Friday, April 26, 2024
25.7 C
Jayapura

KST Klaim Dua Senjata Rampasan Dibawa Menuju Nduga

JAKARTA-Pembunuhan keji terhadap anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen dipastikan ulah kelompok separatis teroris (KST).

Kelompok tersebut telah mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut serta perampasan dua senjata jenis AK 101 dan SSG08. Kedua senjata itu sedang dikirim dari Distrik Napua ke Nduga.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan bahwa manajemen markas pusat TPNPB-OPM telah mendapatkan laporan lapangan bahwa pembunuhan terhadap Bripda Diego memang dilakukan anggotanya di lapangan. “Benar,” tuturnya.

Menurutnya, pembunuhan tersebut dilakukan pasukan TPNPB-OPM Kodap II Nduga pimpinan Egianus Kogeya. Pembunuhan dilakukan dengan menggunakan senjata tajam. “Anak buah Egianus Kogeya yang melakukan pembacokan,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Baca Juga :  Ketua MRP: Biarkan Anak-anak Negeri ini Memenuhi Parlemen di Tanah Papua

Setelah melakukan pembacokan n, lanjutnya, dua senjata juga dirampas dari anggota Brimob tersebut. Kedua senjata tersebut sedang dibawa dari Distrik Napua, Jayawijaya ke Nduga. “Kami bawa ke Nduga,” terangnya.

Karena itu, TPNPB-OPM meminta Polri dan TNI untuk tidak melakukan penyisiran dan penggeledahan di rumah warga sipil. Karena penggeledahan di rumah masyarakat itu justru mengganggu.”Kejar kami saja,” tegasnya.

Bahkan, Sebby membocorkan posisi anggotanya yang sedang membawa kedua senjata rampasan itu. Anggota TPNPB-OPM yang membawa senjata berada di Jalan Besar Habema, Nduga. “AnggotaTPNPB-OPM sudah berada di jalan itu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, kalau polisi mau mengejar tentunya harus menanggung risikonya. “Kalau mengejar tentu kami siap melawan dan sebaiknya pamitan ke anak istri dulu,” tuturnya.

Baca Juga :  Fahri Hamzah Unggah Foto Prabowo-Gibran jadi Capres-Cawapres 2024

Karena TPNPB-OPM akan langsung menembak mati bila menemukan anggota Polri dan TNI. Apalagi, senjata sniper sudah ada di TPNPB-OPM. “Egianus Kogeya perintahkan tembak mati,” jelasnya.

Sebby juga menyinggung soal pemekaran di Papua. Menurutnya, TPNPB-OPM menolak pemekaran di Papua dengan risiko apapun. “Kalau memaksakan pemekaran, TPNPB-OPM akan masuk ke Wamena dan berperang,” ujarnya.
Sebelumnya, Polda Papua membeberkan ada anggota Brimob yang meninggal karena penganiayaan di Napua. Setelah penganiayaan tersebut, dua senjata api juga dirampas.
Insiden tersebut terjadi saat Danki Brimob Yon D Wamena AKP R dan Bripda Diego membantu warga untuk menembak hewan ternaknya. Bripda Diego dianiaya sesaat setelah menjalankan tugas. (idr/JPG)

JAKARTA-Pembunuhan keji terhadap anggota Brimob Bripda Diego Rumaropen dipastikan ulah kelompok separatis teroris (KST).

Kelompok tersebut telah mengakui bertanggung jawab atas pembunuhan tersebut serta perampasan dua senjata jenis AK 101 dan SSG08. Kedua senjata itu sedang dikirim dari Distrik Napua ke Nduga.

Juru Bicara Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat- Organisasi Papua Merdeka (TPNPB-OPM) Sebby Sambom mengatakan bahwa manajemen markas pusat TPNPB-OPM telah mendapatkan laporan lapangan bahwa pembunuhan terhadap Bripda Diego memang dilakukan anggotanya di lapangan. “Benar,” tuturnya.

Menurutnya, pembunuhan tersebut dilakukan pasukan TPNPB-OPM Kodap II Nduga pimpinan Egianus Kogeya. Pembunuhan dilakukan dengan menggunakan senjata tajam. “Anak buah Egianus Kogeya yang melakukan pembacokan,” jelasnya dalam keterangan tertulisnya kemarin.

Baca Juga :  Jumlah Perawat di Tanah Papua Mencukupi, Tapi Belum Merata

Setelah melakukan pembacokan n, lanjutnya, dua senjata juga dirampas dari anggota Brimob tersebut. Kedua senjata tersebut sedang dibawa dari Distrik Napua, Jayawijaya ke Nduga. “Kami bawa ke Nduga,” terangnya.

Karena itu, TPNPB-OPM meminta Polri dan TNI untuk tidak melakukan penyisiran dan penggeledahan di rumah warga sipil. Karena penggeledahan di rumah masyarakat itu justru mengganggu.”Kejar kami saja,” tegasnya.

Bahkan, Sebby membocorkan posisi anggotanya yang sedang membawa kedua senjata rampasan itu. Anggota TPNPB-OPM yang membawa senjata berada di Jalan Besar Habema, Nduga. “AnggotaTPNPB-OPM sudah berada di jalan itu,” ungkapnya.
Dia menjelaskan, kalau polisi mau mengejar tentunya harus menanggung risikonya. “Kalau mengejar tentu kami siap melawan dan sebaiknya pamitan ke anak istri dulu,” tuturnya.

Baca Juga :  Respon Baik Kominfo Papua UMKM Masuk Pasar Digital

Karena TPNPB-OPM akan langsung menembak mati bila menemukan anggota Polri dan TNI. Apalagi, senjata sniper sudah ada di TPNPB-OPM. “Egianus Kogeya perintahkan tembak mati,” jelasnya.

Sebby juga menyinggung soal pemekaran di Papua. Menurutnya, TPNPB-OPM menolak pemekaran di Papua dengan risiko apapun. “Kalau memaksakan pemekaran, TPNPB-OPM akan masuk ke Wamena dan berperang,” ujarnya.
Sebelumnya, Polda Papua membeberkan ada anggota Brimob yang meninggal karena penganiayaan di Napua. Setelah penganiayaan tersebut, dua senjata api juga dirampas.
Insiden tersebut terjadi saat Danki Brimob Yon D Wamena AKP R dan Bripda Diego membantu warga untuk menembak hewan ternaknya. Bripda Diego dianiaya sesaat setelah menjalankan tugas. (idr/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya