Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Mau Berusaha, Jangan Hanya Berharap Bantuan Modal dari Pemerintah 

MERAUKE- Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Merauke Thomas Kimko, S.STP meminta kepada masyarakat yang baru memulai suatu usaha agar tidak terlalu menggantungkan modal usaha dari pemerintah untuk memulai suatu usaha.

Namun harus diawali  dengan niat dan usaha sendiri lebih dulu, baru usaha tersebut bisa sukses kedepannya.  Sebab, jika mengharapkan modal usaha dari pemerintah, maka usaha tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan.

‘’Saya mau sampaikan, terutama kita orang asli Papua bahwa kalau mau buka usaha, jangan  terlalu mengharapkan modal usaha dari pemerintah. Mengapa, karena kita tidak akan melaksanakan 100 persen.

Kecuali kalau kita sudah berjuang sendiri, usaha kita sudah mulai bertumbuh kemudian ada suntikan bantuan dari pemerintah, ya syukur. Jadi jangan pernah berharap kita melulu bantuan dair pemerintah. Percaya atau tidak, saya jamin tidak akan bertahan lama,’’ kata Thomas Kimko saat memberikan materi pada Digital Entrepreneurship Akademy  dengan tema cerdas menabung untuk Ibu Rumah Tangga yang diikuti mama-mama Papua di swissbelHotel Merauke, Jumat (19/8).

Baca Juga :  Pelaku Pembunuhan IRT Mengarah ke Suami Korban

   Thomas Kimko yang juga salah satu pengusaha peternak ayam petelur di Merauke ini membagikan pengalamannya, bagaimana memulai untuk usaha peternak ayam hingga sekarang ini menjadi Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur di Merauke ini.

Menurutnya, saat memulai usaha tersebut dengan 500 ekor ayam, dirinya  betul-betul tidur dengan ayam. Ini dilakukan karena anak ayam sangat sensitif dengan cuaca. Terlalu panas bisa mati. Terlalu dingin ayam bisa mati. Lampu mati ayam bisa mati dan lampu terlalu terang ayam juga bisa mati.

’Sampai-sampai istri saya kalah itu suruh saya memilih ayam atau dia,’’ katanya.

Selain itu, lanjut dia, ketika mau usaha maka harus ditanamnkan dalam hati dan siap menerima resiko dari usaha yang dilakukan tersebut. Dan ketika usaha tersebut gagal, maka jangan langsung berhenti. Tapi harus kembali dilakukan. ‘’Harus siap menerima resiko ketika gagal. Karena namanya setiap usaha, pasti ada resikonya,’’ jelasnya. Selain itu juga memiliki kemitraan.

Baca Juga :  Disnakerindag Tertibkan Pedagang Pinang

Sebagai orang Timur, sifat kekeluarganya sangat tinggi. Iapun menceritanya saat memulai usaha beternak ayam petelur tersebut. Saat itu, jelas Thomas Kimko, dirinya menyampaikan kepada istrinya bahwa kalau mau makan telur maka harus beli.

‘’Istri bilang eh bapak itu kita punya telur ayam. Tapi saya sampaikan, tetap harus beli kalau makan telur. Kalau selama ini beli Rp 70.000 atau Rp 75.000/rak, maka saya sampaikan ke istri untuk beli sama dengan harga itu. Istri saya sampaian mengapa  harus begitu ya,”ujarnya panjng lebar.

Menurut  Thomas Kimko, bon atau utang tidak jadi masalah apabila modal sudah kuat. Tapi jika baru memulai usaha dengan modal yang tipis dan harus kredit ke bank, maka usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan bisa bangkrut. ‘’Jadi buang yang namanya sosial. Jadi kunci keberhasilan kita harus berani yang namanya sosial. Boleh sosial tapi disisihkan dari keuntungan. Nanti dari yang disisihkan itu baru pakai bantu keluarga,’’ tandasnya. (ulo/tho)

MERAUKE- Kepala Dinas Komunikasi dan Informasi Kabupaten Merauke Thomas Kimko, S.STP meminta kepada masyarakat yang baru memulai suatu usaha agar tidak terlalu menggantungkan modal usaha dari pemerintah untuk memulai suatu usaha.

Namun harus diawali  dengan niat dan usaha sendiri lebih dulu, baru usaha tersebut bisa sukses kedepannya.  Sebab, jika mengharapkan modal usaha dari pemerintah, maka usaha tersebut tidak sepenuhnya dilaksanakan.

‘’Saya mau sampaikan, terutama kita orang asli Papua bahwa kalau mau buka usaha, jangan  terlalu mengharapkan modal usaha dari pemerintah. Mengapa, karena kita tidak akan melaksanakan 100 persen.

Kecuali kalau kita sudah berjuang sendiri, usaha kita sudah mulai bertumbuh kemudian ada suntikan bantuan dari pemerintah, ya syukur. Jadi jangan pernah berharap kita melulu bantuan dair pemerintah. Percaya atau tidak, saya jamin tidak akan bertahan lama,’’ kata Thomas Kimko saat memberikan materi pada Digital Entrepreneurship Akademy  dengan tema cerdas menabung untuk Ibu Rumah Tangga yang diikuti mama-mama Papua di swissbelHotel Merauke, Jumat (19/8).

Baca Juga :  Momentum Kolaboratif Memajukan Negeri 

   Thomas Kimko yang juga salah satu pengusaha peternak ayam petelur di Merauke ini membagikan pengalamannya, bagaimana memulai untuk usaha peternak ayam hingga sekarang ini menjadi Ketua Asosiasi Peternak Ayam Petelur di Merauke ini.

Menurutnya, saat memulai usaha tersebut dengan 500 ekor ayam, dirinya  betul-betul tidur dengan ayam. Ini dilakukan karena anak ayam sangat sensitif dengan cuaca. Terlalu panas bisa mati. Terlalu dingin ayam bisa mati. Lampu mati ayam bisa mati dan lampu terlalu terang ayam juga bisa mati.

’Sampai-sampai istri saya kalah itu suruh saya memilih ayam atau dia,’’ katanya.

Selain itu, lanjut dia, ketika mau usaha maka harus ditanamnkan dalam hati dan siap menerima resiko dari usaha yang dilakukan tersebut. Dan ketika usaha tersebut gagal, maka jangan langsung berhenti. Tapi harus kembali dilakukan. ‘’Harus siap menerima resiko ketika gagal. Karena namanya setiap usaha, pasti ada resikonya,’’ jelasnya. Selain itu juga memiliki kemitraan.

Baca Juga :  POMAL Masih Lakukan Penyelidikan

Sebagai orang Timur, sifat kekeluarganya sangat tinggi. Iapun menceritanya saat memulai usaha beternak ayam petelur tersebut. Saat itu, jelas Thomas Kimko, dirinya menyampaikan kepada istrinya bahwa kalau mau makan telur maka harus beli.

‘’Istri bilang eh bapak itu kita punya telur ayam. Tapi saya sampaikan, tetap harus beli kalau makan telur. Kalau selama ini beli Rp 70.000 atau Rp 75.000/rak, maka saya sampaikan ke istri untuk beli sama dengan harga itu. Istri saya sampaian mengapa  harus begitu ya,”ujarnya panjng lebar.

Menurut  Thomas Kimko, bon atau utang tidak jadi masalah apabila modal sudah kuat. Tapi jika baru memulai usaha dengan modal yang tipis dan harus kredit ke bank, maka usaha tersebut tidak akan berkembang bahkan bisa bangkrut. ‘’Jadi buang yang namanya sosial. Jadi kunci keberhasilan kita harus berani yang namanya sosial. Boleh sosial tapi disisihkan dari keuntungan. Nanti dari yang disisihkan itu baru pakai bantu keluarga,’’ tandasnya. (ulo/tho)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya