Friday, April 26, 2024
27.7 C
Jayapura

Pendemo Akui Korban Capai Belasan Orang

JAYAPURA –  Mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi penolakan G20, pada Rabu , (16/11) mengaku bahwa aparat kepolisian melakukan tindakan represif hingga menyebabkan  belasan mahasiswa mengalami luka – luka.

  Hal ini dikatakan ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, (MPM) Apniel Doo kepada Cenderawasih Pos, Kamis, (17/11). “Korban dari mahasiswa yang dapat tangkap 7 orang dan belum dikeluarkan 5 orang, tapi tadi, (kemarin) yang di keluarkan  5 dan dua masih di tahan Gerson Pigai dengan Kamus Bayage,” jelasnya.

  Ia mengaku dalam aksi kemarin sebanyak belasan orang alami luka – luka dan diobati. “Sementara yang luka ada belasan orang,  karena ada yang dapat pukul pake senjata,  kena Gas air mata, dipukul  dengan moncong senjata juga mahasiswa  semua kena watercanon  dan gas air mata,” katanya.

Baca Juga :  SMAN 1 Jayapura Siap Gelar UNBK

  Ia menyayangkan sikap polisi yang melakukan pelemparan batu. “Yang kami sayangkam polisi juga sempat lempar  batu ke dalam(kerumuman mahasiswa),” katanya.

  Ia mengaku terkait hal mahasiswa yang luka – luka sudah diobati dan laporanya diberitaukan ke LBH Papua.”Penanganan kesehatan kami bawa (Mahasiswa terluka)  ke rumah sakit dan keterangan rumah sakit kami bawa ke LBH,” jelasnya Doo.

  Ia mengatakan tujuan mereka sebenarnya ke DPRP tapi kenapa malah ditahan dan tak diberikan jalan.”Maka kami masuk dobrak ke aparat karena kami mau ketemu DPRP, ” katanya Doo.

  “Pas masuk jembatan layang uncen masa dipukul mundur dan ada satu orang yang dipukul dan mereka (Polisi)  masuk dengan water kenon,” katanya.

Baca Juga :  Truk Pengangkut Penumpang Bakal Dirazia

  Ia mengatakan, dengan tindakan aparat yang tidak manusiawi menurut mereka hal ini  membuat mereka mahasiswa melawan, ini karena dampak G20 ini akan merusak orang Papua dan alamnya. “Dampaknya  ke  rakyat  asli Papua, maka kami nilai polisi ini bekerja sama dengan negara ini,” katanya. (oel/tri)

JAYAPURA –  Mahasiswa yang melakukan aksi demonstrasi penolakan G20, pada Rabu , (16/11) mengaku bahwa aparat kepolisian melakukan tindakan represif hingga menyebabkan  belasan mahasiswa mengalami luka – luka.

  Hal ini dikatakan ketua Majelis Permusyawaratan Mahasiswa, (MPM) Apniel Doo kepada Cenderawasih Pos, Kamis, (17/11). “Korban dari mahasiswa yang dapat tangkap 7 orang dan belum dikeluarkan 5 orang, tapi tadi, (kemarin) yang di keluarkan  5 dan dua masih di tahan Gerson Pigai dengan Kamus Bayage,” jelasnya.

  Ia mengaku dalam aksi kemarin sebanyak belasan orang alami luka – luka dan diobati. “Sementara yang luka ada belasan orang,  karena ada yang dapat pukul pake senjata,  kena Gas air mata, dipukul  dengan moncong senjata juga mahasiswa  semua kena watercanon  dan gas air mata,” katanya.

Baca Juga :  SMAN 1 Jayapura Siap Gelar UNBK

  Ia menyayangkan sikap polisi yang melakukan pelemparan batu. “Yang kami sayangkam polisi juga sempat lempar  batu ke dalam(kerumuman mahasiswa),” katanya.

  Ia mengaku terkait hal mahasiswa yang luka – luka sudah diobati dan laporanya diberitaukan ke LBH Papua.”Penanganan kesehatan kami bawa (Mahasiswa terluka)  ke rumah sakit dan keterangan rumah sakit kami bawa ke LBH,” jelasnya Doo.

  Ia mengatakan tujuan mereka sebenarnya ke DPRP tapi kenapa malah ditahan dan tak diberikan jalan.”Maka kami masuk dobrak ke aparat karena kami mau ketemu DPRP, ” katanya Doo.

  “Pas masuk jembatan layang uncen masa dipukul mundur dan ada satu orang yang dipukul dan mereka (Polisi)  masuk dengan water kenon,” katanya.

Baca Juga :  Termin Kedua, Target Vaksinasi Masih Nakes

  Ia mengatakan, dengan tindakan aparat yang tidak manusiawi menurut mereka hal ini  membuat mereka mahasiswa melawan, ini karena dampak G20 ini akan merusak orang Papua dan alamnya. “Dampaknya  ke  rakyat  asli Papua, maka kami nilai polisi ini bekerja sama dengan negara ini,” katanya. (oel/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya