Di tempat yang sama Ketua PGRI Provinsi Papua, Dr. Nomensen Steffan Mambraku mengatakan dengan adanya workshop tersebut supaya guru-guru dapat memperoleh pengetahuan dan bertanggungjawab terhadap proses peningkatan sumberdaya manusia di tanah Papua.
“Kita di Papua selalu siap untuk melaksanakan tanggung jawab yang diberikan oleh pemerintah melalui pengurus besar PGRI pusat untuk kita didaerah ini,” kata Nomensen kepada Cenderawasih Pos, Kamis (22/8).
Nomensen mengatakan mengatakan Papua adalah daerah yang kadangkala masih kekurangan guru, tetapi sebenarnya kebanyakan guru diperuntukan di daerah perkotaan sementara didaera terpencil masih sangat kekurangan guru-guru.
“Sebetulnya juga ada hal-hal yang saya temukan di lapangan, kita di Papua ini masih banyak peruntukan guru di daerah perkotaan sementara daerah jauh dari pusat perkotaan atau pusat keramaian itu kurang sekali guru-guru,” jelas Nomensen.
Nomensen menyebut Fakultas keguguran dan ilmu pendidikan (FKIP) Universitas Cenderawasih (Uncen) tiap tahunnya telah menghasilkan ratusan hingga ribuan profesi guru. Tetapi polemik kekurangan guru di Papua masih terus menjadi perbincangan tiap tahunnya.
Mantan dekan FKIP Uncen itu mengaku bahwa di Uncen FKIP tiap tahunnya selalu pecahkan rekor untuk penerimaan mahasiswa baru terutama FKIP.
“Di uncen fakultas keguruan dan ilmu pendidikan tiap tahun dia pecahkan rekor untuk penerimaan mahasiswa apalagi ketika saya menjadi dekan kita selalu melebihi semua fakultas lain,” ungkapnya.
Jadi persoalannya kata Prof Nomensen adalah setelah mahasiswa lulus dari FKIP tidak dimanfaatkan baik oleh pemerintah, sehingga yang terjadi para guru-guru itu bekerja tidak sesuai jurusannya. (Kar/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos