Tuesday, April 16, 2024
24.7 C
Jayapura

PON Diharapkan Munculkan Pemain Sekelas Boaz

Boaz Solossa (FOTO: Erik / Cepos)

Boaz Solossa

JAYAPURA – PON XVI tahun 2004 di Sumatera Selatan menjadi sejarah lahirnya si bocah ajaib, Boaz Solossa. Ia mulai mencuat ketika membela tim PON Papua pada gelaran PON 2004 di Sumatera Selatan. Saat itu Papua menjadi juara bersama dengan Jawa Timur.

Saat mengikuti PON ke-XVI tersebut, Boaz baru berumur 18 tahun. Ketajaman Boaz tak perlu diragukan lagi saat menjadi top skor PON XVI dengan 10 golnya. Bakatnya pun tercium oleh Peter White, pelatih timnas Indonesia kala itu. Ia kemudian turut serta dalam skuat timnas untuk Piala Tiger 2004. 

Berkat bakat alami yang ia miliki, Boaz berhasil mempersembahkan empat gelar juara, yakni Liga Indoensia 2005, Indonesia Super League 2009, 2011 dan 2013. Tak hanya mempersembahkan 4 trophy juara, di tahun 2009, 2011 dan 2013 Boaz juga mencatatkan tinta emas dengan hattrick pemain terbaik dan top skor.

Baca Juga :  Sepak Bola Putri Papua Tetap Intens Latihan di Tengah Pandemi

Sementara untuk PON XIX Jawa Barat 2016, menjadi milik Osvaldo Haay dan Febri Haryadi. Untuk Osvaldo Haay, ia menjadi andalan tim PON Papua. Namun sebelum ke PON, ia memang sudah sering dimainkan oleh Persipura di laga TSC 2016.

Keberhasilan Papua melaju ke semifinal berkat kerja keras Osvaldo di lini tengah. Namun, kiprah Papua harus terhenti di semifinal usai kalah 1-3 dari tuan rumah Jawa Barat. Osvaldo masih bisa memberikan kontribusi dalam perebutan medali perunggu melawan Sumsel

Tak semua pagelaran PON sukses mencetak pesepakbola handal. Namun PON XX 2021 Papua patut dinanti. Pasalnya kali ini Asprov Papua akan mengunakan format non pemain profesional.

Mantan asisten pelatih sepakbola PON XVI 2004, Nando Fairyo menilai, bahwa pemain yang kini ditempa dibawah asuhan Eduard Ivakdalam saat memiliki potensi untuk mengikuti jejak Boaz Solossa.

Baca Juga :  Futsal Papua Mulai TC Berjalan

“Sudah pasti ada yang bakal muncul di era PON berikutnya, yang penting latihan dengan penuh semangat dan dengar-dengaran pada setiap instruksi pelatih,” ungkap Nando kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Senin (11/5).

Menurut Nando, menjadi tim juara atau pemain berbakat tak semuda kembalikan telak tangan. Oleh karena itu, menurut Nando, kedepan nya tim sepakbola PON Papua harus diberikan kesempatan menjajal kontestan Liga 1, bahkan tim luar negeri.

“Yang penting tim ini bisa mendapat kesempatan hadapi Persipura dan tim luar negeri untuk perkuat mental pemain. Waktu tim kami juara, kami lewati hampir 70 kali uji coba termasuk ke Australia,” tandasnya. (eri/giin).

Boaz Solossa (FOTO: Erik / Cepos)

Boaz Solossa

JAYAPURA – PON XVI tahun 2004 di Sumatera Selatan menjadi sejarah lahirnya si bocah ajaib, Boaz Solossa. Ia mulai mencuat ketika membela tim PON Papua pada gelaran PON 2004 di Sumatera Selatan. Saat itu Papua menjadi juara bersama dengan Jawa Timur.

Saat mengikuti PON ke-XVI tersebut, Boaz baru berumur 18 tahun. Ketajaman Boaz tak perlu diragukan lagi saat menjadi top skor PON XVI dengan 10 golnya. Bakatnya pun tercium oleh Peter White, pelatih timnas Indonesia kala itu. Ia kemudian turut serta dalam skuat timnas untuk Piala Tiger 2004. 

Berkat bakat alami yang ia miliki, Boaz berhasil mempersembahkan empat gelar juara, yakni Liga Indoensia 2005, Indonesia Super League 2009, 2011 dan 2013. Tak hanya mempersembahkan 4 trophy juara, di tahun 2009, 2011 dan 2013 Boaz juga mencatatkan tinta emas dengan hattrick pemain terbaik dan top skor.

Baca Juga :  Belum Ada Calon Pengurus Asprov PSSI Papua Selatan Mendaftar

Sementara untuk PON XIX Jawa Barat 2016, menjadi milik Osvaldo Haay dan Febri Haryadi. Untuk Osvaldo Haay, ia menjadi andalan tim PON Papua. Namun sebelum ke PON, ia memang sudah sering dimainkan oleh Persipura di laga TSC 2016.

Keberhasilan Papua melaju ke semifinal berkat kerja keras Osvaldo di lini tengah. Namun, kiprah Papua harus terhenti di semifinal usai kalah 1-3 dari tuan rumah Jawa Barat. Osvaldo masih bisa memberikan kontribusi dalam perebutan medali perunggu melawan Sumsel

Tak semua pagelaran PON sukses mencetak pesepakbola handal. Namun PON XX 2021 Papua patut dinanti. Pasalnya kali ini Asprov Papua akan mengunakan format non pemain profesional.

Mantan asisten pelatih sepakbola PON XVI 2004, Nando Fairyo menilai, bahwa pemain yang kini ditempa dibawah asuhan Eduard Ivakdalam saat memiliki potensi untuk mengikuti jejak Boaz Solossa.

Baca Juga :  Kongres Luar Biasa Asprov PSSI Papua Selatan Segera Dihelat 

“Sudah pasti ada yang bakal muncul di era PON berikutnya, yang penting latihan dengan penuh semangat dan dengar-dengaran pada setiap instruksi pelatih,” ungkap Nando kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Senin (11/5).

Menurut Nando, menjadi tim juara atau pemain berbakat tak semuda kembalikan telak tangan. Oleh karena itu, menurut Nando, kedepan nya tim sepakbola PON Papua harus diberikan kesempatan menjajal kontestan Liga 1, bahkan tim luar negeri.

“Yang penting tim ini bisa mendapat kesempatan hadapi Persipura dan tim luar negeri untuk perkuat mental pemain. Waktu tim kami juara, kami lewati hampir 70 kali uji coba termasuk ke Australia,” tandasnya. (eri/giin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya