Monday, November 17, 2025
29.8 C
Jayapura

Ada Rp 300 Miliar Insentif untuk Daerah yang Berhasil Turunkan Angka Stunting

Dalam sambutannya Gubernur Sumbar Mahyeldi menekankan dampak merugikan dari stunting, tidak hanya bagi kesehatan anak tetapi juga bagi produktivitas ekonomi.“Penderita stunting pada anak dapat mengakibatkan perkembangan sel otak yang tidak optimal, sehingga menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,” ujarnya.

Penurunan stunting ini selaras dengan Misi ke-1 RPJMD Pemprov Sumbar 2025-2029, yaitu mewujudkan pendidikan yang merata dan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, program ini juga sejalan dengan AstaCita ke-4 dari Visi Indonesia Emas 2045, yang berfokus pada penguatan sumber daya manusia dan kesehatan.Gubernur memaparkan prevalensi stunting di Sumbar justru meningkat menjadi 24,9 persen pada tahun 2024, naik 1,3 persen dari tahun 2023.

Baca Juga :  Tekan Kasus Stunting, ini yang Dilakukan DP3AKB Kabupaten Puncak

Angka ini berbeda dengan prevalensi wasting (gizi kurang) yang turun dari 9,3 persen menjadi 7 persen pada periode yang sama. Peningkatan ini terjadi di saat prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen pada tahun 2024. (lyn/ttg/jpg/ant)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Dalam sambutannya Gubernur Sumbar Mahyeldi menekankan dampak merugikan dari stunting, tidak hanya bagi kesehatan anak tetapi juga bagi produktivitas ekonomi.“Penderita stunting pada anak dapat mengakibatkan perkembangan sel otak yang tidak optimal, sehingga menurunkan produktivitas dan menghambat pertumbuhan ekonomi dalam jangka panjang,” ujarnya.

Penurunan stunting ini selaras dengan Misi ke-1 RPJMD Pemprov Sumbar 2025-2029, yaitu mewujudkan pendidikan yang merata dan kesehatan yang berkualitas. Selain itu, program ini juga sejalan dengan AstaCita ke-4 dari Visi Indonesia Emas 2045, yang berfokus pada penguatan sumber daya manusia dan kesehatan.Gubernur memaparkan prevalensi stunting di Sumbar justru meningkat menjadi 24,9 persen pada tahun 2024, naik 1,3 persen dari tahun 2023.

Baca Juga :  Pengoperasi Rumah Saklit Kimaam Masih Tunggu Izin Kemenkes

Angka ini berbeda dengan prevalensi wasting (gizi kurang) yang turun dari 9,3 persen menjadi 7 persen pada periode yang sama. Peningkatan ini terjadi di saat prevalensi stunting nasional turun menjadi 19,8 persen pada tahun 2024. (lyn/ttg/jpg/ant)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya