Saturday, July 12, 2025
22.6 C
Jayapura

Hujan Ekstrem Berlanjut, Masyarakat Harus Waspada

JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura mengungkapkan bahwa Kota Jayapura dan sekitarnya saat ini sedang berada dalam periode aktif hujan.

Kondisi ini terjadi karena Kota Jayapura merupakan wilayah dengan pola hujan Monsunal 1 yang artinya sepanjang tahun Kota Jayapura mengalami curah hujan merata atau tidak ada musim kemarau.

Penjelasan tersebut disampaikan, Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre kepada Cenderawasih Pos, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (8/7).

Menurutnya, curah hujan di Papua pada umumnya disebabkan karena adanya sirkulasi siklonik di daerah pertemuan angin (konvergensi). Tak hanya itu Aktivitas gelombang atmosfer: Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rossby, yang memperkuat pertumbuhan awan konvektif. Sehingga terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi terjadi.

Baca Juga :  Target Terapkan Aplikasi Siskeudes Online Tahun Depan

“Interaksi berbagai parameter di atas meningkatkan pertumbuhan awan hujan konvektif yang dapat menyebabkan hujan ekstrem di wilayah Jayapura dan sekitarnya,” jelasnya.

Sementara itu Ezri menyebut, bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kota Jayapura pada, Selasa (8/7) dini hari menunjukkan intensitas hujan ekstrem yang mencapai lebih dari 100 mm dalam waktu kurang dari 3 jam lamanya.

Kondisi ini yang kemudian memicu banjir dan genangan di sejumlah titik rawan, di antaranya Dok V, Abepura, Kali Acai, Youtefa, serta sekitarnya.

“Sebelumnya kita sudah kasih peringatan dini kepada masyarakat melalui, Grup WhatsApp stakeholder dan media sosial, menjelang puncak hujan ekstrem,” ungkapnya.

JAYAPURA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) wilayah V Jayapura mengungkapkan bahwa Kota Jayapura dan sekitarnya saat ini sedang berada dalam periode aktif hujan.

Kondisi ini terjadi karena Kota Jayapura merupakan wilayah dengan pola hujan Monsunal 1 yang artinya sepanjang tahun Kota Jayapura mengalami curah hujan merata atau tidak ada musim kemarau.

Penjelasan tersebut disampaikan, Ketua Tim Layanan Meteorologi Publik, BMKG Wilayah V Jayapura, Ezri Ronsumbre kepada Cenderawasih Pos, melalui keterangan tertulisnya, Selasa (8/7).

Menurutnya, curah hujan di Papua pada umumnya disebabkan karena adanya sirkulasi siklonik di daerah pertemuan angin (konvergensi). Tak hanya itu Aktivitas gelombang atmosfer: Madden Julian Oscillation (MJO), Kelvin, dan Rossby, yang memperkuat pertumbuhan awan konvektif. Sehingga terbentuknya awan hujan dengan intensitas tinggi terjadi.

Baca Juga :  Polda Papua Serahkan Empat Tersangka Korupsi ke Kejati

“Interaksi berbagai parameter di atas meningkatkan pertumbuhan awan hujan konvektif yang dapat menyebabkan hujan ekstrem di wilayah Jayapura dan sekitarnya,” jelasnya.

Sementara itu Ezri menyebut, bencana hidrometeorologi yang terjadi di Kota Jayapura pada, Selasa (8/7) dini hari menunjukkan intensitas hujan ekstrem yang mencapai lebih dari 100 mm dalam waktu kurang dari 3 jam lamanya.

Kondisi ini yang kemudian memicu banjir dan genangan di sejumlah titik rawan, di antaranya Dok V, Abepura, Kali Acai, Youtefa, serta sekitarnya.

“Sebelumnya kita sudah kasih peringatan dini kepada masyarakat melalui, Grup WhatsApp stakeholder dan media sosial, menjelang puncak hujan ekstrem,” ungkapnya.

Berita Terbaru

Artikel Lainnya