Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Sebut 3 Langkah Strategis Majukan Sektor TI, Apa Saja?

JAKARTA-Debat terakhir Pilpres 2024 sudah rampung digelar pada Minggu (4/2) malam.

 

Acara yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini dihadiri oleh tiga pasangan capres dan cawapres. Nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Kali ini, tema yang diangkat adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Pada momen debat pamungkas malam ini (4/2), calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa dia bersama calon wakil presiden Mahfud Md sudah punya rencana soal langkah-langkah strategis pembangunan kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi (TI) di Indonesia.

Baca Juga :  Jelang Pendaftaran Anies-Cak Imin, Kemacetan Mengular

Tak tanggung-tanggung, pasangan capres dan cawapres nomor 3 tersebut menyiapkan tiga langkah utama. Yakni, mendukung sektor swasta supaya gawai dapat terinput ke dalam sistem E-Katalog.

“Kita punya industri swasta untuk gadget. Pabriknya ada di Semarang, harganya terjangkau, lebih murah. Kalau itu bisa masuk E-Katalog kita, sebenarnya kita bisa membantu dia,” ungkap Ganjar Pranowo dalam sesi debat terakhir Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta. Dikutip dari Antara.

Kedua, PT LEN Industri (Persero) diberi tugas secara khusus guna merealisasikan kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan TI Indonesia.

“Atau yang kedua, kita bisa menugaskan kepada PT LEN. Kalau nggak salah dulu pernah akan dibuat ini, satu komputer satu laptop harga maksimum Rp 1 juta. Sayang kalau ini tidak kita pastikan tanpa penugasan dari pemerintah, maka tidak pernah selesai,” katanya.

Baca Juga :  Dari Proteksi Satwa Hingga Tak Memilih yang Tak Paham Lingkungan

Ketiga, bekerja sama dengan industri telekomunikasi dan TI luar negeri. Hal ini bertujuan untuk adanya transfer teknologi. Termasuk ilmu dan teknologinya.

“Kalau tidak, pilihannya adalah bergandengan tangan dengan industri yang ada di luar dengan brand-brand internasional, tetapi, pabriknya di Indonesia,” ungkap Ganjar Pranowo.

“Politik ini kalau kita mau komparasikan, di India pernah melakukan, sehingga transformasi pengetahuannya, teknologinya, semua akan bisa dilakukan, dan kita akan mendapatkan nilai tambah,” tutupnya. (*)

Sumber: Antara

JAKARTA-Debat terakhir Pilpres 2024 sudah rampung digelar pada Minggu (4/2) malam.

 

Acara yang difasilitasi Komisi Pemilihan Umum (KPU) ini dihadiri oleh tiga pasangan capres dan cawapres. Nomor urut 1, Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar.

Nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka dan Nomor urut 3, Ganjar Pranowo-Mahfud Md.

Kali ini, tema yang diangkat adalah pendidikan, kesehatan, ketenagakerjaan, kebudayaan, teknologi informasi, serta kesejahteraan sosial dan inklusi.

Pada momen debat pamungkas malam ini (4/2), calon presiden nomor urut 3 Ganjar Pranowo menyampaikan bahwa dia bersama calon wakil presiden Mahfud Md sudah punya rencana soal langkah-langkah strategis pembangunan kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan teknologi informasi (TI) di Indonesia.

Baca Juga :  Tahapan Seleksi Anggota KPU Papua Masuk 10 Besar

Tak tanggung-tanggung, pasangan capres dan cawapres nomor 3 tersebut menyiapkan tiga langkah utama. Yakni, mendukung sektor swasta supaya gawai dapat terinput ke dalam sistem E-Katalog.

“Kita punya industri swasta untuk gadget. Pabriknya ada di Semarang, harganya terjangkau, lebih murah. Kalau itu bisa masuk E-Katalog kita, sebenarnya kita bisa membantu dia,” ungkap Ganjar Pranowo dalam sesi debat terakhir Pilpres 2024 di Balai Sidang Jakarta. Dikutip dari Antara.

Kedua, PT LEN Industri (Persero) diberi tugas secara khusus guna merealisasikan kedaulatan manufaktur telekomunikasi dan TI Indonesia.

“Atau yang kedua, kita bisa menugaskan kepada PT LEN. Kalau nggak salah dulu pernah akan dibuat ini, satu komputer satu laptop harga maksimum Rp 1 juta. Sayang kalau ini tidak kita pastikan tanpa penugasan dari pemerintah, maka tidak pernah selesai,” katanya.

Baca Juga :  Juni, Wapres Akan Kunjungi Tanah Papua

Ketiga, bekerja sama dengan industri telekomunikasi dan TI luar negeri. Hal ini bertujuan untuk adanya transfer teknologi. Termasuk ilmu dan teknologinya.

“Kalau tidak, pilihannya adalah bergandengan tangan dengan industri yang ada di luar dengan brand-brand internasional, tetapi, pabriknya di Indonesia,” ungkap Ganjar Pranowo.

“Politik ini kalau kita mau komparasikan, di India pernah melakukan, sehingga transformasi pengetahuannya, teknologinya, semua akan bisa dilakukan, dan kita akan mendapatkan nilai tambah,” tutupnya. (*)

Sumber: Antara

Berita Terbaru

Artikel Lainnya