Friday, December 6, 2024
30.7 C
Jayapura

Semua Harus Sepakat Tak Ada Bumi Kedua

JAYAPURA – Moment Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni lalu masih dirayakan berbagai pihak di Kota Jayapura. Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Angkatan XI Universitas Cenderawasih melakukan penanaman di hutan bakau Hanyaan.

  Kegiatan ini menghadirkan Prof Auldry F Wolokouw  yang merupakan pakar terkait lingkungan hidup. Disini Aldry bercerita banyak dan menjelaskan tentang manfaat pohon bakau termasuk yang berkaitan dengan perubahan iklim.

  “Bahwa ada kesepakatan bersama yang dilakukan negara – negara besar di dunia mensikapi kondisi iklim. Itu sudah dilakukan sejak tahun 1972 lewat KTT bumi pertama di Stockholm Swedia,” kata Prof Auldry didampingi Ketua Panitia, Heri Purnomo di  Rumah Bakau Jayapura, Entrop, Jumat (7/6).

Baca Juga :  AirNav Indonesia Peduli Lingkungan, Tanam 12 Ribu Bibit Pohon Nangka

   Berkaitan dengan hutan bakau dijelaskan dosen senior ini bahwa secara ekologi hutan mangrove merupakan tempat pemijahan ikan. Jika ikan makin sulit bisa jadi karena kawasan mangrove sedang tercemar.

“Duduk lebih sejuk di kawasan mangrove karena ada iklim mikro yang dihasilkan  dan tumbuhan ini penyerap polusi dan sebagai peredam amplitude gelombang. Saya bangga mahasiswa saya bisa menanam disini,” imbuhnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

JAYAPURA – Moment Hari Lingkungan Hidup Sedunia pada 5 Juni lalu masih dirayakan berbagai pihak di Kota Jayapura. Mahasiswa Magister Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Angkatan XI Universitas Cenderawasih melakukan penanaman di hutan bakau Hanyaan.

  Kegiatan ini menghadirkan Prof Auldry F Wolokouw  yang merupakan pakar terkait lingkungan hidup. Disini Aldry bercerita banyak dan menjelaskan tentang manfaat pohon bakau termasuk yang berkaitan dengan perubahan iklim.

  “Bahwa ada kesepakatan bersama yang dilakukan negara – negara besar di dunia mensikapi kondisi iklim. Itu sudah dilakukan sejak tahun 1972 lewat KTT bumi pertama di Stockholm Swedia,” kata Prof Auldry didampingi Ketua Panitia, Heri Purnomo di  Rumah Bakau Jayapura, Entrop, Jumat (7/6).

Baca Juga :  DP3AKB Komitmen Dalam Menangani dan  Mencegah Stunting

   Berkaitan dengan hutan bakau dijelaskan dosen senior ini bahwa secara ekologi hutan mangrove merupakan tempat pemijahan ikan. Jika ikan makin sulit bisa jadi karena kawasan mangrove sedang tercemar.

“Duduk lebih sejuk di kawasan mangrove karena ada iklim mikro yang dihasilkan  dan tumbuhan ini penyerap polusi dan sebagai peredam amplitude gelombang. Saya bangga mahasiswa saya bisa menanam disini,” imbuhnya. (ade/tri)

Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos

BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOS  https://www.myedisi.com/cenderawasihpos   

Berita Terbaru

Artikel Lainnya