Menurutnya, kegiatan simulasi ini sebenarnya harus terus dan rutin dilakukan, tidak hanya di lingkungan satu sekolah, tetapi lebih luas kepada lingkup sosial yang lainnya. Baik di gereja ataupun di lingkungan RT/RW harus juga dilakukan.
Kepala Bidang Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kota Jayapura Agustinus Ondi menjelaskan, kegiatan itu merupakan tindak lanjut dari sosialisasi penguatan kapasitas dari forum resiko bencana yang telah terbentuk melalui kegiatan Destana di Kelurahan Hamadi.
“Kegiatan ini untuk peningkatan kapasitas warga sekolah, karena kita tidak tahu bencana itu datangnya kapan,” ujarnya.
Karena itu, pihaknya berharap ada transfer informasi dari anak-anak kepada orang tuanya di rumah maupun kepada keluarganya tentang kejadian bencana dan cara penanganannya. Dalam simulasi ini, pihaknya mencoba menggambarkan peristiwa yang sesungguhnya di lapangan.
Mulai dari bagaimana sebelum terjadinya bencana, kemudian ketika sirine itu mulai berbunyi yang menandakan ada gempa dan disertai tsunami. Selanjutnya, bagaimana harus dievakuasi ke tenda atau posko darurat yang telah disiapkan oleh BPBD kota Jayapura. (roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos