Sunday, April 28, 2024
27.7 C
Jayapura

Pasca DOB, Pencari Kerja Masih Tinggi

JAYAPURA – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua mengklaim, pasca adanya Daerah Otonomi Baru (DOB). Pencari kerja di Provinsi Papua masih tinggi.
Kabid Tenaga Kerja Provinsi Papua, Hans Himber menyatakan, pencari kerja tertinggi ada di Kota Jayapura sekitar 11 persen lebih. Kemudian disusul daerah lain seperti Kabupaten Yapen, Biak dan daerah lainnya.

“Pasca DOB, pencari kerja masih tinggi di Papua. Namun tahun ini, angka pengangguran kita menurun dibandingkan tahun lalu. Sekarang angka kita di 2,28 persen dibanding tahun lalu berada di angka 3,28 persen,” terang Hans saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (19/5) kemarin.

Kata Hans, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Papua untuk mengurangi angka pengangguran di Bumi Cenderawasih. Misalkan, melalui keterampilan pihaknya mengadakan pemagangan. Untuk pemagangan sendiri, khusus dalam negeri tahun ini diikuti sebanyak 241 orang. sementara melalui dana Otsus sebanyak 75 dan menempatkan pemagangan mereka di perusahaan-perusahaan.

Baca Juga :  Luas Panen Padi di Papua Tercatat 2.181 Hektar

“Dengan pemagangan yang dilakukan, mereka bisa terserap di dunia usaha industri dan itu menjadi harapan kami,” ungkap Hans.

Hans menerangkan, untuk pemagangan dengan menggunakan dana APBD selama lima bulan. Sementara dengan Otsus selama tiga bulan. Dengan harapan seusai mereka mengikuti pemagangan, bisa terserap di dunia usaha dan industri. Sehingga mengurangi pengangguran.

Adapun yang dimagangkan ada lulusan SMA, lulusan sarjana dan yang masih menganggur. Mereka ini dibina agar punya kompetensi dan keahlian serta pengalaman.

“Jika mereka punya skill atau keterampilan yang bagus, mungkin perusahaan bisa melirik atau menerima mereka. Direkrut sebagai karyawan di perusahaan perusahaan terkenal,” terangnya.

Menurut Hans, anak-anak Papua sekarang sudah memiliki kemandirian. Ia mencontohkan, mereka yang berjualan di Taman Imbi dengan menggunakan mobil, dulunya mereka pernah dilatih di BLK.

Baca Juga :  Korpri Teruslah Berinovasi dan Lakukan Perubahan

“Harapan kami dengan keahlian yang dimiliki, mereka bisa mandiri sendiri dan bahkan bisa menciptakan suatu lapangan kerja. Dengan pelatihan yang sudah mereka ikuti di BLK bisa membuka usahanya sendiri,” harapnya.

Hans juga menyampaikan bahwa jangan selalu berpikir untuk mau menjadi ASN. Melainkan harus berusaha bagaimana untuk peluang masa depan. “Jangan melulu berpikir untuk menjadi seorang ASN, kita harus membuka usaha punya keahlian sendiri. Bahkan pendapatan pengusaha 1 bulan lebih besar ketimbang pendapatan dari seorang ASN,” ungkapnya.

Selain itu, Hans juga berharap Pemerintah bisa membuka lapangan kerja supaya anak anak Papua bisa bekerja. (fia/tri)

JAYAPURA – Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi, UKM dan Tenaga Kerja Provinsi Papua mengklaim, pasca adanya Daerah Otonomi Baru (DOB). Pencari kerja di Provinsi Papua masih tinggi.
Kabid Tenaga Kerja Provinsi Papua, Hans Himber menyatakan, pencari kerja tertinggi ada di Kota Jayapura sekitar 11 persen lebih. Kemudian disusul daerah lain seperti Kabupaten Yapen, Biak dan daerah lainnya.

“Pasca DOB, pencari kerja masih tinggi di Papua. Namun tahun ini, angka pengangguran kita menurun dibandingkan tahun lalu. Sekarang angka kita di 2,28 persen dibanding tahun lalu berada di angka 3,28 persen,” terang Hans saat dikonfirmasi Cenderawasih Pos, Jumat (19/5) kemarin.

Kata Hans, berbagai upaya dilakukan Pemerintah Papua untuk mengurangi angka pengangguran di Bumi Cenderawasih. Misalkan, melalui keterampilan pihaknya mengadakan pemagangan. Untuk pemagangan sendiri, khusus dalam negeri tahun ini diikuti sebanyak 241 orang. sementara melalui dana Otsus sebanyak 75 dan menempatkan pemagangan mereka di perusahaan-perusahaan.

Baca Juga :  Luas Panen Padi di Papua Tercatat 2.181 Hektar

“Dengan pemagangan yang dilakukan, mereka bisa terserap di dunia usaha industri dan itu menjadi harapan kami,” ungkap Hans.

Hans menerangkan, untuk pemagangan dengan menggunakan dana APBD selama lima bulan. Sementara dengan Otsus selama tiga bulan. Dengan harapan seusai mereka mengikuti pemagangan, bisa terserap di dunia usaha dan industri. Sehingga mengurangi pengangguran.

Adapun yang dimagangkan ada lulusan SMA, lulusan sarjana dan yang masih menganggur. Mereka ini dibina agar punya kompetensi dan keahlian serta pengalaman.

“Jika mereka punya skill atau keterampilan yang bagus, mungkin perusahaan bisa melirik atau menerima mereka. Direkrut sebagai karyawan di perusahaan perusahaan terkenal,” terangnya.

Menurut Hans, anak-anak Papua sekarang sudah memiliki kemandirian. Ia mencontohkan, mereka yang berjualan di Taman Imbi dengan menggunakan mobil, dulunya mereka pernah dilatih di BLK.

Baca Juga :  Program ADIK Bermasalah di Registrasi

“Harapan kami dengan keahlian yang dimiliki, mereka bisa mandiri sendiri dan bahkan bisa menciptakan suatu lapangan kerja. Dengan pelatihan yang sudah mereka ikuti di BLK bisa membuka usahanya sendiri,” harapnya.

Hans juga menyampaikan bahwa jangan selalu berpikir untuk mau menjadi ASN. Melainkan harus berusaha bagaimana untuk peluang masa depan. “Jangan melulu berpikir untuk menjadi seorang ASN, kita harus membuka usaha punya keahlian sendiri. Bahkan pendapatan pengusaha 1 bulan lebih besar ketimbang pendapatan dari seorang ASN,” ungkapnya.

Selain itu, Hans juga berharap Pemerintah bisa membuka lapangan kerja supaya anak anak Papua bisa bekerja. (fia/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya