Thursday, April 25, 2024
26.7 C
Jayapura

Satukan Persepsi Atlet Prioritas

Fredrik Sokoy  (FOTO: Erik / Cepos)

PON 2021 Papua

JAYAPURA – KONI Papua melalui tim Trisula KONI telah melakukan rapat koordinasi bersama 23 cabang olahraga yang melakukan TC terpusat di Jayapura. Rapat yang berlangsung selama 3 hari (14-16 Mei) di Kantor KONI itu, tim Trisula KONI Papua telah memiliki bayangan mengenai atlet prioritas dan atlet madya.

Ketua Trisula KONI Papua, Fredrik Sokoy mengatakan, sebelum menentukan mana atlet unggulan dan atlet madya. KONI melalui tim Trisula melibatkan cabang olahraga dan secara khusus para Pelatih setiap cabor.

“Yang kita lakukan, selain mereka diminta menyampaikan program yang sudah ditangani selama ini, mereka harus memiliki catatan prestasi. Kerena KONI telah membiayai selama 1 tahun lebih, mereka juga harus sudah bisa menawarkan atlet-atlet potensial dari 1 tahun mereka melakukan TC baik berjalan dan terpusat,” ungkap Sokoy kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Kantor KONI Papua, Sabtu (16/5).

Baca Juga :  Persipura Resmi Lepas Jacksen Tiago

Oleh karena itu, melalui rapat tersebut, KONI Papua ingin menyelaraskan data atlet unggulan yang dimiliki oleh KONI, Puslatprov dan Cabor.

“Kita ingin satu data, KONI, Puslatprov dan Cabor. Jangan sampai selama ini kita membiayai atlet padahal dia sudah tidak terdaftar di Cabor. Sehingga kita butuh konfirmasi ke Cabornya langsung,” ujarnya pria yang juga menjabat sebagai Ketua Binpres KONI Papua.

Selain itu, melalui rapat itu juga, KONI ingin menyampaikan secara langsung kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh KONI Papua dalam TC sentralisasi dan desentralisasi.

Dalam kesempatan itu, Sokoy menjelaskan kriteria mengenai atlet unggulan dan atlet madya. Menurutnya, atlet unggulan adalah atlet yang memiliki prestasi gemilang dalam dua tahun terakhir, baik single even dan multi even.

Baca Juga :  Perbasi Mimika Kirim 4 Atlet Ikut Seleksi Scouting Indonesia Patriots 

“Kemudian atlet yang masuk pelatnas, dan peraih medali di PON Jawa Barat. Dan atlet yang direkomendasi oleh Cabornya, karena kita tidak hanya menggunakan ukuran skala nasional, tapi juga catatan yang disampaikan oleh pelatih. Bahwa atletnya memiliki perkembangan yang cukup meningkat selama TC. Setelah catatan itu diberikan nanti kita akan verifikasi, bila masuk akal dan wajib masuk dalam atlet utama kita akan kategorikan atlet unggulan,” ujarnya.

“Tidak punya prestasi tapi punya potensi untuk mendapatkan prestasi kita tempatkan pada atlet madya. Kita sebut saja TC desentralisasi itu bisa di rumah, atau cabor mencari rumah kemudian latihan dari situ,” tandasnya. (eri/gin).

Fredrik Sokoy  (FOTO: Erik / Cepos)

PON 2021 Papua

JAYAPURA – KONI Papua melalui tim Trisula KONI telah melakukan rapat koordinasi bersama 23 cabang olahraga yang melakukan TC terpusat di Jayapura. Rapat yang berlangsung selama 3 hari (14-16 Mei) di Kantor KONI itu, tim Trisula KONI Papua telah memiliki bayangan mengenai atlet prioritas dan atlet madya.

Ketua Trisula KONI Papua, Fredrik Sokoy mengatakan, sebelum menentukan mana atlet unggulan dan atlet madya. KONI melalui tim Trisula melibatkan cabang olahraga dan secara khusus para Pelatih setiap cabor.

“Yang kita lakukan, selain mereka diminta menyampaikan program yang sudah ditangani selama ini, mereka harus memiliki catatan prestasi. Kerena KONI telah membiayai selama 1 tahun lebih, mereka juga harus sudah bisa menawarkan atlet-atlet potensial dari 1 tahun mereka melakukan TC baik berjalan dan terpusat,” ungkap Sokoy kepada Cenderawasih Pos saat ditemui di Kantor KONI Papua, Sabtu (16/5).

Baca Juga :  Buka Musorprov KONI, Gubernur Papua Minta Tingkatkan Prestasi

Oleh karena itu, melalui rapat tersebut, KONI Papua ingin menyelaraskan data atlet unggulan yang dimiliki oleh KONI, Puslatprov dan Cabor.

“Kita ingin satu data, KONI, Puslatprov dan Cabor. Jangan sampai selama ini kita membiayai atlet padahal dia sudah tidak terdaftar di Cabor. Sehingga kita butuh konfirmasi ke Cabornya langsung,” ujarnya pria yang juga menjabat sebagai Ketua Binpres KONI Papua.

Selain itu, melalui rapat itu juga, KONI ingin menyampaikan secara langsung kebijakan-kebijakan yang akan dilakukan oleh KONI Papua dalam TC sentralisasi dan desentralisasi.

Dalam kesempatan itu, Sokoy menjelaskan kriteria mengenai atlet unggulan dan atlet madya. Menurutnya, atlet unggulan adalah atlet yang memiliki prestasi gemilang dalam dua tahun terakhir, baik single even dan multi even.

Baca Juga :  Perbasi Mimika Kirim 4 Atlet Ikut Seleksi Scouting Indonesia Patriots 

“Kemudian atlet yang masuk pelatnas, dan peraih medali di PON Jawa Barat. Dan atlet yang direkomendasi oleh Cabornya, karena kita tidak hanya menggunakan ukuran skala nasional, tapi juga catatan yang disampaikan oleh pelatih. Bahwa atletnya memiliki perkembangan yang cukup meningkat selama TC. Setelah catatan itu diberikan nanti kita akan verifikasi, bila masuk akal dan wajib masuk dalam atlet utama kita akan kategorikan atlet unggulan,” ujarnya.

“Tidak punya prestasi tapi punya potensi untuk mendapatkan prestasi kita tempatkan pada atlet madya. Kita sebut saja TC desentralisasi itu bisa di rumah, atau cabor mencari rumah kemudian latihan dari situ,” tandasnya. (eri/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya