Saturday, April 20, 2024
24.7 C
Jayapura

PON Ditunda, Gulat Siapkan Materi Latihan Baru

Atlet Gulat Papua saat melakukan latihan di arena gulat Stadion Mandala Jayapura, Jumat (24/4). (FOTO: Baransano for Cepos)

JAYAPURA – Asisten pelatih cabang olahraga Gulat PON Papua, Lisyard Baransano mengapresiasi penundaan PON XX Papua hingga bulan Oktober 2021 di tengah Pandemi Covid-19. 

Menurutnya, penundaan memberikan banyak keuntungan bagi Papua sebagai tuan rumah. Selain dari sisi progres venue, penundaan juga memberikan kesempatan kepada panitia pelaksanaan untuk terus berbenah.

Dari segi persiapan atlet, Baransano mengaku berdampak besar. Menurutnya, program latihan mereka harus berubah dengan penundaan PON selama satu tahun lebih atau 18 bulan. 

“Penundaan PON ini, terlepas dari pandemi Covid-19, secara umum mempengaruhi semuanya. Mungkin infrastruktur ada baiknya dengan penundaan ini, agar bisa dikerjakan dengan baik tanpa tergesah-gesah agar kualitasnya baik,” ungkap Baransano kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (24/4).

Baca Juga :  Prediksi Messi akan Menangi Gelar Ballon d'Or ke-8

Selain itu, Baransano juga berharap KONI dapat memikir ulang bila ingin merumahkan atlet akibat penundaan PON. Pasalnya ia mengaku ketika atlet mereka melakoni latihan secara mandiri dari rumah akan sangat berdampak pada performa atlet mereka saat ini.

“Kalau bisa KONI dan Puslatprov jangan sampai memulangkan atlit, karena akan berdampak pada kondisi atlit seketika kembali di rumahkan nanti. Kalaupun dipulangkan dan diberikan program oleh pelatih tetapi kami yakin bahwa atlit tersebut tidak akan serius atau akan terganggu di rumah,” ujarnya.

“Misalkan waktu istirahat yang tidak teratur, makan dan minum yang mungkin juga tidak teratur, dan bisa berimbas pada atlit tersebut akan kembali ke titik rendah lagi,” sambungnya.

Baca Juga :  Pertandingan Pertama, Tunjukkan Taring

Walaupun nantinya memang harus dirumahkan, kata Baransano, mereka tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memantau perkembangan atletnya selama menjalani latihan mandiri di rumah masing-masing.

“Tetapi jika memang harus dirumahkan mungkin kami pelatih masih bisa pantau laporan latihan mereka lewat vidio latihan mereka. Tapi yang jelas tidak akan maksimal,” tandasnya. (eri/gin).

Atlet Gulat Papua saat melakukan latihan di arena gulat Stadion Mandala Jayapura, Jumat (24/4). (FOTO: Baransano for Cepos)

JAYAPURA – Asisten pelatih cabang olahraga Gulat PON Papua, Lisyard Baransano mengapresiasi penundaan PON XX Papua hingga bulan Oktober 2021 di tengah Pandemi Covid-19. 

Menurutnya, penundaan memberikan banyak keuntungan bagi Papua sebagai tuan rumah. Selain dari sisi progres venue, penundaan juga memberikan kesempatan kepada panitia pelaksanaan untuk terus berbenah.

Dari segi persiapan atlet, Baransano mengaku berdampak besar. Menurutnya, program latihan mereka harus berubah dengan penundaan PON selama satu tahun lebih atau 18 bulan. 

“Penundaan PON ini, terlepas dari pandemi Covid-19, secara umum mempengaruhi semuanya. Mungkin infrastruktur ada baiknya dengan penundaan ini, agar bisa dikerjakan dengan baik tanpa tergesah-gesah agar kualitasnya baik,” ungkap Baransano kepada Cenderawasih Pos saat dihubungi via telepon selulernya, Jumat (24/4).

Baca Juga :  Soal Target Persiker, Ortizan Solossa Fokus Persiapan Tim

Selain itu, Baransano juga berharap KONI dapat memikir ulang bila ingin merumahkan atlet akibat penundaan PON. Pasalnya ia mengaku ketika atlet mereka melakoni latihan secara mandiri dari rumah akan sangat berdampak pada performa atlet mereka saat ini.

“Kalau bisa KONI dan Puslatprov jangan sampai memulangkan atlit, karena akan berdampak pada kondisi atlit seketika kembali di rumahkan nanti. Kalaupun dipulangkan dan diberikan program oleh pelatih tetapi kami yakin bahwa atlit tersebut tidak akan serius atau akan terganggu di rumah,” ujarnya.

“Misalkan waktu istirahat yang tidak teratur, makan dan minum yang mungkin juga tidak teratur, dan bisa berimbas pada atlit tersebut akan kembali ke titik rendah lagi,” sambungnya.

Baca Juga :  Kembali ke Jersey Merah Hitam

Walaupun nantinya memang harus dirumahkan, kata Baransano, mereka tetap akan berusaha semaksimal mungkin untuk memantau perkembangan atletnya selama menjalani latihan mandiri di rumah masing-masing.

“Tetapi jika memang harus dirumahkan mungkin kami pelatih masih bisa pantau laporan latihan mereka lewat vidio latihan mereka. Tapi yang jelas tidak akan maksimal,” tandasnya. (eri/gin).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya