Friday, March 29, 2024
30.7 C
Jayapura

Warga Minta Talud Dibangun di Kali Kampwolker

JAYAPURA-Banjir dan longsor  yang melanda Kota Jayapura Jumat (7/1) lalau memang membuat banyak warga trauma, terutama bagi warga yang selama ini tinggal di daerah rawan bencana. Kekhawatiran ini yang juga dirasakan oleh sejumlah warga  yang bermukim di sekitar Sungai Kampwolker Perumnas III Waena.

   Menurut warga yang bermukim di sekitar bahwa naiknya debit air saat banjir lalu tidak seperti biasanya, karena lebih dari  10 meter sehingga menghantam beberapa rumah dari bibir sungai tersebut.

  “Air yang naik pada malam itu tidak seperti biasanya Kami merasa rumah kami berada di ketinggian tetapi air dia naik sampai masuk di lantai rumah,” kata Warga Kamp Wolker, Opni Oagai, Kepada Cenderawasih Pos, Selasa, (18/1).

   Melihat peristiwa ini warga  setempat pada pagi hari Jumat, (07/1)  usai banjir tersebut langsung melakukan berjalan kaki untuk melihat aliran sungai di Hulu Sungau Kamp Wolker untuk melihat apakah adanya longsor atau endapat air yang bisebahayakan warga di hilir sungai.

Baca Juga :  Pemprov Antisipasi Lonjakan Harga Bapok Jelang Ramadan

  “Banjir hari itu tidak seperti biasanya, makanya untuk memastikan apakah terjadi longsor ataupun bisa saja  ada  banjir bandang seperti Sentani  kami  jalan kaki ke atas (Hulu) sungai untuk melihat lokasi di sana,” kata Warga  Kamp Wolker Perumnas III, Waena, Danny Tabuni  Selasa, (1/12).

  Melihat hal itu mereka mengungkapkan bahwa untuk wilayah di Hulu Sungai tidak terjadi longsor ataupun adanya gejala longsor, namun deras dan volume air yang membuat terjadinya sedikit erosi.

  “Kami naik sampai di atas tapi kami lihat diatas aman-aman saja, kami sudah berpikir bisa saja terjadi seperti di Sentani tapi untuk Kamp Wolker masih aman,” katanya.

Baca Juga :  Masalah Banjir, DPRD Kota Dinilai Lalai Dalam Pengawasan

  Meski demikian ia mengaku tempat yang hari ini ditempati warga merupakan jalur air. Namun kini sudah banyak dijadikan pemukiman warga. Karena itu, agar tidak tergerus air atau abrasi, diharapkan pemerintah membangun talud di sepanjang kali Kampwolker.

    “Untung saja kemarin itu ada sedikit pembangunan bronjong di sekitaran belokan air di atas, sehingga air hanya mengikis pinggir sungai sampai dengan ujung aspal jalan kampwolker. Karena itu, kami harapkan harus dibangun talud, karena tempat itu tempat air meluap naik dan turun,” katanya.(oel/tri)

JAYAPURA-Banjir dan longsor  yang melanda Kota Jayapura Jumat (7/1) lalau memang membuat banyak warga trauma, terutama bagi warga yang selama ini tinggal di daerah rawan bencana. Kekhawatiran ini yang juga dirasakan oleh sejumlah warga  yang bermukim di sekitar Sungai Kampwolker Perumnas III Waena.

   Menurut warga yang bermukim di sekitar bahwa naiknya debit air saat banjir lalu tidak seperti biasanya, karena lebih dari  10 meter sehingga menghantam beberapa rumah dari bibir sungai tersebut.

  “Air yang naik pada malam itu tidak seperti biasanya Kami merasa rumah kami berada di ketinggian tetapi air dia naik sampai masuk di lantai rumah,” kata Warga Kamp Wolker, Opni Oagai, Kepada Cenderawasih Pos, Selasa, (18/1).

   Melihat peristiwa ini warga  setempat pada pagi hari Jumat, (07/1)  usai banjir tersebut langsung melakukan berjalan kaki untuk melihat aliran sungai di Hulu Sungau Kamp Wolker untuk melihat apakah adanya longsor atau endapat air yang bisebahayakan warga di hilir sungai.

Baca Juga :  45 Siswa SMAN 4 Jayapura  Ikuti ANBK

  “Banjir hari itu tidak seperti biasanya, makanya untuk memastikan apakah terjadi longsor ataupun bisa saja  ada  banjir bandang seperti Sentani  kami  jalan kaki ke atas (Hulu) sungai untuk melihat lokasi di sana,” kata Warga  Kamp Wolker Perumnas III, Waena, Danny Tabuni  Selasa, (1/12).

  Melihat hal itu mereka mengungkapkan bahwa untuk wilayah di Hulu Sungai tidak terjadi longsor ataupun adanya gejala longsor, namun deras dan volume air yang membuat terjadinya sedikit erosi.

  “Kami naik sampai di atas tapi kami lihat diatas aman-aman saja, kami sudah berpikir bisa saja terjadi seperti di Sentani tapi untuk Kamp Wolker masih aman,” katanya.

Baca Juga :  Pemprov Antisipasi Lonjakan Harga Bapok Jelang Ramadan

  Meski demikian ia mengaku tempat yang hari ini ditempati warga merupakan jalur air. Namun kini sudah banyak dijadikan pemukiman warga. Karena itu, agar tidak tergerus air atau abrasi, diharapkan pemerintah membangun talud di sepanjang kali Kampwolker.

    “Untung saja kemarin itu ada sedikit pembangunan bronjong di sekitaran belokan air di atas, sehingga air hanya mengikis pinggir sungai sampai dengan ujung aspal jalan kampwolker. Karena itu, kami harapkan harus dibangun talud, karena tempat itu tempat air meluap naik dan turun,” katanya.(oel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya