama di Papua.

  “Unicef sangat senang kerjasama dengan Uncen, Universitas yang ternama dan menjadi partner penting dari Pemerintah Provinsi Papua dalam mengimplementasikan program nasional percepatan pencegahan anak stunting,” kata Robert dalam acara yang diselenggarakan di Kantor Dinas Kominfo, Selasa (19/7).

  Ia menyebut, Indonesia mengalami tiga beban ganda malnutrisi dengan adanya permasalahan kekurangan gizi, kelebihan gizi dan kekurangan zat gizi mikro. Anak stunting merupakan bentuk yang paling banyak pada malnutrisi anak, mengakibatkan kurang lebih 7 juta anak di bawah usia 5 tahun, dan sekitar 2 juta anak yang mengalami gizi buruk.

Baca Juga :  Cerita Pemilu yang Telah Usai, Ada yang Coba Bermain Mata

  “Hampir setengah ibu hamil mengalami anemia dan 17 persen mengalami kekurangan energi kronik. Sementara itu, 1.9 juta anak mengalami obesitas,” terangnya

  Dimana data Provinsi Papua menunjukkan tantangan yang signifikan pada permasalahan gizi. 29.5 persen anak di bawah lima tahun juga mengalami stunting di Papua, dan 8.8 persen anak di bawah lima tahun mengalami gizi buruk. “Tidak hanya gizi kurang, kita mengalami beban tiga kali lipat permasalahan gizi,” tegasnya.

  Karena itu, kata Robert, kerjasama ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tiga beban ganda malnutrisi dengan meningkatkan kapasitas pemerintah provinsi papua dan kabupaten untuk membuat, mengimplementasikan dan memonitor layanan gizi spesifik dengan meningkatkan cakupan, kualitas, dan kesetaraan dari intervensi berbasis bukti untuk ibu hamil dan anak serta membangun ketahanan pangan dan gizi.

Baca Juga :  Jelang Nataru, Distributor dan Ritel akan Diawasi

  “Fokus spesifik kerjasama ini adalah untuk mendukung intervensi berbasis bukti melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk mencegah malnutrisi terhadap kelompok rentan seperti remaja, perempuan dan anak usia dini,” ucapnya

  Adapun yang menjadi fokus yakni pencegahan malnutrisi anak usia dini melalui perluasan program pemberian makan bayi dan anak, penguatan system informasi dan manajemen data dan komunikasi perubahan perilaku.

  Peningkatan parawatan anak gizi buruk dengan memastikan distrik mampu melakukan tatalaksana gizi buruk dan memastikan gizi untuk anak usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui melalui perluasan Pendidikan gizi dan komunikasi perubahan perilaku. (fia/tri)

JAYAPURA-Universitas Cenderawasih dan Unicef Kantor Perwakilan Papua-Papua Barat jalin kerjasama untuk mendukung Pemerintah Provinsi Papua dalam mengatasi tiga beban ganda masalah gizi pada anak, remaja dan perempuan di wilayah Papua.

  Kerjasama antara Pemerintah dan Kampus ternama di Provinsi Papua itu ditandai dengan penandatanganan nota kesepahaman yang disaksikan langsung perwakilan dari Pemprov.

Robert Gass – Acting Representative Unicef  Indonesia mengapresiasi pemerintah Provinsi Papua dan Uncen, karena telah mengorganisir kegiatan yang sangat penting ini. Ia meyakini bahwa Uncen dan Unicef memiliki hubungan yang sangat lama di Papua.

  “Unicef sangat senang kerjasama dengan Uncen, Universitas yang ternama dan menjadi partner penting dari Pemerintah Provinsi Papua dalam mengimplementasikan program nasional percepatan pencegahan anak stunting,” kata Robert dalam acara yang diselenggarakan di Kantor Dinas Kominfo, Selasa (19/7).

  Ia menyebut, Indonesia mengalami tiga beban ganda malnutrisi dengan adanya permasalahan kekurangan gizi, kelebihan gizi dan kekurangan zat gizi mikro. Anak stunting merupakan bentuk yang paling banyak pada malnutrisi anak, mengakibatkan kurang lebih 7 juta anak di bawah usia 5 tahun, dan sekitar 2 juta anak yang mengalami gizi buruk.

Baca Juga :  KKB Mengamuk di Distrik Serambakon, Klaim Kuasai Kampung Yapimakod

  “Hampir setengah ibu hamil mengalami anemia dan 17 persen mengalami kekurangan energi kronik. Sementara itu, 1.9 juta anak mengalami obesitas,” terangnya

  Dimana data Provinsi Papua menunjukkan tantangan yang signifikan pada permasalahan gizi. 29.5 persen anak di bawah lima tahun juga mengalami stunting di Papua, dan 8.8 persen anak di bawah lima tahun mengalami gizi buruk. “Tidak hanya gizi kurang, kita mengalami beban tiga kali lipat permasalahan gizi,” tegasnya.

  Karena itu, kata Robert, kerjasama ini bertujuan untuk mengatasi permasalahan tiga beban ganda malnutrisi dengan meningkatkan kapasitas pemerintah provinsi papua dan kabupaten untuk membuat, mengimplementasikan dan memonitor layanan gizi spesifik dengan meningkatkan cakupan, kualitas, dan kesetaraan dari intervensi berbasis bukti untuk ibu hamil dan anak serta membangun ketahanan pangan dan gizi.

Baca Juga :  ASO Migrasi Penyiaran dari Analog ke Digital Akhirnya Terlaksana

  “Fokus spesifik kerjasama ini adalah untuk mendukung intervensi berbasis bukti melalui pendidikan, penelitian dan pengabdian masyarakat untuk mencegah malnutrisi terhadap kelompok rentan seperti remaja, perempuan dan anak usia dini,” ucapnya

  Adapun yang menjadi fokus yakni pencegahan malnutrisi anak usia dini melalui perluasan program pemberian makan bayi dan anak, penguatan system informasi dan manajemen data dan komunikasi perubahan perilaku.

  Peningkatan parawatan anak gizi buruk dengan memastikan distrik mampu melakukan tatalaksana gizi buruk dan memastikan gizi untuk anak usia sekolah, remaja, ibu hamil dan ibu menyusui melalui perluasan Pendidikan gizi dan komunikasi perubahan perilaku. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya