Friday, April 26, 2024
26.7 C
Jayapura

Pansus Segera Sikapi Varian Baru

JAYAPURA – Indonesia memasuki hantaman gelombang kedua Covid 19. Ini setelah pemerintah mengumumkan adanya tiga varian baru covid 19 yang salah satunya berasal dari India.  Tiga varian tersebut adalah Aplha, Beta dan Delta. Dari kegitanya, varian Delta yang disebut memiliki penyebaran yang lebih cepat bahkan mampu menyerang anak – anak muda serta anak- anak. Jayapura juga perlu segera mensikapi mengingat angka penyebaran covid  beberapa pecan terakhir memiliki trend peningkatan. Apalagi selama ini orang kepala batu yang diistilahkan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano masih banyak berseliweran. 

 Terkait varian  ini Pansus Covid 19  DPRD Kota Jayapura menyampaikan  segera menggelar rapat untuk mensikapi kabar tersebut. Pihaknya tak ingin kecolongan dengan menganggap semua biasa biasa saja. Jangan sampai korban bertebaran barulah diambil tindakan segera yang ternyata terlambat. “Segera kami akan gelar rapat Pansus mensikapi varian baru dan yang  jelas ini tak bisa dianggap sepele,” kata Ketua Pansus Covid 19 DPRD Kota Jayapura, Yuli Rahman melalui ponselnya, Rabu (23/6). Apalagi dikatakan penyebarannya lebih cepat dan menyentuh kalangan anak muda. 

Baca Juga :  Jual Miras Malam, Seorang Ibu Rumah Tangga Terciduk 

 Selain mensikapi soal varian baru. Kata politisi Partai Golkar ini pihaknya ingin melihat lebih jauh soal perintah presiden yang sifatnya memberi sanksi bagi mereka yang tak mau divaksin. “Yang jelas kami ingin segera disikapi dengan sebuah kebijakan. Apakah nantinya dilakukan pembatasan atau pengetatan itu nanti,” tambahnya. Yuli juga nampaknya memonitor soal varian baru ini karena yang diketahui varian ini tidak bisa terdeteksi dengan PCR biasa. “Ini juga patut diwaspadai, virus nampaknya berevolusi jauh lebih cepat dan tidak bisa ditangani biasa – biasa saja,” imbuhnya. 

 Sekedar informasi bahwa virus varian Delta ini penyebarannya jauh lebih cepat dan rata – rata penambahan kasus dalam 14 hari terkhir mencapai 10 ribu orang perhari dimana sebelumnya hanya 5.850 orang perhari. Dan laju pertumbuhan kasus juga semakin cepat dimana selama 2 pekan terakhir rata – rata penambahan pasien baru adalah 0,52 persen dimana beberapa minggu sebelumnya hanya 0,32 persen.  Bahkan Ketua Umum PB IDI, Muhammad Faqih menyampaikan bahwa varian Delta lebih banyak menular kepada anak – anak muda dan pasien anak muda ini kebanakan datang dalam kondisi yang sudah cukup berat. (ade/wen)

Baca Juga :  Tahun ini, PD Irian Bhakti Kembali  Distribusikan Beras ASN

JAYAPURA – Indonesia memasuki hantaman gelombang kedua Covid 19. Ini setelah pemerintah mengumumkan adanya tiga varian baru covid 19 yang salah satunya berasal dari India.  Tiga varian tersebut adalah Aplha, Beta dan Delta. Dari kegitanya, varian Delta yang disebut memiliki penyebaran yang lebih cepat bahkan mampu menyerang anak – anak muda serta anak- anak. Jayapura juga perlu segera mensikapi mengingat angka penyebaran covid  beberapa pecan terakhir memiliki trend peningkatan. Apalagi selama ini orang kepala batu yang diistilahkan Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano masih banyak berseliweran. 

 Terkait varian  ini Pansus Covid 19  DPRD Kota Jayapura menyampaikan  segera menggelar rapat untuk mensikapi kabar tersebut. Pihaknya tak ingin kecolongan dengan menganggap semua biasa biasa saja. Jangan sampai korban bertebaran barulah diambil tindakan segera yang ternyata terlambat. “Segera kami akan gelar rapat Pansus mensikapi varian baru dan yang  jelas ini tak bisa dianggap sepele,” kata Ketua Pansus Covid 19 DPRD Kota Jayapura, Yuli Rahman melalui ponselnya, Rabu (23/6). Apalagi dikatakan penyebarannya lebih cepat dan menyentuh kalangan anak muda. 

Baca Juga :  Penerimaan CPNS 2019, Tetap Gunakan CAT

 Selain mensikapi soal varian baru. Kata politisi Partai Golkar ini pihaknya ingin melihat lebih jauh soal perintah presiden yang sifatnya memberi sanksi bagi mereka yang tak mau divaksin. “Yang jelas kami ingin segera disikapi dengan sebuah kebijakan. Apakah nantinya dilakukan pembatasan atau pengetatan itu nanti,” tambahnya. Yuli juga nampaknya memonitor soal varian baru ini karena yang diketahui varian ini tidak bisa terdeteksi dengan PCR biasa. “Ini juga patut diwaspadai, virus nampaknya berevolusi jauh lebih cepat dan tidak bisa ditangani biasa – biasa saja,” imbuhnya. 

 Sekedar informasi bahwa virus varian Delta ini penyebarannya jauh lebih cepat dan rata – rata penambahan kasus dalam 14 hari terkhir mencapai 10 ribu orang perhari dimana sebelumnya hanya 5.850 orang perhari. Dan laju pertumbuhan kasus juga semakin cepat dimana selama 2 pekan terakhir rata – rata penambahan pasien baru adalah 0,52 persen dimana beberapa minggu sebelumnya hanya 0,32 persen.  Bahkan Ketua Umum PB IDI, Muhammad Faqih menyampaikan bahwa varian Delta lebih banyak menular kepada anak – anak muda dan pasien anak muda ini kebanakan datang dalam kondisi yang sudah cukup berat. (ade/wen)

Baca Juga :  Dorong Pembangunan, Pemprov Papua Pegunungan Gandeng Uncen

Berita Terbaru

Artikel Lainnya