Wednesday, April 17, 2024
25.7 C
Jayapura

Tak Perlu ke Bali, Kini Umat Hindu Bisa Lakukan Ritual Ngaben 

JAYAPURA-Hampir Sembilan tahun, atau sejak tahun 2013 umat Hindu di Kota Jayapura  merencanakan pembangunan Pura Prajapati sebagai  sentra kuburan bagi umat Hindu melakukan prosesi Ngaben yaitu pembakaran jenazah. Kini, dengan telah diresmikan bangunan yang berlokasi di Koya Barat Distrik  Muara Tami ini, Sabtu (16/4) kemarin,   oleh Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM,  maka umat Hindu tak perlu pergi ke Bali untuk melakukan ritual Ngaben

    Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan, kini umat Hindu di Kota Jayapura tidak perlu lagi kesulitan membawa jenazah ke Bali atau Denpasar untuk melakukan ritual Ngaben. “Umat Hindu di Kota Jayapura sudah menjadi saudara saya, orang-orang Port Numbay. Melangsungkan hidup dan berketurunan di tanah ini. Daripada bawa ke Bali dengan biaya mahal kenapa tidak dikubur disini saja,” ujarnya dalam sambutannya.

  Benhur menegaskan bangunan yang berlokasi di Koya Barat tersebut masih ada  yang harus dilengkapi. Karena itu, Wali Kota minta untuk segera diusulkan kepadanya sebelum berakhir masa jabatannya. “Untuk itu hal-hal yang dibutuhkan untuk alat modern dalam kaitannya dengan kremasi pada hari Selasa untuk diusulkan ke saya. Ini bukan sekedar untuk menyenangkan hati umat hindu, tidak, saya komitmen dengan kata-kata saya. Itu lah tipe saya,” tegasnya.

Baca Juga :  LE Drop, KPK RI Harus Bertanggung Jawab

  Sementara itu Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua, I Komang A. Wardana, SE, MM menyampaikan penyediaan lahan seluas 1,5 hektar telah menelan anggaran 1,5 M tersebut masih harus dilengkapi dan dilanjutkan pembangunannya.

  “Kami menggunakan dana swadaya umat dan juga dari donatur. Kedepannya kami akan memohon bantuan Walikota untuk bangunan kremasi. Tadi beliau mau bantu mesin krematorium yang canggih. Tapi kita tidak minta yang seperti itu, kita hanya minta yang manual saja, karena kaitannya dengan pembiayaan perawatan yang sangat mahal dan tidak sesuai dengan alam kita disini,” jelasnya.

   Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Wali Kota Jayapura atas diresmikannya Pura Prajapati dan pekuburan umat Hindu. “Dengan begitu, ini akan memangkas biaya untuk upacara Ngaben.  Karena selama ini kita harus mengirim ke Bali, sekarang kita bisa melakukannya disini dan jelas mempersingkat waktu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Dana Terbatas, Pekerjaan di Samping Kantor Wali Kota Belum Beres

  Penandita Hindu Kota Jayapura I Wayan Wira Adnyana S.Ag menjelaskan saat ini umat Hindu sudah bisa melangsungkan upacara Ngaben yaitu mengembalikan unsur-unsur Panca Maha Bhuta yang ada di alam ini, agar arwah tersebut menyatu dengan Tuhan. “Karena setiap jiwa adalah Tuhan Tuhan kecil yang menjadi bagian dari Tuhan itu sendiri, maka kalau kita lepas bagian itu akan kembali menyatu dengan Tuhan,” ujarnya.

   Menurutnya kuburan bagi umat Hindu adalah tempat sakral dan suci, bukan angker. “Maka pagi tadi kami sudah menyelesaikan ritual upacara yang tujuannya untuk pembersihan alam. Jadi alam ini kita sucikan karena ini adalah tempat yang disucikan,” tandasnya. (Rhy/tri)

JAYAPURA-Hampir Sembilan tahun, atau sejak tahun 2013 umat Hindu di Kota Jayapura  merencanakan pembangunan Pura Prajapati sebagai  sentra kuburan bagi umat Hindu melakukan prosesi Ngaben yaitu pembakaran jenazah. Kini, dengan telah diresmikan bangunan yang berlokasi di Koya Barat Distrik  Muara Tami ini, Sabtu (16/4) kemarin,   oleh Wali Kota Jayapura Dr Benhur Tomi Mano, MM,  maka umat Hindu tak perlu pergi ke Bali untuk melakukan ritual Ngaben

    Wali Kota Jayapura, Benhur Tomi Mano mengatakan, kini umat Hindu di Kota Jayapura tidak perlu lagi kesulitan membawa jenazah ke Bali atau Denpasar untuk melakukan ritual Ngaben. “Umat Hindu di Kota Jayapura sudah menjadi saudara saya, orang-orang Port Numbay. Melangsungkan hidup dan berketurunan di tanah ini. Daripada bawa ke Bali dengan biaya mahal kenapa tidak dikubur disini saja,” ujarnya dalam sambutannya.

  Benhur menegaskan bangunan yang berlokasi di Koya Barat tersebut masih ada  yang harus dilengkapi. Karena itu, Wali Kota minta untuk segera diusulkan kepadanya sebelum berakhir masa jabatannya. “Untuk itu hal-hal yang dibutuhkan untuk alat modern dalam kaitannya dengan kremasi pada hari Selasa untuk diusulkan ke saya. Ini bukan sekedar untuk menyenangkan hati umat hindu, tidak, saya komitmen dengan kata-kata saya. Itu lah tipe saya,” tegasnya.

Baca Juga :  7 Wakil Adat dan 12 Wakil Perempuan Lolos Seleksi 

  Sementara itu Ketua Parisada Hindu Darma Indonesia (PHDI) Provinsi Papua, I Komang A. Wardana, SE, MM menyampaikan penyediaan lahan seluas 1,5 hektar telah menelan anggaran 1,5 M tersebut masih harus dilengkapi dan dilanjutkan pembangunannya.

  “Kami menggunakan dana swadaya umat dan juga dari donatur. Kedepannya kami akan memohon bantuan Walikota untuk bangunan kremasi. Tadi beliau mau bantu mesin krematorium yang canggih. Tapi kita tidak minta yang seperti itu, kita hanya minta yang manual saja, karena kaitannya dengan pembiayaan perawatan yang sangat mahal dan tidak sesuai dengan alam kita disini,” jelasnya.

   Pihaknya mengucapkan terimakasih kepada Wali Kota Jayapura atas diresmikannya Pura Prajapati dan pekuburan umat Hindu. “Dengan begitu, ini akan memangkas biaya untuk upacara Ngaben.  Karena selama ini kita harus mengirim ke Bali, sekarang kita bisa melakukannya disini dan jelas mempersingkat waktu,” imbuhnya.

Baca Juga :  Disinyalir Ada Upaya Menurunkan Dirinya

  Penandita Hindu Kota Jayapura I Wayan Wira Adnyana S.Ag menjelaskan saat ini umat Hindu sudah bisa melangsungkan upacara Ngaben yaitu mengembalikan unsur-unsur Panca Maha Bhuta yang ada di alam ini, agar arwah tersebut menyatu dengan Tuhan. “Karena setiap jiwa adalah Tuhan Tuhan kecil yang menjadi bagian dari Tuhan itu sendiri, maka kalau kita lepas bagian itu akan kembali menyatu dengan Tuhan,” ujarnya.

   Menurutnya kuburan bagi umat Hindu adalah tempat sakral dan suci, bukan angker. “Maka pagi tadi kami sudah menyelesaikan ritual upacara yang tujuannya untuk pembersihan alam. Jadi alam ini kita sucikan karena ini adalah tempat yang disucikan,” tandasnya. (Rhy/tri)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya