Sunday, November 24, 2024
33.7 C
Jayapura

Kemensos RI Terima Keluhan Fasilitas Kamar Operasi dari RSUD Jayapura

JAYAPURA-Moment Kunjungan Menteri Sosial, Tri Rismaharani ke Jayapura, Dokter Spesialis Anastesi Rumah Sakit Jayapura, menyampaikan keluhan terkait penutupan pelayanan kamar operasi dan ruangan ICU pasca terjadi Gempa bumi pada kamis, (9/2) lalu.

“Ibu pasca terjadi gempa, kami tidak bisa melayani pasien karena mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan, kamipun belum mendapatkan tempat untuk penanganan pasien oprasi saat ini,”Kata dr. Duma selaku dokter spesialis anastesi RSUD Jayapura kepada Menteri Risma, di Kantor Klasis GKI Port Numbay.

Iapun menyampaikan sejak adanya pristiwa gempa bumi, mereka tidak pernah melayani pasien operasi, lantaran pelayanan bagi pasein operasi tidak dapat di lakukan diruang terbuka.

“Kami butuh kontainer bu, karena kalau pakai tenda biasa, tidak bisa, soalanya peralatan untuk operasi semuanya harus steril,”Ujar dia

Baca Juga :  Pemerintah Dinilai Kalah menghadapi Tekanan Pengusaha

dr. Duma pun berharap ada langkah alternatif yang diambil oleh Kemensos RI, terutama raung oprasi darurat.

“Kami tau keluhan ini harusnya disampaikan ke Kemenkes, tapi tidak salah juga jika kami sampaikan ini kepada Ibu Risma, sehingga mungkin ibu punya alternatif lain untuk datangkan kontainer buat kami di RSUD Dok II, karena kalau pakai tenda tidak bisa ibu, nanti alat oprasi rusak, karena memang alat untuk oprasi ini butuh ruangan yang steril,”tutur dr Duma.

Menanggapi hal itu Mensos RI, Tri Rismaharani menyampaikan secara teknis persoapan tersebut ranahnya Kemenkes. Iapun langung menghubungi Ditjen Kemenkes RI.

“Mohon maaf kami hanya taunya pasang tenda, tapi akan kita usahakn hubungi Kemenkes,” kata Risma.

Baca Juga :  Komitmen Dorong Akses Sanitasi dan Pencegahan Stunting

Saat dihubingi melalui via telpon dr. Duma kemudian menyampaokan keluhan tersebut, kepada Ditjen Kemenkes.

“Kami akan segera mengirim kontainer, seperti yang dibutuhkan oleh pihak RSUD Jayapura,” Kata Ditjen Kemenkes melalui sambungan selulernya dengan dr. Duma. (rel/gin)

JAYAPURA-Moment Kunjungan Menteri Sosial, Tri Rismaharani ke Jayapura, Dokter Spesialis Anastesi Rumah Sakit Jayapura, menyampaikan keluhan terkait penutupan pelayanan kamar operasi dan ruangan ICU pasca terjadi Gempa bumi pada kamis, (9/2) lalu.

“Ibu pasca terjadi gempa, kami tidak bisa melayani pasien karena mengantisipasi terjadi hal yang tidak diinginkan, kamipun belum mendapatkan tempat untuk penanganan pasien oprasi saat ini,”Kata dr. Duma selaku dokter spesialis anastesi RSUD Jayapura kepada Menteri Risma, di Kantor Klasis GKI Port Numbay.

Iapun menyampaikan sejak adanya pristiwa gempa bumi, mereka tidak pernah melayani pasien operasi, lantaran pelayanan bagi pasein operasi tidak dapat di lakukan diruang terbuka.

“Kami butuh kontainer bu, karena kalau pakai tenda biasa, tidak bisa, soalanya peralatan untuk operasi semuanya harus steril,”Ujar dia

Baca Juga :  Sudah Ideal 34, Ma'ruf Amin Sebut Bertambah atau Tidak Tergantung Pemerintah

dr. Duma pun berharap ada langkah alternatif yang diambil oleh Kemensos RI, terutama raung oprasi darurat.

“Kami tau keluhan ini harusnya disampaikan ke Kemenkes, tapi tidak salah juga jika kami sampaikan ini kepada Ibu Risma, sehingga mungkin ibu punya alternatif lain untuk datangkan kontainer buat kami di RSUD Dok II, karena kalau pakai tenda tidak bisa ibu, nanti alat oprasi rusak, karena memang alat untuk oprasi ini butuh ruangan yang steril,”tutur dr Duma.

Menanggapi hal itu Mensos RI, Tri Rismaharani menyampaikan secara teknis persoapan tersebut ranahnya Kemenkes. Iapun langung menghubungi Ditjen Kemenkes RI.

“Mohon maaf kami hanya taunya pasang tenda, tapi akan kita usahakn hubungi Kemenkes,” kata Risma.

Baca Juga :  Berulah Lagi, KST Bakar Honai Warga

Saat dihubingi melalui via telpon dr. Duma kemudian menyampaokan keluhan tersebut, kepada Ditjen Kemenkes.

“Kami akan segera mengirim kontainer, seperti yang dibutuhkan oleh pihak RSUD Jayapura,” Kata Ditjen Kemenkes melalui sambungan selulernya dengan dr. Duma. (rel/gin)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya