Tuesday, April 23, 2024
31.7 C
Jayapura

Paham Radikalisme dan Terorisme Jangan Dikaitkan Dengan Agama Tertentu

JAYAPURA – Wakapolda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto menyampaikan masalah Terorisme di Indonesia masih merupakan persoalan yang serius walaupun sudah banyak pelaku teror yang berhasil ditangkap seperti halnya yang terjadi di wilayah Merauke, akan tetapi melihat eskalasi konflik di beberapa Negara, khususnya di wilayah timur tengah yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, maka potensi radikalisme dan munculnya aksi-aksi terorisme dikhawatirkan akan terus ada.

 “Sikap atau paham radikalisme dan terorisme hendaknya tidak dikaitkan pada suatu agama tertentu saja. Karena sikap atau paham demikian bisa terjadi pada semua agama atau golongan. Disamping itu, saya menginginkan agar kita dapat menempatkan pemahaman terhadap radikalisme dan terorisme pada porsi yang adil, agar kita tidak cenderung memberikan stigma yang negatif terhadap agama tertentu,” ucap Wakapolda saat latihan Pra Operasi Bina Waspada Matoa 2021 di Aula Rastra Samara Mapolda Papua, Selasa (22/6)

Baca Juga :  Langgar Aturan, Sejumlah Kendaraan Terjaring Operasi Gabungan

 Dikatakan, terkait radikalisme memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada sekelompok umat tertentu yang menganut ideologi ekstrim/radikal dan melakukan tindakan teror. Namun demikian kita harus memahami latar belakang sejarah dan masalahnya.

 “Selain Terorisme adapula yang membuat resah di lingkungan masyarakat yakni Premanisme, saya harap kita terus meningkatkan kerjasama dalam memberantasnya. Karena biasanya tindakan-tindakan premanisme yang dilakukan oleh segelintir orang dapat memicu terjadinya konflik sosial yang lebih luas,” ucapnya.

 Lanjutnya, kegiatan operasi Kepolisian untuk memberi pesan untuk dipedomani yakni dalam setiap langkah, tindakan yang kita lakukan hendaklah bernilai ibadah, dalam menjalankan operasi agar utamakan pendekatan preemtif, seperti tatap muka dan sambang kepada tokoh masyarakat.

Baca Juga :  Enam Terdakwa Divonis Enam Bulan Penjara

“Kedepankan tindakan dan komunikasi secara persuasif, informatif dan edukatif guna menampilkan sosok anggota polri yang humanis serta jaga kesehatan diri dalam menjalankan tugas, mengingat saat ini kita masih berada di tengah pandemi covid-19,” tandasnya. (fia/wen)

JAYAPURA – Wakapolda Papua Brigjen Pol Eko Rudi Sudarto menyampaikan masalah Terorisme di Indonesia masih merupakan persoalan yang serius walaupun sudah banyak pelaku teror yang berhasil ditangkap seperti halnya yang terjadi di wilayah Merauke, akan tetapi melihat eskalasi konflik di beberapa Negara, khususnya di wilayah timur tengah yang belum menunjukkan tanda-tanda mereda, maka potensi radikalisme dan munculnya aksi-aksi terorisme dikhawatirkan akan terus ada.

 “Sikap atau paham radikalisme dan terorisme hendaknya tidak dikaitkan pada suatu agama tertentu saja. Karena sikap atau paham demikian bisa terjadi pada semua agama atau golongan. Disamping itu, saya menginginkan agar kita dapat menempatkan pemahaman terhadap radikalisme dan terorisme pada porsi yang adil, agar kita tidak cenderung memberikan stigma yang negatif terhadap agama tertentu,” ucap Wakapolda saat latihan Pra Operasi Bina Waspada Matoa 2021 di Aula Rastra Samara Mapolda Papua, Selasa (22/6)

Baca Juga :  Enam Terdakwa Divonis Enam Bulan Penjara

 Dikatakan, terkait radikalisme memang tidak dapat dipungkiri bahwa ada sekelompok umat tertentu yang menganut ideologi ekstrim/radikal dan melakukan tindakan teror. Namun demikian kita harus memahami latar belakang sejarah dan masalahnya.

 “Selain Terorisme adapula yang membuat resah di lingkungan masyarakat yakni Premanisme, saya harap kita terus meningkatkan kerjasama dalam memberantasnya. Karena biasanya tindakan-tindakan premanisme yang dilakukan oleh segelintir orang dapat memicu terjadinya konflik sosial yang lebih luas,” ucapnya.

 Lanjutnya, kegiatan operasi Kepolisian untuk memberi pesan untuk dipedomani yakni dalam setiap langkah, tindakan yang kita lakukan hendaklah bernilai ibadah, dalam menjalankan operasi agar utamakan pendekatan preemtif, seperti tatap muka dan sambang kepada tokoh masyarakat.

Baca Juga :  Langgar Aturan, Sejumlah Kendaraan Terjaring Operasi Gabungan

“Kedepankan tindakan dan komunikasi secara persuasif, informatif dan edukatif guna menampilkan sosok anggota polri yang humanis serta jaga kesehatan diri dalam menjalankan tugas, mengingat saat ini kita masih berada di tengah pandemi covid-19,” tandasnya. (fia/wen)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya