Sunday, November 24, 2024
28.7 C
Jayapura

Berulah Lagi, KST Bakar Honai Warga

JAKARTA – Aparat keamanan di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua kembali mendeteksi aksi Kelompok Separatis Teroris (KST). Senin (31/1) lalu kelompok tersebut dilaporkan oleh masyarakat karena membakar sebuah honai milik seorang warga bernama Koname Murib. KST di bawah komando Numbuk Telenggen diduga sebagai kelompok di balik aksi tersebut.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Aqsha Erlangga menyampaikan bahwa sebelum membakar honai milik warga, pada Minggu (30/1) kelompok itu memutus saluran air menuju Pos Koramil Gome. Mengetahui hal itu, Koname Murib lantas membantu prajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Kodim Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 408/Suhbrastha. “Memperbaiki saluran air yang mengalir ke Pos Koramil Gome,” terang Aqsha.

Baca Juga :  Sebelum Pelayanan Polisi Harus Cakap Lebih Dulu

Tidak lama setelahnya, KST langsung membakar honai milik Koname Murib hingga rata dengan tanah. Atas kejadian itu, dia memastikan bahwa aparat keamanan di Distrik Gome bersama masyarakat setempat akan membangun kembali honai untuk Koname Murib. “Kami juga mohon doa dari semua pihak sehingga keadaan di (Distrik Gome) lebih kondusif,” terang Aqsha.

Pekan lalu, KST juga beraksi di Distrik Gome. Mereka menembaki prajurit TNI AD yang tengah melakukan pergantian jaga. Akibatnya tiga orang personel Angkatan Darat dari Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha gugur. Tak hanya aparat keamanan, rangkaian aksi KST membuat masyarakat di Distrik Gome bersiaga. Mereka bergantian berjaga untuk mengantisipasi aksi kelompok tersebut.

Baca Juga :  Pelti Papua: Gubernur Ingin Gelar Kejuaraan Asia - Pasifik

Menurut Aqsha, masyarakat merasa sangat terganggu dengan kehadiran KST di Distrik Gome. Sebab, mereka tidak bisa beraktivitas normal. Mereka ingin kondisi dan situasi segera membaik. Tidak ada lagi gangguan dari KST. Baik kepada aparat keamanan dari TNI dan Polri maupun gangguan kepada masyarakat. Untuk itu, mereka terus berdoa dan meminta supaya pemerintah bersama tim dari TNI dan Polri dapat menyelesaikan masalah di sana. (syn/idr/JPG)

JAKARTA – Aparat keamanan di Distrik Gome, Kabupaten Puncak, Papua kembali mendeteksi aksi Kelompok Separatis Teroris (KST). Senin (31/1) lalu kelompok tersebut dilaporkan oleh masyarakat karena membakar sebuah honai milik seorang warga bernama Koname Murib. KST di bawah komando Numbuk Telenggen diduga sebagai kelompok di balik aksi tersebut.

Kepala Penerangan Kodam (Kapendam) XVII/Cenderawasih Kolonel Infanteri Aqsha Erlangga menyampaikan bahwa sebelum membakar honai milik warga, pada Minggu (30/1) kelompok itu memutus saluran air menuju Pos Koramil Gome. Mengetahui hal itu, Koname Murib lantas membantu prajurit TNI dari Satuan Tugas (Satgas) Kodim Batalyon Infanteri (Yonif) Raider 408/Suhbrastha. “Memperbaiki saluran air yang mengalir ke Pos Koramil Gome,” terang Aqsha.

Baca Juga :  Anggaran APBD 2025 Turun Tajam

Tidak lama setelahnya, KST langsung membakar honai milik Koname Murib hingga rata dengan tanah. Atas kejadian itu, dia memastikan bahwa aparat keamanan di Distrik Gome bersama masyarakat setempat akan membangun kembali honai untuk Koname Murib. “Kami juga mohon doa dari semua pihak sehingga keadaan di (Distrik Gome) lebih kondusif,” terang Aqsha.

Pekan lalu, KST juga beraksi di Distrik Gome. Mereka menembaki prajurit TNI AD yang tengah melakukan pergantian jaga. Akibatnya tiga orang personel Angkatan Darat dari Satgas Kodim Yonif Raider 408/Suhbrastha gugur. Tak hanya aparat keamanan, rangkaian aksi KST membuat masyarakat di Distrik Gome bersiaga. Mereka bergantian berjaga untuk mengantisipasi aksi kelompok tersebut.

Baca Juga :  Wujudkan Pemekaran Papua Demi Kesejahteraan Masyarakat Asli

Menurut Aqsha, masyarakat merasa sangat terganggu dengan kehadiran KST di Distrik Gome. Sebab, mereka tidak bisa beraktivitas normal. Mereka ingin kondisi dan situasi segera membaik. Tidak ada lagi gangguan dari KST. Baik kepada aparat keamanan dari TNI dan Polri maupun gangguan kepada masyarakat. Untuk itu, mereka terus berdoa dan meminta supaya pemerintah bersama tim dari TNI dan Polri dapat menyelesaikan masalah di sana. (syn/idr/JPG)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya