Friday, November 22, 2024
33.7 C
Jayapura

PVMBG Pantau Peningkatan Aktivitas Gunung Api, Tiga Gunung Ini Berstatus Siaga!

Ketiga gunung tersebut adalah Gunung Anak KrakatauGunung Merapi, dan Gunung Semeru. Sedangkan, pada Level II atau gunung berstatus Waspada terdapat sebanyak 18 gunung api.

Sementara itu, ada 47 gunung api yang kondisinya belum menunjukkan peningkatan aktivitas. Atau pada Level I (Normal).

Hendra mengatakan banyaknya aktivitas gunung api di Indonesia dipengaruhi letak Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, yang bergerak saling bertumbukan.

“Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan lelehan batuan kerak bumi, bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya, sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur dengan batuan mantel, bagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadi erupsi secara periodik dari gunung api.

Baca Juga :  Misteri Terbongkar, Thom Haye Ungkap Asal-usul Panggilan ‘The Professor’

Di Indonesia tersebar 127 gunung api atau 13 persen jumlah gunung api di dunia. Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, hingga Kepulauan Sangir Talaud.

Adapun gunung api yang saat ini menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapian adalah Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.

Gunung Lokon terdapat di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon. Tingkat aktivitas Gunung Lokon saat ini masih tetap Waspada.

Ketiga gunung tersebut adalah Gunung Anak KrakatauGunung Merapi, dan Gunung Semeru. Sedangkan, pada Level II atau gunung berstatus Waspada terdapat sebanyak 18 gunung api.

Sementara itu, ada 47 gunung api yang kondisinya belum menunjukkan peningkatan aktivitas. Atau pada Level I (Normal).

Hendra mengatakan banyaknya aktivitas gunung api di Indonesia dipengaruhi letak Indonesia pada pertemuan tiga lempeng tektonik aktif, yaitu Eurasia, Pasifik, dan Indo-Australia, yang bergerak saling bertumbukan.

“Proses penunjaman atau subduksi mengakibatkan lelehan batuan kerak bumi, bagian batuan meleleh mempunyai berat jenis lebih ringan dibandingkan batuan sekitarnya, sehingga bergerak mengapung menuju permukaan, kemudian membentuk gunung api,” jelasnya.

Ia menyampaikan bahwa proses penunjaman dan pelelehan batuan kerak bercampur dengan batuan mantel, bagian demi bagian berjalan secara menerus mengakibatkan terjadi erupsi secara periodik dari gunung api.

Baca Juga :  PD U-17 Jadi Angin Segar untuk Dongkrak Sektor Pariwisata dan Ekonomi Nasional

Di Indonesia tersebar 127 gunung api atau 13 persen jumlah gunung api di dunia. Gunung api tersebut membentuk busur kepulauan, dari Sumatera, Jawa, Bali, Nusa Tenggara, Maluku, Maluku Utara, Sulawesi bagian utara, hingga Kepulauan Sangir Talaud.

Adapun gunung api yang saat ini menunjukkan peningkatan aktivitas kegunungapian adalah Gunung Lokon dan Gunung Anak Krakatau.

Gunung Lokon terdapat di Kota Tomohon, Sulawesi Utara. Aktivitas vulkanik Gunung Lokon dipantau secara visual dan instrumental dari Pos Pengamatan Gunungapi (PPGA) di Kelurahan Kakaskasen, Kecamatan Tomohon Utara, Kota Tomohon. Tingkat aktivitas Gunung Lokon saat ini masih tetap Waspada.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya