Monday, April 29, 2024
26.7 C
Jayapura

Waspada Dua Minggu Kedepan

RSDC Wisma Atlet Bersiap Untuk Lonjakan Kasus

JAKARTA, Jawa Pos-Satgas Covid-19 kini memonitor ketat peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir seiring dengan menyebarnya sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di tanah air.

”Penyebab kenaikan kasus penting untuk diperhatikan setidaknya 2 minggu kedepan. Karena perlu waktu melihat dampak dari sebuah kejadian atau faktor penyebab kenaikan kasus,” kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kemarin (14/6).

Wiku mengungkapkan, kenaikan kasus mingguan di tanah air cukup signifikan. Pada akhir Mei lalu, tercatat total 1.800 kasus mingguan. Kemudian meningkat menjadi 3.600 kasus pada minggu pertama bulan Juni lalu. Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 pada akhir Mei menjadi 4.900 per 13 Juni kemarin.

“Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kenaikan kasus. Ini perlu menjadi perhatian,” tambah Wiku.

Setidaknya ada beberapa dugaan tentang penyebab kenaikan kasus ini kata Wiku. Pertama adalah mobilitas penduduk yang semakin tinggi, interaksi antar masyarakat. Kemudian kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang yang dilaksanakan baru-baru ini. Kemudian kedisiplinan prokes juga sudah mulai longgar.

Selain itu kata Wiku faktor penyebaran Sub Varian baru BA.4 dan BA.5 juga bisa menjadi faktor peningkatan. Hingga saat ini BA.4  dilaporkan sudah menyebar di 61 negara melalui 7.524 sekuens (urutan) virus yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuen paling banyak berada Afrika selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel.

Sementara BA.5, telah teridentifikasi di 65 negara dengan total 10.442 sekuens dilaporkan pada GISAID. Terbanyak berada di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.

Baca Juga :  KPK Sarankan Bansos Dalam Bentuk Tunai

Sementara karakteristik dua varian ini memiliki penyebaran lebih cepat serta mampu menembus imun tubuh meskipun sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. “Tapi tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Menurut ECDC peluang penularan dua sub varian ini lebih rendah pada mereka yang sudah divaksin,” jelas Wiku.

Sementara itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa sub varian BA.4 dan BA.5 telah didaftarkan oleh ECDC sebagai variant of concern (VOC) sejak 12 Mei 2022 lalu.

Yoga menjelaskan, penularan BA.4 dan BA.5 di Indonesia dimulai dari laporan 4 kasus di Bali. Kemudian tambahan 4 kasus lagi di Jakarta sehingga menjadi total 8 orang. Namun pada Senin (13/6) Kemenkes telah mengkonfirmasi 12 kasus lagi yang sedang dianalisa. ”Jadi dalam beberapa hari sudah menjadi 20 dari 4 orang awalnya, naik 5 kali lipat,” kata Yoga.

Menurut ECDC kata Yoga, dua sub varian ini bakalan menjadi sebaran dominan di Eropa dalam minggu-minggu mendatang. Meskipun secara umum belum ada laporan peningkatan keparahan dari BA4. Dan BA.5 ini, Namun tetap harus diwaspadai peningkatan hospitalisasi (dan ICU) pada mereka yang berusia di atas 60 atau 65 tahun

RSDC Wisma Atlet Kemayoran Bersiap Antisipasi Lonjakan Kasus Baru Covid-19

Di sisi lain, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat sudah mulai bersiap diri mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19. Sampai kemarin, jumlah total pasien yang mereka rawat sebanyak 43 orang. ”Sebagian besar dari pelaku perjalanan luar negeri,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI Budiman kemarin. Angka tersebut berada jauh di bawah daya tampung maksimal rumah sakit yang dia kelola.

Baca Juga :  Irjen Pol Teddy Minahasa Dituntut Hukuman Mati

Munculnya kasus baru yang terkonfirmasi sebagai BA.4 dan BA.5 di Indonesia, lanjut Budiman, turut mendorong RSDC WisMa Atlet Kemayoran menyiapkan dua tower dengan kapasitas 3.801 pasien. ”Walaupun beberapa waktu ke belakang jumlah pasien yang dirawat di RSDC sangat sedikit. Tapi, kami tetap disiapkan oleh pemerintah untuk berjaga-jaga,” jelas dia. Meski begitu, pihaknya cukup optimistis bahwa efek kemunculan BA.4 dan BA.5 tidak akan terlalu parah.

Budiman menyebutkan bahwa kedua subvarian baru tersebut merupakan turunan varian Omicron. ”Yang ternyata tidak signifikan menimbulkan gejala yang berat,” imbuhnya. Namun demikian, masyarakat tetap harus hati-hati dan waspada. Khususnya yang belum melaksanakan vaksinasi secara lengkap sampai suntikan ketiga. ”Vaksin booster kenapa sangat penting, karena sangat ampuh untuk menghindari varian baru BA.4 dan BA.5,” tambah dia.

Jenderal bintang dua TNI AD itu pun menambahkan, protokol kesehatan juga harus terus diterapkan oleh masyarakat. Menurut dia, penggunaan masker di dalam ruangan wajib. Itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bahwa masker hanya boleh dilepas di ruang terbuka. Itu pun masih ditambah syarat tertentu. ”Karena kalau pakai masker, maskernya dilepas, virus bisa masuk,” imbuhnya. Untuk itu, dia menyebutkan bahwa penggunaan masker masih sangat penting.(tau/syn/JPG)

RSDC Wisma Atlet Bersiap Untuk Lonjakan Kasus

JAKARTA, Jawa Pos-Satgas Covid-19 kini memonitor ketat peningkatan kasus Covid-19 dalam beberapa hari terakhir seiring dengan menyebarnya sub varian Omicron BA.4 dan BA.5 di tanah air.

”Penyebab kenaikan kasus penting untuk diperhatikan setidaknya 2 minggu kedepan. Karena perlu waktu melihat dampak dari sebuah kejadian atau faktor penyebab kenaikan kasus,” kata Jubir Satgas Covid-19 Wiku Adisasmito kemarin (14/6).

Wiku mengungkapkan, kenaikan kasus mingguan di tanah air cukup signifikan. Pada akhir Mei lalu, tercatat total 1.800 kasus mingguan. Kemudian meningkat menjadi 3.600 kasus pada minggu pertama bulan Juni lalu. Kasus aktif juga mengalami peningkatan dari 2.900 pada akhir Mei menjadi 4.900 per 13 Juni kemarin.

“Sampai saat ini belum diketahui secara pasti penyebab kenaikan kasus. Ini perlu menjadi perhatian,” tambah Wiku.

Setidaknya ada beberapa dugaan tentang penyebab kenaikan kasus ini kata Wiku. Pertama adalah mobilitas penduduk yang semakin tinggi, interaksi antar masyarakat. Kemudian kegiatan-kegiatan berskala besar yang dihadiri banyak orang yang dilaksanakan baru-baru ini. Kemudian kedisiplinan prokes juga sudah mulai longgar.

Selain itu kata Wiku faktor penyebaran Sub Varian baru BA.4 dan BA.5 juga bisa menjadi faktor peningkatan. Hingga saat ini BA.4  dilaporkan sudah menyebar di 61 negara melalui 7.524 sekuens (urutan) virus yang telah dilaporkan melalui GISAID. Sekuen paling banyak berada Afrika selatan, Amerika Serikat, Inggris, Denmark dan Israel.

Sementara BA.5, telah teridentifikasi di 65 negara dengan total 10.442 sekuens dilaporkan pada GISAID. Terbanyak berada di Amerika Serikat, Portugal, Jerman, Inggris dan Afrika Selatan.

Baca Juga :  Mega Masih Simpan Nama Capres

Sementara karakteristik dua varian ini memiliki penyebaran lebih cepat serta mampu menembus imun tubuh meskipun sudah pernah terinfeksi Covid-19 sebelumnya. “Tapi tidak ada indikasi menyebabkan kesakitan lebih parah dibandingkan varian Omicron lainnya. Menurut ECDC peluang penularan dua sub varian ini lebih rendah pada mereka yang sudah divaksin,” jelas Wiku.

Sementara itu, Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Prof. Tjandra Yoga Aditama mengungkapkan bahwa sub varian BA.4 dan BA.5 telah didaftarkan oleh ECDC sebagai variant of concern (VOC) sejak 12 Mei 2022 lalu.

Yoga menjelaskan, penularan BA.4 dan BA.5 di Indonesia dimulai dari laporan 4 kasus di Bali. Kemudian tambahan 4 kasus lagi di Jakarta sehingga menjadi total 8 orang. Namun pada Senin (13/6) Kemenkes telah mengkonfirmasi 12 kasus lagi yang sedang dianalisa. ”Jadi dalam beberapa hari sudah menjadi 20 dari 4 orang awalnya, naik 5 kali lipat,” kata Yoga.

Menurut ECDC kata Yoga, dua sub varian ini bakalan menjadi sebaran dominan di Eropa dalam minggu-minggu mendatang. Meskipun secara umum belum ada laporan peningkatan keparahan dari BA4. Dan BA.5 ini, Namun tetap harus diwaspadai peningkatan hospitalisasi (dan ICU) pada mereka yang berusia di atas 60 atau 65 tahun

RSDC Wisma Atlet Kemayoran Bersiap Antisipasi Lonjakan Kasus Baru Covid-19

Di sisi lain, Rumah Sakit Darurat Covid-19 (RSDC) Wisma Atlet Kemayoran, Jakarta Pusat sudah mulai bersiap diri mengantisipasi kemungkinan terjadinya lonjakan kasus baru Covid-19. Sampai kemarin, jumlah total pasien yang mereka rawat sebanyak 43 orang. ”Sebagian besar dari pelaku perjalanan luar negeri,” ungkap Kepala Pusat Kesehatan TNI Mayjen TNI Budiman kemarin. Angka tersebut berada jauh di bawah daya tampung maksimal rumah sakit yang dia kelola.

Baca Juga :  Kasus Bupati RHP Diminta Tidak Dipolitisir

Munculnya kasus baru yang terkonfirmasi sebagai BA.4 dan BA.5 di Indonesia, lanjut Budiman, turut mendorong RSDC WisMa Atlet Kemayoran menyiapkan dua tower dengan kapasitas 3.801 pasien. ”Walaupun beberapa waktu ke belakang jumlah pasien yang dirawat di RSDC sangat sedikit. Tapi, kami tetap disiapkan oleh pemerintah untuk berjaga-jaga,” jelas dia. Meski begitu, pihaknya cukup optimistis bahwa efek kemunculan BA.4 dan BA.5 tidak akan terlalu parah.

Budiman menyebutkan bahwa kedua subvarian baru tersebut merupakan turunan varian Omicron. ”Yang ternyata tidak signifikan menimbulkan gejala yang berat,” imbuhnya. Namun demikian, masyarakat tetap harus hati-hati dan waspada. Khususnya yang belum melaksanakan vaksinasi secara lengkap sampai suntikan ketiga. ”Vaksin booster kenapa sangat penting, karena sangat ampuh untuk menghindari varian baru BA.4 dan BA.5,” tambah dia.

Jenderal bintang dua TNI AD itu pun menambahkan, protokol kesehatan juga harus terus diterapkan oleh masyarakat. Menurut dia, penggunaan masker di dalam ruangan wajib. Itu sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Bahwa masker hanya boleh dilepas di ruang terbuka. Itu pun masih ditambah syarat tertentu. ”Karena kalau pakai masker, maskernya dilepas, virus bisa masuk,” imbuhnya. Untuk itu, dia menyebutkan bahwa penggunaan masker masih sangat penting.(tau/syn/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya