Friday, April 26, 2024
31.7 C
Jayapura

Resmi, STIKOM Berubah Jadi Universitas Muhammadiyah Papua

JAYAPURA- STIKOM Muhammadiyah resmi berganti nama menjadi Universitas Muhammadiyah Papua (UMP). Peresmian UMP akan dikenalkan pada masyarakat Jumat (23/10) hari ini. Berbagai pemangku kepentingan diundang menghadiri launching kampus ini di kompleks UMP Jalan Abepantai, Tanah Hitam, Abepura.
Nantinya kampus terpadu UMP siap dibangun pada lahan seluas 12 hektar di Holtekam, Distrik Muara Tami,. Acara dilanjutkan dengan peletakan batu pertama di lokasi kampus terpadu tersebut.
Nama Universitas Muhammadiyah Papua digunakan secara resmi setelah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 937/M/2020 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Jayapura di Kota Jayapura menjadi Universitas Muhammadiyah Papua di Kota Jayapura Provinsi Papua yang diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
Ketua PW Muhammadiyah Papua Prof. Dr. H.R. Partino, M.Pd., menyampaikan bahwa di awal keberadaannya ini Universitas Muhammadiyah Papua menyelenggarakn 7 program studi yaitu Ilmu Komunikasi (S1), Public Relations (D3), Ilmu Lingkungan (S1), Ilmu Komputer/Informatika (S1), Kewirausahaan (S1), Psikologi (S1) dan Hukum (S1).
“Keberadaan UM Papua merupakan aset berharga bagi kemajuan pendidikan di Tanah Papua. UM Papua hadir untuk Indonesia. UM Papua siap berkontribusi untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih baik.” Demikian dikatakan Partino.
Rektor UMP Dr. Ir. H. Muh. Nur Jaya, M.Si menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi pemikiran dan pertimbangan Pendirian Universitas Muhammadiyah Papua. Pertama, besarnya animo masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kedua, untutan zaman dalam menyongsong era revolusi industri 4.0. mengharuskan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ketiga tuntutan peningkatan kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi di era digital seperti saat ini. Keempat, adanya tuntutan keilmuan yang lebih holistik, integratif, lebih kontekstual berjangka panjang, dan responsif terhadap realitas sosial.
.(Humas)

Baca Juga :  Wawali Minta OPD Harus Matangkan Perencanaan

JAYAPURA- STIKOM Muhammadiyah resmi berganti nama menjadi Universitas Muhammadiyah Papua (UMP). Peresmian UMP akan dikenalkan pada masyarakat Jumat (23/10) hari ini. Berbagai pemangku kepentingan diundang menghadiri launching kampus ini di kompleks UMP Jalan Abepantai, Tanah Hitam, Abepura.
Nantinya kampus terpadu UMP siap dibangun pada lahan seluas 12 hektar di Holtekam, Distrik Muara Tami,. Acara dilanjutkan dengan peletakan batu pertama di lokasi kampus terpadu tersebut.
Nama Universitas Muhammadiyah Papua digunakan secara resmi setelah terbitnya Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 937/M/2020 tentang Izin Perubahan Bentuk Sekolah Tinggi Ilmu Komunikasi (STIKOM) Jayapura di Kota Jayapura menjadi Universitas Muhammadiyah Papua di Kota Jayapura Provinsi Papua yang diselenggarakan oleh Persyarikatan Muhammadiyah.
Ketua PW Muhammadiyah Papua Prof. Dr. H.R. Partino, M.Pd., menyampaikan bahwa di awal keberadaannya ini Universitas Muhammadiyah Papua menyelenggarakn 7 program studi yaitu Ilmu Komunikasi (S1), Public Relations (D3), Ilmu Lingkungan (S1), Ilmu Komputer/Informatika (S1), Kewirausahaan (S1), Psikologi (S1) dan Hukum (S1).
“Keberadaan UM Papua merupakan aset berharga bagi kemajuan pendidikan di Tanah Papua. UM Papua hadir untuk Indonesia. UM Papua siap berkontribusi untuk peningkatan kualitas SDM yang lebih baik.” Demikian dikatakan Partino.
Rektor UMP Dr. Ir. H. Muh. Nur Jaya, M.Si menjelaskan bahwa ada beberapa hal yang menjadi pemikiran dan pertimbangan Pendirian Universitas Muhammadiyah Papua. Pertama, besarnya animo masyarakat untuk melanjutkan studi ke perguruan tinggi. Kedua, untutan zaman dalam menyongsong era revolusi industri 4.0. mengharuskan peningkatan kualitas sumber daya manusia. Ketiga tuntutan peningkatan kompetensi di bidang teknologi informasi dan komunikasi di era digital seperti saat ini. Keempat, adanya tuntutan keilmuan yang lebih holistik, integratif, lebih kontekstual berjangka panjang, dan responsif terhadap realitas sosial.
.(Humas)

Baca Juga :  Dinas Pariwisata Berikan Pelatihan Bagi Pemandu Outbound 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya