Saturday, April 27, 2024
30.7 C
Jayapura

IndoVac Resmi Diluncurkan

Harapkan Tak Tergantung Asing

BANDUNG – Vaksin Covid-19 buatan Indonesia, IndoVac, kemarin (13/10) diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo. Dengan adanya vaksin yang digagas Bio Farma ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dalam kemandirian indistri farmasi dalam negeri.

Jokowi menyatakan bahwa kehadiran vaksin IndoVac merupakan buah kerja keras para sumber daya manusia (SDM) muda. Peneliti ini yang menggarap pembuatan vaksin tersebut dari hulu sampai ke hilir. “Ini memakan waktu, IndoVac dari awal sampai sekarang, satu setengah tahun. Sudah diam, enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga mengapresiasi kinerja Bio Farma. Sebab Bio Farma bisa memproduksi hingga tiga miliar dosis vaksin per tahunnya dan diekspor ke 153 negara. “Ini adalah produsen vaksin yang masuk lima besar dunia dan memproduksi bermacam-macam vaksin. Baik itu vaksin polio, difteri, meningitis, flu, campak, dan yang terakhir yang kita resmikan pada hari ini adalah vaksin Covid dan beri nama IndoVac,” ujarnya.

Baca Juga :  Covid-19 Melandai, Penumpang Kapal Tanpa Pengawasan

Lebih jauh, Presiden menyebut bahwa untuk vaksin polio saja, Bio Farma menguasai 70 persen dari pangsa pasar dunia. Untuk IndoVac sendiri, Jokowi mengatakan bahwa Bio Farma akan memproduksinya dengan kapasitas kurang lebih 20 juta pada tahun pertama. “Tahun depan bisa 40 juta dan kalau memang pasar masih memerlukan bisa sampai ke 120 juta dosis vaksin,” ujarnya. Setelah kunjungan ke pabrik, Jokowi sempat menyaksikan penyuntikam perdana IndoVac.

IndoVac merupakan vaksin Covid-19 berbasis teknologi subunit rekombinan protein. Bio Farma mulai melakukan riset dan pengembangan vaksin Covid-19 sejak November 2021 hingga 24 September lalu. Vaksin ini telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September. EUA diberikan untuk vaksinasi primer dewasa. Selain itu Majelis Ulama Indonesia juga sudah memberikan sertifikat halal.

Baca Juga :  RUU TPKS Disahkan Jadi UU,  DPR Kawal Implementasinya

Dalam uji imunobridging dengan vaksin pembanding yang memiliki efikasi di atas 80 persen, vaksin IndoVac terbukti non-inferiority. Artinya, IndoVac memiliki efektivitas lebih bagus dibandingkan dengan vaksin pembanding dengan efikasi di atas 80 persen.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyebut bahwa peluncuran IndoVac ini merupakan langkah awal. Ke depannya, pihaknya terus mendorong berbagai kerja sama global. Misalnya dengan perusahaan produsen vaksin Profactor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi wabah penyakit atau pandemi di masa depan. “Kita kerjasama RND. Tapi lisensi merknya dan produksinya di Indonesia,” ujarnya. (lyn)

Harapkan Tak Tergantung Asing

BANDUNG – Vaksin Covid-19 buatan Indonesia, IndoVac, kemarin (13/10) diluncurkan oleh Presiden Joko Widodo. Dengan adanya vaksin yang digagas Bio Farma ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat dalam kemandirian indistri farmasi dalam negeri.

Jokowi menyatakan bahwa kehadiran vaksin IndoVac merupakan buah kerja keras para sumber daya manusia (SDM) muda. Peneliti ini yang menggarap pembuatan vaksin tersebut dari hulu sampai ke hilir. “Ini memakan waktu, IndoVac dari awal sampai sekarang, satu setengah tahun. Sudah diam, enggak pernah bersuara, tahu-tahu jadi IndoVac,” ucapnya.

Dalam kesempatan tersebut, Kepala Negara juga mengapresiasi kinerja Bio Farma. Sebab Bio Farma bisa memproduksi hingga tiga miliar dosis vaksin per tahunnya dan diekspor ke 153 negara. “Ini adalah produsen vaksin yang masuk lima besar dunia dan memproduksi bermacam-macam vaksin. Baik itu vaksin polio, difteri, meningitis, flu, campak, dan yang terakhir yang kita resmikan pada hari ini adalah vaksin Covid dan beri nama IndoVac,” ujarnya.

Baca Juga :  Diperlonggarnya Aktivitas Tak Jadi Masalah Asal Patuhi Prokes

Lebih jauh, Presiden menyebut bahwa untuk vaksin polio saja, Bio Farma menguasai 70 persen dari pangsa pasar dunia. Untuk IndoVac sendiri, Jokowi mengatakan bahwa Bio Farma akan memproduksinya dengan kapasitas kurang lebih 20 juta pada tahun pertama. “Tahun depan bisa 40 juta dan kalau memang pasar masih memerlukan bisa sampai ke 120 juta dosis vaksin,” ujarnya. Setelah kunjungan ke pabrik, Jokowi sempat menyaksikan penyuntikam perdana IndoVac.

IndoVac merupakan vaksin Covid-19 berbasis teknologi subunit rekombinan protein. Bio Farma mulai melakukan riset dan pengembangan vaksin Covid-19 sejak November 2021 hingga 24 September lalu. Vaksin ini telah mendapatkan emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) pada 24 September. EUA diberikan untuk vaksinasi primer dewasa. Selain itu Majelis Ulama Indonesia juga sudah memberikan sertifikat halal.

Baca Juga :  DKI Menurun, DIY dan Jatim Naik.

Dalam uji imunobridging dengan vaksin pembanding yang memiliki efikasi di atas 80 persen, vaksin IndoVac terbukti non-inferiority. Artinya, IndoVac memiliki efektivitas lebih bagus dibandingkan dengan vaksin pembanding dengan efikasi di atas 80 persen.

Pada kesempatan yang sama, Menteri Badan Usaha Milik Negara Erick Thohir menyebut bahwa peluncuran IndoVac ini merupakan langkah awal. Ke depannya, pihaknya terus mendorong berbagai kerja sama global. Misalnya dengan perusahaan produsen vaksin Profactor. Hal ini dilakukan untuk mengantisipasi wabah penyakit atau pandemi di masa depan. “Kita kerjasama RND. Tapi lisensi merknya dan produksinya di Indonesia,” ujarnya. (lyn)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya