JAYAPURA– Kepala Bea Cukai Jayapura, Adeltus Lolok, mengatakan salah satu produk pertanian yang kerap masuk ke wilayah Indonesia yaitu vanili dari PNG. Masuk Indonesia ada yang masuk secara resmi atau sesuai dengan persyaratan aturan, tetapi ada juga yang masuk secara ilegal melalui penyelundupan.

Meskipun dia tidak merincikan berapa persentase vanili yang berhasil masuk Indonesia secara ilegal setiap tahunnya, namun menurutnya, potensi masuk melalui penyelundupan itu cukup banyak.
“Vanili memang banyak, komoditi yang berasal dari Papua Nugini, dan banyak masuk ke wilayah Indonesia dengan harapan itu lebih mudah diproses di Indonesia atau diekspor lebih lanjut melalui wilayah Indonesia,” katanya, Rabu (26/2).
Dia berharap, seharusnya pelaku usaha tahu bahwa untuk memasukkan atau mengimpor komoditi itu dari PNG harus melalui prosedur. Agar tidak merugikan para pelaku usaha itu sendiri. Karena apabila memasukkan barang-barang secara ilegal maka akan disita dan pasti yang bersangkutan tidak akan mendapatkan apa-apa.
“Tetapi banyak juga teman-teman kita yang melakukan impor secara resmi, mereka juga membayar pajaknya dan itu cukup banyak,”katanya.
Menurutnya yang melakukan penyelundupan itu kemungkinan karena tidak tahu mengenai prosedur dan mekanismenya. Namun demikian dia berharap hal itu bukan menjadi alasan karena pihaknya juga sudah menempatkan petugas Bea Cukai di wilayah perbatasan meskipun jumlahnya masih sangat terbatas.
“Tidak usah nyelundup nyelundup, nantikan barangnya disita, dianya tidak mendapatkan apa-apa. Lebih baik melakukan usaha secara legal,”harapnya.(roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos