JAYAPURA – Dalam rangka mengimplementasikan 13 Program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas Papua Teguh Pamuji menyampaikan bahwa pentingnya pelaksanaan program ketahanan pangan di semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Papua, Selasa (11/2) di Ruang Kerja Kakanwil Ditjenpas Papua.
Hal itu Pamuji sampaikan saat memberikan pengarahan dan penguatan kepada para Kepala UPT Pemasyarakatan se-Papua, pada Selasa (11/2) di Ruang Kerja Kakanwil Ditjenpas Papua.
Pamuji menekankan bahwa pentingnya pelaksanaan program ketahanan pangan di UPT Pemasyarakatan se-Papua.
Meskipun kata Pamuji masih terdapat keterbatasan dari setiap UPT Pemasyarakatan, tetapi ia berharap dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam lapas dengan menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait guna mendukung keberhasilan program.
“Untuk menentukan penyedia bahan makanan untuk periode mendatang, setiap UPT Pemasyarakatan harus lebih memperhatikan standar klasifikasi dan ketentuan yang berlaku agar kebutuhan logistik di Lapas dapat terpenuhi secara optimal,” kata Pamuji dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Rabu (12/2) siang.
Tak hanya itu, Kakanwil juga menyoroti pentingnya langkah antisipasi terhadap potensi pelarian di UPT Pemasyarakatan di Papua. Para kepala UPT diminta untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di dalam lapas dengan mitigasi risiko serta memperkuat kepemimpinan sebagai panutan bagi seluruh jajaran guna menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Lebih lanjut Pamuji jelaskan terkait izin keluar bagi warga binaan pemasyarakatan, Kakanwil menegaskan bahwa prosedur dan persyaratan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kita punya aturan jelas, siapa pun yang mau izin keluar lapas harus melalui prosedur dan persyaratan serta aturan yang berlaku,”tandasnya.
Selain itu, untuk menindaklanjuti arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, setiap UPT yang berada dekat dengan perusahaan PLTU didorong untuk menjalin kerja sama dalam pemanfaatan limbah guna diolah menjadi batako atau produk lainnya yang bermanfaat.
JAYAPURA – Dalam rangka mengimplementasikan 13 Program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan Kepala Kantor Wilayah (Kakanwil) Ditjenpas Papua Teguh Pamuji menyampaikan bahwa pentingnya pelaksanaan program ketahanan pangan di semua Unit Pelaksana Teknis (UPT) Pemasyarakatan se-Papua, Selasa (11/2) di Ruang Kerja Kakanwil Ditjenpas Papua.
Hal itu Pamuji sampaikan saat memberikan pengarahan dan penguatan kepada para Kepala UPT Pemasyarakatan se-Papua, pada Selasa (11/2) di Ruang Kerja Kakanwil Ditjenpas Papua.
Pamuji menekankan bahwa pentingnya pelaksanaan program ketahanan pangan di UPT Pemasyarakatan se-Papua.
Meskipun kata Pamuji masih terdapat keterbatasan dari setiap UPT Pemasyarakatan, tetapi ia berharap dapat memaksimalkan potensi yang ada di dalam lapas dengan menjalin kerja sama dengan pemangku kepentingan terkait guna mendukung keberhasilan program.
“Untuk menentukan penyedia bahan makanan untuk periode mendatang, setiap UPT Pemasyarakatan harus lebih memperhatikan standar klasifikasi dan ketentuan yang berlaku agar kebutuhan logistik di Lapas dapat terpenuhi secara optimal,” kata Pamuji dalam rilis yang diterima Cenderawasih Pos, Rabu (12/2) siang.
Tak hanya itu, Kakanwil juga menyoroti pentingnya langkah antisipasi terhadap potensi pelarian di UPT Pemasyarakatan di Papua. Para kepala UPT diminta untuk meningkatkan keamanan dan ketertiban di dalam lapas dengan mitigasi risiko serta memperkuat kepemimpinan sebagai panutan bagi seluruh jajaran guna menciptakan lingkungan yang lebih aman.
Lebih lanjut Pamuji jelaskan terkait izin keluar bagi warga binaan pemasyarakatan, Kakanwil menegaskan bahwa prosedur dan persyaratan harus sesuai dengan aturan yang berlaku.
“Kita punya aturan jelas, siapa pun yang mau izin keluar lapas harus melalui prosedur dan persyaratan serta aturan yang berlaku,”tandasnya.
Selain itu, untuk menindaklanjuti arahan Direktur Jenderal Pemasyarakatan, setiap UPT yang berada dekat dengan perusahaan PLTU didorong untuk menjalin kerja sama dalam pemanfaatan limbah guna diolah menjadi batako atau produk lainnya yang bermanfaat.
