Thursday, April 25, 2024
33.7 C
Jayapura

Pedagang Enggan Pindah, Karena Terlalu Lama Menunggu Janji Palsu

Salah satu penjual dan pembeli sedang sedang melakukan transaski yang berlangsung di Pasar Youtefa, Rabu  (8/5).( FOTO : Takim/Cepos)

Mendengarkan Keluh Kesah Pedagang Pasar Youtefa yang Tak Kunjung Dipindah

Adanya rencana Wali Kota Jayapura untuk memindahkan Pasar Youtefa Abepura ke Kota Raja ditanggapi beragam oleh pedagang di Pasar tersebut. Apa saja tanggapan mereka?

Berikut Laporan: Mustakim Ali-Abepura

Kecewa, itulah perasaan yang dirasakan oleh sejumlah pedagang pasar Youtefa lantaran seribu janji dari pemerintah Kota Jayapura, baik itu memperbaiki pasar youtefa dari segala sisi juga wacana pemindahan sejumlah pedagang ke pasar baru yang berada di Otonom, Kelurahan Waimhoroh, Kota Raja.

Pada Rabu (8/5) siang hari, Cenderawasih Pos melakukan penyelusuran di Pasar Youtefa dimana dalam pantaun tersebut tentu masih sangat jauh dari kata bersih, rapi dan teratur. Karena sepanjang jalan yang beberapa hari lalu ditertibkan oleh pihak pasar kini sejumlah lapak tersebut kembali menutui sebagian jalan yang ada di dalam pasar sehingga terkesan kumuh.

Melihat hal tersebut timbul pertanyaan bahwa tidak teraturnya sejumlah pedagang tersebut apakah kurang ketegasan dari pihak pemerintah atau instansi terkait, ataukah para pedagang sendiri yang kebal dengan aturan yang diterapkan pihak pasar dan pemerintah. Padahal pasar Youtefa merupakan salah satu pasar sentral yang ada di Kota Jayapura.

Cenderawasih Pos mencoba  mendapatkan keterangan dari pedagang terkait rencana pemindahan pasar tersebut dan para pedagang mengaku tidak lagi simpati lagi dengan banyaknya wacana dari pemerintah baik perbaikan atau juga pemindahan. Hal tersebut dikatakan salah satu penjual sayuran yang enggan namanya dikorankan (sebut saja Sunarti).

Baca Juga :  Pilkam Tobati Diikuti Lima Kandidat

“Kami bukanya tidak mau turuti untuk pindah tapi yang kami sesalkan saat ini adalah janji-janji untuk pindah yang mereka sebutkan sampai saat ini menjadi sesuatu yang tidak pasti bagi kami,” ujar Sunarti ke Cenderawasih Pos disela kesibukannya berjualan sayur.

Sunarti beranggapan  dari pada pikir janji-janji yang tidak pasti, lebih baik dirinya fokus untuk berjualan apalagi lokasi yang saat ini ditempati baginya sudah merasa nyaman dan aman meski dibilang tidak teratur rapi.

Salah satu pedagang yang tak mau disebutkan namanya juga mengakui bahwa, pihaknya mulai kecewa sejak pasar tersebut direhap kurang lebih setahun yang lalu dengan alasan agar lebih rapi, tertib dan teratur sehingga para pedagag rela berjualan di pinggir jalan. Pada saat itu juga untuk memindahkan sejumlah pedagang ke pasar baru merupakan salah satu alasan dari pihak pasar atau pemerintah untuk melakukan renovasi pasar tersebut.

“Dulu saat dibongkar janjinya hanya 2 bulan, tapi nyatanya sampai saat ini kurang lebih sudah mau 1 tahun belum juga ada yang pindah dan akhirya sejumlah pedagang mengambil langkah sendiri, ada yang kembali berjualan di pingir jalan bahkan di atas drainase,”tuturnya.

dirinya mengakui beberapa bulan lalu petugas pasar sempat mengintruksikan sejumlah pedagang untuk mengumpulkan berkas dengan maksud sebagai data untuk dipindahkan di pasar yang baru.

Baca Juga :  Di  KM 13 Jalan Holtekamp, Pengendara Tewas Tabrak Tiang Listrik

“Kami sempat disuruh kumpul foto dua lembar, KTP dan Kartu Keluarga ,katanya untuk didata agar tidak terjadi perebutan jika dipindahkan nanti, tapi hal itu sudah sejak lama dan belum juga ada jawaba,”ulasnya.

Beberapa hal inilah yang mungkin membuat sejumlah pedagang kurang simpati dengan wacana pindah yang dianjurkan pemerintah dan pihak Pasar Youtefa.

Selain itu juga hal-hal yang memberatkan bagi para pedagang saat ini adalah tenaga dan biaya yang dikeluarkan saat membangun lapak yang saat ini ditempati usai pembersihan atau pengusuran tahun lalu.

“Kalo mau pindah apakah pemerintah bisa membayar ganti rugi atas tenda yang kami buat saat ini, karena kami suda bagun setengah mati hingga Rp 1-3 juta biaya yang dikeluarkan, untuk itu wacana pindah yang diiming-iming oleh pemerintah tersebut kami pikir-pikir juga,”tegasnya.

Dimana tarik ulur pemindaahan pasar tersebut memang sudah gaungkan sejak tahun 2018 lalu, entah apa yang menjadi hambatanya  sehingga sampai saat ini kabar burung tersebut hanya sebatas dibibir saja. Disatu sisi juga para pedagang yang merasa sedikit kesal tentu diharapkan penjelasan yang sejujurnya sehingga tidak membuat mereka dihantui dengan kabar burung terkait pemindaan pasar tersebut.(***).

Salah satu penjual dan pembeli sedang sedang melakukan transaski yang berlangsung di Pasar Youtefa, Rabu  (8/5).( FOTO : Takim/Cepos)

Mendengarkan Keluh Kesah Pedagang Pasar Youtefa yang Tak Kunjung Dipindah

Adanya rencana Wali Kota Jayapura untuk memindahkan Pasar Youtefa Abepura ke Kota Raja ditanggapi beragam oleh pedagang di Pasar tersebut. Apa saja tanggapan mereka?

Berikut Laporan: Mustakim Ali-Abepura

Kecewa, itulah perasaan yang dirasakan oleh sejumlah pedagang pasar Youtefa lantaran seribu janji dari pemerintah Kota Jayapura, baik itu memperbaiki pasar youtefa dari segala sisi juga wacana pemindahan sejumlah pedagang ke pasar baru yang berada di Otonom, Kelurahan Waimhoroh, Kota Raja.

Pada Rabu (8/5) siang hari, Cenderawasih Pos melakukan penyelusuran di Pasar Youtefa dimana dalam pantaun tersebut tentu masih sangat jauh dari kata bersih, rapi dan teratur. Karena sepanjang jalan yang beberapa hari lalu ditertibkan oleh pihak pasar kini sejumlah lapak tersebut kembali menutui sebagian jalan yang ada di dalam pasar sehingga terkesan kumuh.

Melihat hal tersebut timbul pertanyaan bahwa tidak teraturnya sejumlah pedagang tersebut apakah kurang ketegasan dari pihak pemerintah atau instansi terkait, ataukah para pedagang sendiri yang kebal dengan aturan yang diterapkan pihak pasar dan pemerintah. Padahal pasar Youtefa merupakan salah satu pasar sentral yang ada di Kota Jayapura.

Cenderawasih Pos mencoba  mendapatkan keterangan dari pedagang terkait rencana pemindahan pasar tersebut dan para pedagang mengaku tidak lagi simpati lagi dengan banyaknya wacana dari pemerintah baik perbaikan atau juga pemindahan. Hal tersebut dikatakan salah satu penjual sayuran yang enggan namanya dikorankan (sebut saja Sunarti).

Baca Juga :  Pelayanan Masyarakat Lebih Penting dari Pada Banyak Libur

“Kami bukanya tidak mau turuti untuk pindah tapi yang kami sesalkan saat ini adalah janji-janji untuk pindah yang mereka sebutkan sampai saat ini menjadi sesuatu yang tidak pasti bagi kami,” ujar Sunarti ke Cenderawasih Pos disela kesibukannya berjualan sayur.

Sunarti beranggapan  dari pada pikir janji-janji yang tidak pasti, lebih baik dirinya fokus untuk berjualan apalagi lokasi yang saat ini ditempati baginya sudah merasa nyaman dan aman meski dibilang tidak teratur rapi.

Salah satu pedagang yang tak mau disebutkan namanya juga mengakui bahwa, pihaknya mulai kecewa sejak pasar tersebut direhap kurang lebih setahun yang lalu dengan alasan agar lebih rapi, tertib dan teratur sehingga para pedagag rela berjualan di pinggir jalan. Pada saat itu juga untuk memindahkan sejumlah pedagang ke pasar baru merupakan salah satu alasan dari pihak pasar atau pemerintah untuk melakukan renovasi pasar tersebut.

“Dulu saat dibongkar janjinya hanya 2 bulan, tapi nyatanya sampai saat ini kurang lebih sudah mau 1 tahun belum juga ada yang pindah dan akhirya sejumlah pedagang mengambil langkah sendiri, ada yang kembali berjualan di pingir jalan bahkan di atas drainase,”tuturnya.

dirinya mengakui beberapa bulan lalu petugas pasar sempat mengintruksikan sejumlah pedagang untuk mengumpulkan berkas dengan maksud sebagai data untuk dipindahkan di pasar yang baru.

Baca Juga :  BTM: Jangan Main-main Dalam Pengelolaan Dana Covid-19

“Kami sempat disuruh kumpul foto dua lembar, KTP dan Kartu Keluarga ,katanya untuk didata agar tidak terjadi perebutan jika dipindahkan nanti, tapi hal itu sudah sejak lama dan belum juga ada jawaba,”ulasnya.

Beberapa hal inilah yang mungkin membuat sejumlah pedagang kurang simpati dengan wacana pindah yang dianjurkan pemerintah dan pihak Pasar Youtefa.

Selain itu juga hal-hal yang memberatkan bagi para pedagang saat ini adalah tenaga dan biaya yang dikeluarkan saat membangun lapak yang saat ini ditempati usai pembersihan atau pengusuran tahun lalu.

“Kalo mau pindah apakah pemerintah bisa membayar ganti rugi atas tenda yang kami buat saat ini, karena kami suda bagun setengah mati hingga Rp 1-3 juta biaya yang dikeluarkan, untuk itu wacana pindah yang diiming-iming oleh pemerintah tersebut kami pikir-pikir juga,”tegasnya.

Dimana tarik ulur pemindaahan pasar tersebut memang sudah gaungkan sejak tahun 2018 lalu, entah apa yang menjadi hambatanya  sehingga sampai saat ini kabar burung tersebut hanya sebatas dibibir saja. Disatu sisi juga para pedagang yang merasa sedikit kesal tentu diharapkan penjelasan yang sejujurnya sehingga tidak membuat mereka dihantui dengan kabar burung terkait pemindaan pasar tersebut.(***).

Berita Terbaru

Artikel Lainnya