Friday, September 20, 2024
23.7 C
Jayapura

Warga Cemas, Demo KNPB Selalu Anarkis

JAYAPURA – Rencana aksi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk memperingati bulan Agustus sebagai bulan rasis dan sejarah New York Agreement dengan menghimbau seluruh rakyat Papua untuk libur pada 15 Agustus 2024 mendapat penolakan keras dari Tokoh Pemuda Tabi, Paul Ohee.

“Kami Pemuda Tabi dan masyarakat adat Tabi menolak dengan tegas adanya aksi demo pada tanggal 15 Agustus 2024,” tegas Paul Ohee dalam pernyataannya pada, Selasa, (13/8). Paul Ohee dengan tegas menolak rencana aksi KNPB yang dinilai tidak sejalan dengan semangat pembangunan di Papua.

“Kami meminta aparat keamanan menindak dengan tegas aksi KNPB jika melakukan aksi di Kota Jayapura,” ujarnya. Menurut Paul Ohee, Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Saat ini, tugas kita adalah membangun negeri ini, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur, sosial budaya untuk membangun negeri ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Ketaqwaan Diwujudkan Lewat Keikhlasan dan Solidaritas   

Lebih lanjut, Paul Ohee menegaskan bahwa bulan Agustus merupakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun.

Ia mengajak seluruh rakyat Papua untuk bersama-sama merayakan momen bersejarah tersebut. “Mari kita rayakan bersama HUT ke-79 Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan,” ajaknya.

Paul Ohee juga menghimbau kepada masyarakat adat Tabi untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan, baik secara agama, adat, maupun budaya yang ada di Tanah Tabi.

“Tanah Tabi merupakan tanah damai di mana semua suku, agama, dan ras ada di sini. Sudah sepatutnya kita menjaga kedamaian ini dan jangan lagi ada aksi-aksi yang merugikan masyarakat, khususnya di Kota Jayapura,” tegasnya.

Baca Juga :  Vaksinasi Covid-19 Terus Dilakukan

Ia menekankan bahwa Kota Jayapura adalah kota pluralis dan kota pendidikan bagi semua suku dan agama, sehingga tidak boleh ada aksi-aksi yang mengganggu ketertiban dan keamanan.

“Kota Jayapura adalah kota pluralis dan juga merupakan kota pendidikan bagi semua suku dan agama, sehingga tidak boleh lagi ada aksi-aksi yang terjadi seperti yang sudah pernah terjadi di mana masyarakat di kota ini menjadi korban harta benda dan nyawa,” sambungnya.

Pada akhir pernyataannya, Paul Ohee meminta kepada semua masyarakat di Kota Jayapura dan aparat keamanan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) khususnya di Tanah Tabi.

“Mari kita jaga kamtibmas bersama demi kedamaian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Tanah Tabi ini,” pungkasnya.

JAYAPURA – Rencana aksi Komite Nasional Papua Barat (KNPB) untuk memperingati bulan Agustus sebagai bulan rasis dan sejarah New York Agreement dengan menghimbau seluruh rakyat Papua untuk libur pada 15 Agustus 2024 mendapat penolakan keras dari Tokoh Pemuda Tabi, Paul Ohee.

“Kami Pemuda Tabi dan masyarakat adat Tabi menolak dengan tegas adanya aksi demo pada tanggal 15 Agustus 2024,” tegas Paul Ohee dalam pernyataannya pada, Selasa, (13/8). Paul Ohee dengan tegas menolak rencana aksi KNPB yang dinilai tidak sejalan dengan semangat pembangunan di Papua.

“Kami meminta aparat keamanan menindak dengan tegas aksi KNPB jika melakukan aksi di Kota Jayapura,” ujarnya. Menurut Paul Ohee, Papua dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sudah final dan tidak perlu diperdebatkan lagi.

“Saat ini, tugas kita adalah membangun negeri ini, menyiapkan sumber daya manusia (SDM) baik di bidang pendidikan, kesehatan, ekonomi dan infrastruktur, sosial budaya untuk membangun negeri ini,” jelasnya.

Baca Juga :  Pilkada di 11 Kabupaten, Demokrat Prioritaskan Kader

Lebih lanjut, Paul Ohee menegaskan bahwa bulan Agustus merupakan peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Republik Indonesia ke-79 tahun.

Ia mengajak seluruh rakyat Papua untuk bersama-sama merayakan momen bersejarah tersebut. “Mari kita rayakan bersama HUT ke-79 Republik Indonesia dengan semangat persatuan dan kesatuan,” ajaknya.

Paul Ohee juga menghimbau kepada masyarakat adat Tabi untuk tidak terprovokasi dengan isu-isu yang memecah belah persatuan dan kesatuan, baik secara agama, adat, maupun budaya yang ada di Tanah Tabi.

“Tanah Tabi merupakan tanah damai di mana semua suku, agama, dan ras ada di sini. Sudah sepatutnya kita menjaga kedamaian ini dan jangan lagi ada aksi-aksi yang merugikan masyarakat, khususnya di Kota Jayapura,” tegasnya.

Baca Juga :  Ketaqwaan Diwujudkan Lewat Keikhlasan dan Solidaritas   

Ia menekankan bahwa Kota Jayapura adalah kota pluralis dan kota pendidikan bagi semua suku dan agama, sehingga tidak boleh ada aksi-aksi yang mengganggu ketertiban dan keamanan.

“Kota Jayapura adalah kota pluralis dan juga merupakan kota pendidikan bagi semua suku dan agama, sehingga tidak boleh lagi ada aksi-aksi yang terjadi seperti yang sudah pernah terjadi di mana masyarakat di kota ini menjadi korban harta benda dan nyawa,” sambungnya.

Pada akhir pernyataannya, Paul Ohee meminta kepada semua masyarakat di Kota Jayapura dan aparat keamanan untuk bersama-sama menjaga keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) khususnya di Tanah Tabi.

“Mari kita jaga kamtibmas bersama demi kedamaian dan kesejahteraan seluruh masyarakat di Tanah Tabi ini,” pungkasnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya