Saturday, November 23, 2024
28.7 C
Jayapura

Jayapura Miliki Hutan Sosial Budaya

JAYAPURA – Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai mengungkapkan bahwa kondisi hutan di Jayapura perlu dipertahankan. Dimana salah satu yang dianggap penting adalah keberadaan hutan mangrove.

   Pasalnya selain  memiliki fungsi penting bagi kehidupan, karena selain sebagai sumber plasma nutfah, hutan mangrove juga menjadi tempat berkembang biak satwa termasuk menjadi pelindung atau barrier dari abrasi.

   Lebih dari itu, menurut Suzana, bagi masyarakat di  Teluk Yotefa, hutan mangrove memiliki fungsi  sosial budaya yang  sangat tinggi nilainya, karena dapat dikatakan sebagai spirit kehidupan terutama kaum perempuan.

   “Hutan mangrove menjadi hutan sakral bagi mama – mama di  Teluk Youtefa. Secara adat perempuan tidak diperkenankan berada di para – para  ketika dilakukan musyawarah adat, sehingga hutan mangrove menjadi sarana untuk mengaktualisasi semua diskusi yang berkaitan dengan perempuan,” kata Suzana sata ditemui dalam penanaman pohon di Teluk Youtefa, Kamis (25/4).

Baca Juga :  Expo Bisa Menjadi Sentral Pertumbuhan Seni Papua

   Iapun mengapresiasi upaya perlindungan dan mempertahankan hutan yang masih dilakukan masyarakat hingga kini.” Sekali lagi saya sampaikan apresiasi setinggi – tingginya untuk semua yang sudah peduli,” imbuhnya.

  Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk ikut menjaga hutan demi keberlangsungan hidup manusia. “Deforestasi di Papua relative kecil namun bukan berarti tidak diperhatikan, justru dengan angka yang kecil ini kami patut dibantu untuk bisa mempertahankan laju kerusakan hutan tersebut.  Pendampingan kepada masyarakat adat juga penting untuk kita jaga,” tutupnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Asisten II Setda Papua, Suzana Wanggai mengungkapkan bahwa kondisi hutan di Jayapura perlu dipertahankan. Dimana salah satu yang dianggap penting adalah keberadaan hutan mangrove.

   Pasalnya selain  memiliki fungsi penting bagi kehidupan, karena selain sebagai sumber plasma nutfah, hutan mangrove juga menjadi tempat berkembang biak satwa termasuk menjadi pelindung atau barrier dari abrasi.

   Lebih dari itu, menurut Suzana, bagi masyarakat di  Teluk Yotefa, hutan mangrove memiliki fungsi  sosial budaya yang  sangat tinggi nilainya, karena dapat dikatakan sebagai spirit kehidupan terutama kaum perempuan.

   “Hutan mangrove menjadi hutan sakral bagi mama – mama di  Teluk Youtefa. Secara adat perempuan tidak diperkenankan berada di para – para  ketika dilakukan musyawarah adat, sehingga hutan mangrove menjadi sarana untuk mengaktualisasi semua diskusi yang berkaitan dengan perempuan,” kata Suzana sata ditemui dalam penanaman pohon di Teluk Youtefa, Kamis (25/4).

Baca Juga :  Tidak Dapat Info Gerak Jalan, Pelindo Tidak Antisipasi Kemacetan

   Iapun mengapresiasi upaya perlindungan dan mempertahankan hutan yang masih dilakukan masyarakat hingga kini.” Sekali lagi saya sampaikan apresiasi setinggi – tingginya untuk semua yang sudah peduli,” imbuhnya.

  Ia juga menyampaikan bahwa pemerintah memiliki komitmen untuk ikut menjaga hutan demi keberlangsungan hidup manusia. “Deforestasi di Papua relative kecil namun bukan berarti tidak diperhatikan, justru dengan angka yang kecil ini kami patut dibantu untuk bisa mempertahankan laju kerusakan hutan tersebut.  Pendampingan kepada masyarakat adat juga penting untuk kita jaga,” tutupnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Kehadiran Otsus Masih Jauh Dari Harapan

Polisi Harus Berani

Di Sinak Dua Tukang Ojek Tewas Ditembak

Artikel Lainnya