JAKARTA-Kekerasan bersenjata yang dilakukan kelompok separatis teroris (KST) di Papua terus menggerus kedaulatan. Setiap tahun kekerasan bersenjata itu berulang dan tidak ada tanda berhenti. Sama seperti nasib Pilot Susi Air Philip Mark yang juga tak kunjung jelas. Pemerintah Indonesia diminta menangani KST lebih total, tidak sekedar bertumpu kepada aparat keamanan.
Pengamat Terorisme asal Aceh Al Chaidar Abdurrahman Puteh menuturkan, pemerintah Indonesia tidak dan belum juga mau belajar dari darurat militer di Aceh. Bahwa pendekatan militer dan keamanan yang semacam ini tidak akan mampu menuntaskan kekerasan bersenjata yang berkelindan dengan separatisme.
”Apalagi, ini sama sekali tidak diserahkan ke militer. Setengah-setengah semua,” terangnya.
Sepuluh tahun pemerintahan Presiden Jokowi pun tidak menunjukkan adanya penyelesaian masalah. Jokowi memang sering kali ke Papua, tapi nyatanya masalah KST tetap terjadi. ”Ini menjadi kesan seakan-akan Papua mau dilepas,” tuturnya.
Jangan sampai ada pemikiran bahwa bila Habibie bisa melepaskan Timor Timur, maka mengapa tidak Jokowi melepaskan Papua. ”Apa pemerintah Jokowi berpikir demikian,” terangnya dihubungi Jawa Pos kemarin.