JAYAPURA-Pasca kebakaran yang melanda sejumlah ruangan di RSUD Abepura pada Mei 2023 lalu, pelayanan pasien gawat darurat sampai sejauh ini masih belum dilakukan di ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD). Hal ini disebabkan ruangan IDG masih dalam proses rehab.
“Nantinya ruangan IGD kita pindahkan ke belakang, di Gedung lama, tapi sedang direhab,” ujar Direktur RSUD Abepura dr. . Daisy C. Urbinas di Jayapura, Kamis (14/9).
Sementara untuk ruangan IGD yang terbakar, pihaknya belum dapat melakukan perbaikan, lantaran masih terkendala dengan biaya.
“Kami sudah mendapatkan arahan dari Bapenas, mereka minta agar kami melaporkan kasus kebakaran ini kepada Kementerian Kesehatan. Supaya mendapatkan perhatian khusus pemerintah pusat,” terangnya.
Pihak RSUD Abepura pun telah melaporkan kasus kebakaran tersebut kepada Kemenkes.
“Sementara kami sedang menyiapkan dokumen kerusakan Rumah sakit. Kemungkinan satu dua hari ini ke depan saya akan temui Kemenkes, membawa dokumen kebakaran ini,” katanya.
Daisy menyebut anggaran yang harus dibutuhkan untuk perbaikan Ruangan IGD, sekitar Rp. 50 miliar. Sebab tidak hanya ruangan IGD saja, tapi ada ruangan lain yang nantinya digabungkan dengan ruangan tersebut.
“Nantinya, lantai 3, dan tidak hanya ruangan IGD, tapi juga ruangan ICU,” jelasnya.
Diakuinya pelayanan IGD di RSUD Abepura, masih menggunakan ruangan adminstrasi, serta menggunakan tenda darurat.
“Targetnya mulai bulan depan (Oktober.red) pelayanan akan kembali ruangan, karena proses rehab IGD pengganti sudah hampir rampung,” ujarnya.
Dikatakan walaupun pelayanan sejauh ini menggunakan tenda darurat, namun tidak menjadi kendala untuk semua pelayanan.”Pelayanan kepada masyarakat pekerjaan utama yang harus kita kerjakan, jadi keterbatasan ruangan tidak menjadi alasan untuk mengabaikan pelayanan,” tuturnya. (rel/tri)