Sunday, May 18, 2025
23.3 C
Jayapura

13 Hotel Melati Gulung Tikar, Berdampak Pada PAD

JAYAPURA-Dampak pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua, benar-benar menjadi pukulan bagi sektor usaha jasa, terutam jasa perhotelan di Papua, khususnya di Kota Jayapura. Dampak pemekaran ini membuat tingkat kunjungan atau hunian hotel turun drastis.

  Sejumlah hotel satu persatu mulai gulung tikar. Terutama dari hotel-hotel kelas melati yang sulit bertahan di tengah persaingan hotel bintang yang masuk di Kota Jayapura. Bahkan, hingga saat ini terhitung sudah ada 13 hotel melati di Kota Jayapura tutup alias tidak sanggup lagi beroperasi.

   Kepala Badan Pendapatan  Daerah (Bapenda) Kota Jayapura, Robby Kepas Awi mengatakan, hotel-hotel yang menutup tempat usahanya itu disebabkan oleh banyak faktor. Namun paling utama  karena minimnya tingkat kunjungan atau okupansi hotel.

Baca Juga :  Lantik 106 Kepala Sekolah, Gubernur Ingatkan Pentingnya Pendidikan di Papua

   “Di Kota Jayapura ini sudah ada 13 hotel Melati dua yang ditutup, dua hotel  baru dilaporkan kemarin” katanya, Senin (18/11).

   Tutupnya sejumlah hotel di Kota Jayapura itu ternyata sangat berdampak pada target penerimaan PAD yang dikelola oleh Bapenda  Kota Jayapura itu.

    Sebagaimana diketahui sejak pemberlakuan daerah otonomi baru Papua, jasa usaha perhotelan di wilayah kota Jayapura sudah mulai terkena dampak. Ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan dari wilayah-wilayah daerah otonomi baru tersebut sudah dilaksanakan di masing-masing DOB itu.

    “Jadi karena ini situasi dan kondisi dan itu ada pada manajemen hotel. Sehingga beberapa hotel ini memilih tutup atau tidak lagi melanjutkan usahanya,”ungkapnya. (roy/tri)

Baca Juga :  PNG dan Kongo Berminat Terapkan Program Gasing

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA-Dampak pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua, benar-benar menjadi pukulan bagi sektor usaha jasa, terutam jasa perhotelan di Papua, khususnya di Kota Jayapura. Dampak pemekaran ini membuat tingkat kunjungan atau hunian hotel turun drastis.

  Sejumlah hotel satu persatu mulai gulung tikar. Terutama dari hotel-hotel kelas melati yang sulit bertahan di tengah persaingan hotel bintang yang masuk di Kota Jayapura. Bahkan, hingga saat ini terhitung sudah ada 13 hotel melati di Kota Jayapura tutup alias tidak sanggup lagi beroperasi.

   Kepala Badan Pendapatan  Daerah (Bapenda) Kota Jayapura, Robby Kepas Awi mengatakan, hotel-hotel yang menutup tempat usahanya itu disebabkan oleh banyak faktor. Namun paling utama  karena minimnya tingkat kunjungan atau okupansi hotel.

Baca Juga :  PJ Gubernur: Jadikan Rutan Tempat Intropeksi Diri!

   “Di Kota Jayapura ini sudah ada 13 hotel Melati dua yang ditutup, dua hotel  baru dilaporkan kemarin” katanya, Senin (18/11).

   Tutupnya sejumlah hotel di Kota Jayapura itu ternyata sangat berdampak pada target penerimaan PAD yang dikelola oleh Bapenda  Kota Jayapura itu.

    Sebagaimana diketahui sejak pemberlakuan daerah otonomi baru Papua, jasa usaha perhotelan di wilayah kota Jayapura sudah mulai terkena dampak. Ini disebabkan karena kegiatan-kegiatan dari wilayah-wilayah daerah otonomi baru tersebut sudah dilaksanakan di masing-masing DOB itu.

    “Jadi karena ini situasi dan kondisi dan itu ada pada manajemen hotel. Sehingga beberapa hotel ini memilih tutup atau tidak lagi melanjutkan usahanya,”ungkapnya. (roy/tri)

Baca Juga :  Pemprov Papua Telah Menetapkan PPID

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya