Lebih lanjut Hassor sampaikan bahwa untuk kamar mandi dan toilet yang ada dekat jembatan tersebut diperuntukkan pengunjung ke Jembatan Jeramba dan juga masyarakat Tobati yang tinggal sekitar tempat wisata tersebut jika ingin buang air besar.
“Itu diperuntukkan untuk jembatan Jeramba itu supaya kalau ada pengunjung yang rasa buang air besar disitu,”ujarnya.
Ke depan, lanjut Hassor, khusus untuk pengunjung akan dikenakan tarif untu penggunaan kamar mandi, sementara untuk masyarakat Tobati sendiri digratiskan. Soal kondisi kamar mandi yan sudah rusak, Hassor sampaikan bahwa kedepannya akan melakukan perbaikan kembali oleh Dinas Pariwisata.
Tidak hanya itu, Hassor menginginkan pemerintah siapkan rumah huni atau pos untuk petugas keamanan di tempat wisata tersebut, supaya barang milik pemerintah bisa terlindungi.
“Keamanan itu bagian dari kami hak Ulayat, cuma harus ada rumah huni kecil begitu untuk untuk orang tempati supaya tidur di situ, bisa awasi, pemerintah punya barang itu bisa terlindungi,” bebernya.
Sementara itu, Steve (19), menyampaikan bahwa untuk pengunjung di tempat wisata Jeramba tersebut bervariasi, yang paling banyak, kata Steve di hari libur yakni hari Jumat, Sabtu, dan Minggu.
“Kalau hari libur mungkin sekitar 50 orang mungkin mentok 50 orang, itu hari Sabtu dan Minggu, tapi kalau Sabtu hanya 10 orang atau 15 orang” kata Steve kepada Cenderawasih Pos, Sabtu (11/5). (cr-278/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS https://www.myedisi.com/cenderawasihpos