Friday, October 18, 2024
26.7 C
Jayapura

Stok Obat dan BHP di RSUD Jayapura jadi Dilema

JAYAPURA – Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong tak menampik jika banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan dasar di rumah sakit yang belum maksimal.  “Seperti di RSUD Dok II, obat-obatan kerap tidak ada. Sehingga masyarakat terpaksa beli di luar,” kata Ramses usai sidak, Rabu (9/10).

   Ia pun berharap dengan APBD Perubahan dan digantinya Direktur RSUD Jayapura, pelayanan di rumah sakit milik pemerintah itu berjalan dengan maksimal. “Kita menginginkan pelayanan kepada masyarakat lebih baik ke depan,” ujarnya.

   Sementara itu, Plt. Direkturs RSUD Jayapura  dr Aaron Rumainum mengatakan dengan kondisi keuangan daerah saat ini. Tidak ada jaminan obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP) bisa terpenuhi hingga Desember mendatang.

   “Dimungkinkan obat-obatan dan BHP (Oktober-Desember 2024, dan Januari-Maret 2025) tidak tercukupi dengan anggaran yang kita miliki saat ini,” kata dr Aaron kepada Cenderawasih Pos, Kamis (10/10).

Baca Juga :  Pembatasan atau Penyekatan Belum Diperlukan

   Dokter Aaron mengakui masa kritis (kehabisan obat-red dan BHP) di RSUD Jayapura sering terjadi di Oktober hingga Maret 2025, pihaknya pun telah bersiap untuk itu. Untuk mengantisipasi masa kritis itu, rumah sakit akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Pemprov Papua.

  “Jika nanti tidak mampu, kami akan koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan RI. Termasuk mengkoordinasikanya dengan pemimpin kami yang ada di provinsi selaku pemilik rumah sakit,” ujarnya.

   dr Aaron mengatakan kondisi keuangan menyebabkan adanya masalah pada ketersediaan obat-obatan dan BHP. Kendati demikian, pihaknya akan menyiasatinya agar pelayanan di RSUD Jayapura tetap maksimal.

  “Anggaran di RSUD Jayapura memang terbatas, namun kita tidak mudah menyerah. Kami akan komunikasikan dengan teman-teman di Farmasi jika ada kekurangan di rumah sakit, kami juga akan minta bantu di Kemenkes jika nanti tak ada lagi dana cadangan. Namun sebelum itu akan minta petunjuk di Pj Gubernur,” kata dr Aaron.

Baca Juga :  Satpol PP Warning Penjual Miras yang Langgar Aturan

  Terkait dengan persoalan yang terjadi di RSUD Jayapura pasca DOB, dr Aaron mengaku akan mengundang pasangan calon Gubernur Papua MDF dan BTM untuk menyikapi hal ini, cara apa yang dilakukan jika nanti mereka terpilih menjadi gubernur ke depan.

  “Kami mengundang mereka untuk mengetahui gebrakan dan kebijakan yang akan dilakukan dengan kondisi RSUD Jayapura saat ini, jika ke depan mereka terpilih sebagai Gubernur Papua,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

JAYAPURA – Pj Gubernur Papua, Ramses Limbong tak menampik jika banyak masyarakat yang mengeluhkan pelayanan dasar di rumah sakit yang belum maksimal.  “Seperti di RSUD Dok II, obat-obatan kerap tidak ada. Sehingga masyarakat terpaksa beli di luar,” kata Ramses usai sidak, Rabu (9/10).

   Ia pun berharap dengan APBD Perubahan dan digantinya Direktur RSUD Jayapura, pelayanan di rumah sakit milik pemerintah itu berjalan dengan maksimal. “Kita menginginkan pelayanan kepada masyarakat lebih baik ke depan,” ujarnya.

   Sementara itu, Plt. Direkturs RSUD Jayapura  dr Aaron Rumainum mengatakan dengan kondisi keuangan daerah saat ini. Tidak ada jaminan obat-obatan dan bahan habis pakai (BHP) bisa terpenuhi hingga Desember mendatang.

   “Dimungkinkan obat-obatan dan BHP (Oktober-Desember 2024, dan Januari-Maret 2025) tidak tercukupi dengan anggaran yang kita miliki saat ini,” kata dr Aaron kepada Cenderawasih Pos, Kamis (10/10).

Baca Juga :  Berharap Anak Muda Mengangkat Potensi Wisata Lewat Tulisan

   Dokter Aaron mengakui masa kritis (kehabisan obat-red dan BHP) di RSUD Jayapura sering terjadi di Oktober hingga Maret 2025, pihaknya pun telah bersiap untuk itu. Untuk mengantisipasi masa kritis itu, rumah sakit akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait termasuk Pemprov Papua.

  “Jika nanti tidak mampu, kami akan koordinasikan dengan Kementerian Kesehatan RI. Termasuk mengkoordinasikanya dengan pemimpin kami yang ada di provinsi selaku pemilik rumah sakit,” ujarnya.

   dr Aaron mengatakan kondisi keuangan menyebabkan adanya masalah pada ketersediaan obat-obatan dan BHP. Kendati demikian, pihaknya akan menyiasatinya agar pelayanan di RSUD Jayapura tetap maksimal.

  “Anggaran di RSUD Jayapura memang terbatas, namun kita tidak mudah menyerah. Kami akan komunikasikan dengan teman-teman di Farmasi jika ada kekurangan di rumah sakit, kami juga akan minta bantu di Kemenkes jika nanti tak ada lagi dana cadangan. Namun sebelum itu akan minta petunjuk di Pj Gubernur,” kata dr Aaron.

Baca Juga :  RS Bhayangkara Kembangkan Pelayanan Berbasis Teknologi

  Terkait dengan persoalan yang terjadi di RSUD Jayapura pasca DOB, dr Aaron mengaku akan mengundang pasangan calon Gubernur Papua MDF dan BTM untuk menyikapi hal ini, cara apa yang dilakukan jika nanti mereka terpilih menjadi gubernur ke depan.

  “Kami mengundang mereka untuk mengetahui gebrakan dan kebijakan yang akan dilakukan dengan kondisi RSUD Jayapura saat ini, jika ke depan mereka terpilih sebagai Gubernur Papua,” pungkasnya. (fia/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos

Berita Terbaru

Artikel Lainnya