Friday, April 19, 2024
25.7 C
Jayapura

Dua Kapal Akhirnya Bertolak ke Waropen dan Biak

Warga asal Saireri yang memadati halaman Pelabuhan Jayapura mulai didata sebelum masuk ke ruang tunggu, Kamis (11/6). Setelah dua kali gagal berangkat, warga asal Saireri ini akhirnya bisa pulang menggunakan dua kapal. (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Setelah sebelumnya sempat tertunda selama 2 hari, rencana pemulangan atau keberangkatan warga Saireri yang “terjebak” di Jayapura akhirnya, Kamis (11/6) dilakukan. Dua unit kapal yakni Kapal Motor Cantika 77  dan Kapal Motor Sabuk Nusantara 29 dipakai untuk mengantar penumpang  dengan tujuan Waropen dan Biak. Untuk kapal Cantika 77  membawa sebanyak173 orang menuju Kabupaten Waropen. Jumlah ini awalnya tercatat sebanyak 266 orang namun setelah dikonfirmasi via telepon ternyata tak merespon. 

 Sedangkan untuk Kapal Sabuk Nusantara 29 membawa 100 orang dengan tujuan Kabupaten Biak dan 50 orang tujuan Kabupaten Supiori. Hanya untuk penumpang Supiori semua diturunkan di Biak. Pantauan Cenderawasih Pos sejak pukul 12.00 WIT warga asal Saireri yang ingin pulang sudah mendatangi pelabuhan namun pada pukul 16.30 WIT barulah kedua kapal ini bertolak dari Pelabuhan Jayapura. Tak sedikit yang bersukacita dengan keberangkatan ini mengingat  ada yang 4 bulan harus bertahan di “rumah orang” tanpa bisa berbuat apa-apa.

Baca Juga :  Jangan Bawa Isu Mekar Karena Kepentingan

 “Dari koordinasi yang dilakukan berulang – ulang akhirnya ada 2 unit kapal yang berhasil keluar sore ini. Kami pastikan yang keluar adalah 100 persen sudah lakukan rapid tes dan semua non reaktif dan hari ini ada pemeriksaan lanjutan untuk penumpang selanjutnya,” kata Boy Markus Dawir, anggota Komisi IV DPR Papua yang menjadi koordinator pemulangan warga Saireri, Kamis (11/6). Boy menyebut ada 5 unit kapal yang sedang diupayakan namun baru 2 unit ready sedangkan 3 unit lagi  yang memerlukan surat yang harus dikirim ke PPTK di Jakarta.

 “Jadi kami masih berkoordinasi dan melengkapi suratnya, ada tiga unit kapal lagi yakni Sabuk nusantara 58, Sabuk Nusantara 81 dan Sabuk Nusantara 100. Itu yang  bisa dipakai,” beber Boy.  Sementara dua kapal yang berangkat lebih dulu memiliki tujuan ke Waropen di Podemane, Pelabuhan Serui dan Pelabuhan Biak. “Kami juga sudah komunikasi dengan Bupati Biak termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten bahwa mereka siap menerima warganya kembali dan untuk pulangnya kapal ini ke Jayapura nantinya akan  mengangkut mereka yang ber KTP Kota Jayapura, Kabupaten Keerom maupun Kabupaten Jayapura,” tegas Boy.

Baca Juga :  Di Kelurahan Mandala Ditemukan Anak Remaja Melahirkan 

 Disinggung soal apakah keberangkatan penumpang ini dibebankan biaya atau tidak, kata Boy negara harus hadir untuk menjawah persoalan sosial yang muncul dan ribuan warga ini tak pernah bermimpi akan tertahan seperti ini di Jayapura. Karena situasilah akhirnya munculkebijakan untuk menutup akses transportasi laut dan udara. “Untuk masalah pembiayaan ini dihandle pemerintah kabupaten dan provinsi. Ini kepentingan negara jadi semua harus diurus negara,” bebernya. Ia memprediksi jika kondisi kapal lancar dengan menurunkan 5 unit maka persoalan pemulangan ribuan warga ini akan tuntas dalam 1 minggu. “Kami harap selesai sebelum 3 Juli,” tandasnya. (ade/wen) 

Warga asal Saireri yang memadati halaman Pelabuhan Jayapura mulai didata sebelum masuk ke ruang tunggu, Kamis (11/6). Setelah dua kali gagal berangkat, warga asal Saireri ini akhirnya bisa pulang menggunakan dua kapal. (Gamel Cepos)

JAYAPURA – Setelah sebelumnya sempat tertunda selama 2 hari, rencana pemulangan atau keberangkatan warga Saireri yang “terjebak” di Jayapura akhirnya, Kamis (11/6) dilakukan. Dua unit kapal yakni Kapal Motor Cantika 77  dan Kapal Motor Sabuk Nusantara 29 dipakai untuk mengantar penumpang  dengan tujuan Waropen dan Biak. Untuk kapal Cantika 77  membawa sebanyak173 orang menuju Kabupaten Waropen. Jumlah ini awalnya tercatat sebanyak 266 orang namun setelah dikonfirmasi via telepon ternyata tak merespon. 

 Sedangkan untuk Kapal Sabuk Nusantara 29 membawa 100 orang dengan tujuan Kabupaten Biak dan 50 orang tujuan Kabupaten Supiori. Hanya untuk penumpang Supiori semua diturunkan di Biak. Pantauan Cenderawasih Pos sejak pukul 12.00 WIT warga asal Saireri yang ingin pulang sudah mendatangi pelabuhan namun pada pukul 16.30 WIT barulah kedua kapal ini bertolak dari Pelabuhan Jayapura. Tak sedikit yang bersukacita dengan keberangkatan ini mengingat  ada yang 4 bulan harus bertahan di “rumah orang” tanpa bisa berbuat apa-apa.

Baca Juga :  Budaya Tujuh Wilayah Adat Papua Diperkenalkan ke Anak PAUD

 “Dari koordinasi yang dilakukan berulang – ulang akhirnya ada 2 unit kapal yang berhasil keluar sore ini. Kami pastikan yang keluar adalah 100 persen sudah lakukan rapid tes dan semua non reaktif dan hari ini ada pemeriksaan lanjutan untuk penumpang selanjutnya,” kata Boy Markus Dawir, anggota Komisi IV DPR Papua yang menjadi koordinator pemulangan warga Saireri, Kamis (11/6). Boy menyebut ada 5 unit kapal yang sedang diupayakan namun baru 2 unit ready sedangkan 3 unit lagi  yang memerlukan surat yang harus dikirim ke PPTK di Jakarta.

 “Jadi kami masih berkoordinasi dan melengkapi suratnya, ada tiga unit kapal lagi yakni Sabuk nusantara 58, Sabuk Nusantara 81 dan Sabuk Nusantara 100. Itu yang  bisa dipakai,” beber Boy.  Sementara dua kapal yang berangkat lebih dulu memiliki tujuan ke Waropen di Podemane, Pelabuhan Serui dan Pelabuhan Biak. “Kami juga sudah komunikasi dengan Bupati Biak termasuk pemerintah provinsi dan kabupaten bahwa mereka siap menerima warganya kembali dan untuk pulangnya kapal ini ke Jayapura nantinya akan  mengangkut mereka yang ber KTP Kota Jayapura, Kabupaten Keerom maupun Kabupaten Jayapura,” tegas Boy.

Baca Juga :  Los Jualan Sudah Dibagi, Pedagang Mulai Bangun Sendiri Lapaknya

 Disinggung soal apakah keberangkatan penumpang ini dibebankan biaya atau tidak, kata Boy negara harus hadir untuk menjawah persoalan sosial yang muncul dan ribuan warga ini tak pernah bermimpi akan tertahan seperti ini di Jayapura. Karena situasilah akhirnya munculkebijakan untuk menutup akses transportasi laut dan udara. “Untuk masalah pembiayaan ini dihandle pemerintah kabupaten dan provinsi. Ini kepentingan negara jadi semua harus diurus negara,” bebernya. Ia memprediksi jika kondisi kapal lancar dengan menurunkan 5 unit maka persoalan pemulangan ribuan warga ini akan tuntas dalam 1 minggu. “Kami harap selesai sebelum 3 Juli,” tandasnya. (ade/wen) 

Berita Terbaru

Artikel Lainnya