Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Sering Kecurian, Anak-anak SDN Inpres Belajar di Lantai

JAYAPURA – Pencurian yang tengah marak di Kota Jayapura ternyata tak hanya bersentuhan dengan curanmor. Ada kasus lain yang juga menarik, karena memberi dampak tidak ke personal melainkan banyak orang. Ini terjadi di SDN Inpres Pantai Engros yang berada di Tanah Hitam. Sekolah yang baru diperbaiki pada akhir tahun lalu ini ternyata menjadi tempat langganan pencurian.

   Pelaku dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini dikatakan sering masuk ke lokasi sekolah dan menjarah apa saja yang dianggap memiliki nilai atau bisa dijual. Bahkan   atap seng dan daun pintu juga dijadikan sasaran.

   Tercatat ada 13 pintu yang dicuri oleh para pelaku dan hingga kini pelaku masih berkeliaran alias belum tertangkap. “Kami juga bingung karena sekolah ini setiap tahun ada saja barang yang dicuri. Dulu laptop, komputer, printer dan kini pintu – pintu ruangan juga dicuri,” ujar Mima, seorang guru di sekolah itu saat ditemui, Senin (25/4).

Baca Juga :  Pemkot Raih Penghargaan dari Menkeu

   Dikatakan dari kasus demi kasus semua sudah dilaporkan, bahkan anggota DPRD juga sudah datang mengecek kondisi sekolah, namun hingga kini bangunan sekolah tetap beroperasi tanpa  pintu penutup ruangan. “Semua terbuka seperti yang dilihat ini,” ujar Mima sambil menunjuk  ruangan tanpa pintu.

    Sebelumnya informasi ini  disampaikan oleh salah satu Babinsa Koramil 1701-03 Abepura, Sertu Yulius Danoreh  dan Serma Maikel Merahabia yang melakukan pemantauan teritorial kemudian menyambangi  SDN Inpres ini selanjutnya  ke pimpinan.

   “Iya tadi ada anggota saya juga sempat ke sana dan melaporkan ke kami soal sekolah tersebut,” kata Danramil Abepura, Kapten Inf Guntur Lukas Tjoe.

Baca Juga :  Pemilu 2024, Kursi DPRD Kota Jayapura Turun Jadi 35 Kursi

   Dari kondisi ruangan yang tanpa pintu ini dikatakan banyak meja dan bangku yang akhirnya ikut dicuri. Alhasil anak – anak sekolah lebih banyak belajar di lantai. “Meja dan kursi tersisa sedikit jadi anak – anak banyak yang memilih belajar di lantai meski ada juga yang masih di kursi,” imbuhnya. (ade/tri)

JAYAPURA – Pencurian yang tengah marak di Kota Jayapura ternyata tak hanya bersentuhan dengan curanmor. Ada kasus lain yang juga menarik, karena memberi dampak tidak ke personal melainkan banyak orang. Ini terjadi di SDN Inpres Pantai Engros yang berada di Tanah Hitam. Sekolah yang baru diperbaiki pada akhir tahun lalu ini ternyata menjadi tempat langganan pencurian.

   Pelaku dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir ini dikatakan sering masuk ke lokasi sekolah dan menjarah apa saja yang dianggap memiliki nilai atau bisa dijual. Bahkan   atap seng dan daun pintu juga dijadikan sasaran.

   Tercatat ada 13 pintu yang dicuri oleh para pelaku dan hingga kini pelaku masih berkeliaran alias belum tertangkap. “Kami juga bingung karena sekolah ini setiap tahun ada saja barang yang dicuri. Dulu laptop, komputer, printer dan kini pintu – pintu ruangan juga dicuri,” ujar Mima, seorang guru di sekolah itu saat ditemui, Senin (25/4).

Baca Juga :  Ada Alat Pelacak, Permudah Temukan HP Curian 

   Dikatakan dari kasus demi kasus semua sudah dilaporkan, bahkan anggota DPRD juga sudah datang mengecek kondisi sekolah, namun hingga kini bangunan sekolah tetap beroperasi tanpa  pintu penutup ruangan. “Semua terbuka seperti yang dilihat ini,” ujar Mima sambil menunjuk  ruangan tanpa pintu.

    Sebelumnya informasi ini  disampaikan oleh salah satu Babinsa Koramil 1701-03 Abepura, Sertu Yulius Danoreh  dan Serma Maikel Merahabia yang melakukan pemantauan teritorial kemudian menyambangi  SDN Inpres ini selanjutnya  ke pimpinan.

   “Iya tadi ada anggota saya juga sempat ke sana dan melaporkan ke kami soal sekolah tersebut,” kata Danramil Abepura, Kapten Inf Guntur Lukas Tjoe.

Baca Juga :  Tim GSI  dan Peserta LKSN Papua Siap Berangkat ke Jakarta

   Dari kondisi ruangan yang tanpa pintu ini dikatakan banyak meja dan bangku yang akhirnya ikut dicuri. Alhasil anak – anak sekolah lebih banyak belajar di lantai. “Meja dan kursi tersisa sedikit jadi anak – anak banyak yang memilih belajar di lantai meski ada juga yang masih di kursi,” imbuhnya. (ade/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya