Saturday, April 27, 2024
28.7 C
Jayapura

Tipu Nasabah Hingga Rp 1 M, Oknum Marketing Bank BUMN Kabur

KEEROM – Sejumlah nasabah merasa dirugikan atas perbuatan seorang oknum pegawai salah satu bank BUMN di Arso Kabupaten Keerom berinisial ES.

Dari kejadian tersebut, kerugian diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 1 miliar dari total sejumlah nasabah.

Dari keterangan salah seorang korban, Hariati mengakui beberapa bulan lalu pertama kali pelaku ES menawarkan kredit. Setelah disetujui jumlah kredit yang dicairkan sebesar Rp 150 juta.

“Pas uangnya cair, si ES meminta ke saya untuk pinjamkan Rp 100 juta dari total kredit yang dicairkan dengan alasan untuk menutupi kredit nasabah yang lain. Sebenarnya saya keberatan namun karena sudah baku kenal makanya saya kasi, tapi dengan perjanjian dibayarkan dalam waktu dekat,” jelas Hariati ke Awak media saat jumpa awak media di Arso 2, Jumat (15/9/2023).

Menurut Hariati, perjanjiannya dengan si pelaku tidak diketahui oleh pihak bank maupun pimpinan si pelaku.

“Pelaku yang bilang saya, jangan kasi tahu siapa-siapa termasuk pihak perbankan,” jelasnya.

Hal serupa yang dialami oleh Lili Harti Ningsi, dengan dalil si pelaku minta belas kasihan kepada nasabahnya, akhirnya menyepakati untuk mencairkan uang kredit sebesar Rp 200 juta.

“Awalnya saya memang butuh uang, tapi tidak sampai Rp 200 juta. Tapi, karena dia minta tolong untuk dipinjamkan sebagian akhirnya kita sepakat cairkan Rp 200 juta dengan saya gadaikan BPKB motor, dengan perjanjian dia akan menanggung biaya kredit Rp 150 juta dan saya sendiri Rp 50 juta,” ungkapnya.

Baca Juga :  Empat Sandera Berhasil Dievakuasi

Lili Harti Ningsi mulai mengetahui niat buruk si pelaku, setelah pihak bank mendatanginya dengan tujuan untuk mempertanyakan proses kredit yang disepakati bersama si pelaku.

“Karena penasaran, saya langsung tanya ke si ES, awalnya dia menipu tapi setelah itu dia baru mengaku, tapi menurutnya hanya satu nasabah saja,” terangnya.

Berbeda dengan Achmad Chamdani yang juga korban dari pelaku yang sama, mengakui meminjamkan uang sebanyak Rp 25 juta kepada pelaku.

“Awalnya saya tidak mau kasih, karena dia paksa akhirnya saya turuti, namun dengan perjanjian dikembalikan secepatnya,” tuturnya.

“Saat mau pinjam, alasan si ES untuk menutupi kredit nasabah. Memang bagi saya tidak masuk akal, karena dipaksa akhirnya saya kasi pinjam,” sambung Achmad Chamdani.

Menurut Achmad Chamdani, pelaku melarikan diri tidak pernah ada konfirmasi.

“Saya kaget, dengar dari orang-orang ternyata si ES ini sudah melarikan diri sejak Selasa tanggal 12 September 2023, dan saat saya cek ke rumahnya ternyata tidak ada orang sama sekali,” jelasnya.

Baca Juga :  Tak Terima Dianiaya, Penjual Ikan Balik Aniaya Pelaku Pemalakan

Menurut Achmad Chamdani, dari total secara keseluruhan yang menjadi korban si ES berkisaran kurang lebih Rp 1 miliar lebih.

“Yang sudah membuat laporan polisi sebanyak 9 orang dengan total kerugian kurang lebih Rp 700 juta, tapi sebenarnya masih banyak korban yang lainnya. Kalau ditotalkan secara keseluruhan, mungkin bisa mencapai Rp 1 miliar lebih,” terangnya.

Dari keterangan sejumlah korban, kesepakatan untuk kembali meminjamkan uang kredit nasabah merupakan kesepakatan kedua pihak saja dan tidak mengetahui pimpinan si pelaku serta pihak bank tempat pelaku bekerja.

Pihak korban sebanyak 9 orang sudah membuat laporan polisi di Polres Keerom, Kamis (14/9/2023) kemarin. Menurut informasi dari sejumlah korban, pelaku merupakan marketing di salah satu bank BUMN di Keerom.

Pihaknya berharap pihak kepolisian dan juga pihak bank untuk mengusut tuntas musibah yang menimpa sejumlah korban termasuk menangkap pelaku yang saat ini sudah melarikan diri.

Ceposonline.com sudah berusaha untuk menghubungi pimpinan tempat pelaku bekerja, namun yang bersangkutan enggan memberikan penjelasan.

“Betul saya kepala cabang Keerom, tapi saya tidak punya kewenangan untk menjawab atau memberi penjelasan,” ujarnya.(*)

KEEROM – Sejumlah nasabah merasa dirugikan atas perbuatan seorang oknum pegawai salah satu bank BUMN di Arso Kabupaten Keerom berinisial ES.

Dari kejadian tersebut, kerugian diperkirakan mencapai kurang lebih Rp 1 miliar dari total sejumlah nasabah.

Dari keterangan salah seorang korban, Hariati mengakui beberapa bulan lalu pertama kali pelaku ES menawarkan kredit. Setelah disetujui jumlah kredit yang dicairkan sebesar Rp 150 juta.

“Pas uangnya cair, si ES meminta ke saya untuk pinjamkan Rp 100 juta dari total kredit yang dicairkan dengan alasan untuk menutupi kredit nasabah yang lain. Sebenarnya saya keberatan namun karena sudah baku kenal makanya saya kasi, tapi dengan perjanjian dibayarkan dalam waktu dekat,” jelas Hariati ke Awak media saat jumpa awak media di Arso 2, Jumat (15/9/2023).

Menurut Hariati, perjanjiannya dengan si pelaku tidak diketahui oleh pihak bank maupun pimpinan si pelaku.

“Pelaku yang bilang saya, jangan kasi tahu siapa-siapa termasuk pihak perbankan,” jelasnya.

Hal serupa yang dialami oleh Lili Harti Ningsi, dengan dalil si pelaku minta belas kasihan kepada nasabahnya, akhirnya menyepakati untuk mencairkan uang kredit sebesar Rp 200 juta.

“Awalnya saya memang butuh uang, tapi tidak sampai Rp 200 juta. Tapi, karena dia minta tolong untuk dipinjamkan sebagian akhirnya kita sepakat cairkan Rp 200 juta dengan saya gadaikan BPKB motor, dengan perjanjian dia akan menanggung biaya kredit Rp 150 juta dan saya sendiri Rp 50 juta,” ungkapnya.

Baca Juga :  Bupati Gusbager : Pemilu di Keerom Berjalan Lancar

Lili Harti Ningsi mulai mengetahui niat buruk si pelaku, setelah pihak bank mendatanginya dengan tujuan untuk mempertanyakan proses kredit yang disepakati bersama si pelaku.

“Karena penasaran, saya langsung tanya ke si ES, awalnya dia menipu tapi setelah itu dia baru mengaku, tapi menurutnya hanya satu nasabah saja,” terangnya.

Berbeda dengan Achmad Chamdani yang juga korban dari pelaku yang sama, mengakui meminjamkan uang sebanyak Rp 25 juta kepada pelaku.

“Awalnya saya tidak mau kasih, karena dia paksa akhirnya saya turuti, namun dengan perjanjian dikembalikan secepatnya,” tuturnya.

“Saat mau pinjam, alasan si ES untuk menutupi kredit nasabah. Memang bagi saya tidak masuk akal, karena dipaksa akhirnya saya kasi pinjam,” sambung Achmad Chamdani.

Menurut Achmad Chamdani, pelaku melarikan diri tidak pernah ada konfirmasi.

“Saya kaget, dengar dari orang-orang ternyata si ES ini sudah melarikan diri sejak Selasa tanggal 12 September 2023, dan saat saya cek ke rumahnya ternyata tidak ada orang sama sekali,” jelasnya.

Baca Juga :  Empat Sandera Berhasil Dievakuasi

Menurut Achmad Chamdani, dari total secara keseluruhan yang menjadi korban si ES berkisaran kurang lebih Rp 1 miliar lebih.

“Yang sudah membuat laporan polisi sebanyak 9 orang dengan total kerugian kurang lebih Rp 700 juta, tapi sebenarnya masih banyak korban yang lainnya. Kalau ditotalkan secara keseluruhan, mungkin bisa mencapai Rp 1 miliar lebih,” terangnya.

Dari keterangan sejumlah korban, kesepakatan untuk kembali meminjamkan uang kredit nasabah merupakan kesepakatan kedua pihak saja dan tidak mengetahui pimpinan si pelaku serta pihak bank tempat pelaku bekerja.

Pihak korban sebanyak 9 orang sudah membuat laporan polisi di Polres Keerom, Kamis (14/9/2023) kemarin. Menurut informasi dari sejumlah korban, pelaku merupakan marketing di salah satu bank BUMN di Keerom.

Pihaknya berharap pihak kepolisian dan juga pihak bank untuk mengusut tuntas musibah yang menimpa sejumlah korban termasuk menangkap pelaku yang saat ini sudah melarikan diri.

Ceposonline.com sudah berusaha untuk menghubungi pimpinan tempat pelaku bekerja, namun yang bersangkutan enggan memberikan penjelasan.

“Betul saya kepala cabang Keerom, tapi saya tidak punya kewenangan untk menjawab atau memberi penjelasan,” ujarnya.(*)

Berita Terbaru

Artikel Lainnya