JAYAPURA-Untuk menjaga eksistensi bahasa daerah atau bahasa ibu di masing-masing kampung yang ada di Kota Jayapura, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Jayapura mendorong untuk pengembangan bahasa daerah atau bahasa ibu ini, menjadi mata pelajaran muatan lokal yang diajarkan di setiap sekolah dimulai dari tingkat kampung.
  “Ke depan akan didorong sehingga bisa menjadi muatan lokal di kampung-kampung,” kata Penjabat Sekda kota Jayapura, Robby Kepas Awi, Jumat (3/5).
Dia menyadari bahwa keberadaan bahasa lokal atau bahasa ibu di sejumlah kampung yang ada di Kota Jayapura saat ini sudah mulai terancam hilang. Hal ini seiring dengan perkembangan zaman dan dominasi menggunakan bahasa Indonesia sampai di tingkat kampung yang menyebabkan bahasa ibu mulai tidak dipergunakan lagi, atau dengan kata lain penuturnya berkurang. Karena itu, hal ini harus segera dilakukan upaya-upaya, terutama perlu diajarkan kembali di tingkat sekolah.
  “Karena memang bahasa bahasa lokal ini, kita menyadari sudah makin (terancam) punah, oleh karena itu pemerintah Kota Jayapura terus mendukung,” ujarnya.
  Saat ini Pemerintah Kota Jayapura melalui Dinas Pendidikan dan kebudayaan baru memproteksi keberadaan bahasa ibu bahasa Tobati. Baik melalui kamus maupun diajarkan di sekolah, salah satunya di SMP Negeri 2 Kota Jayapura.Â
“Kalau kemarin kita mulai dengan Bahasa Tobati, teman-teman di Dinas Pendidikan dan Kebudayaan merencanakan tahun depan kita coba Bahasa Skouw, dan secara bertahap kita lakukan di 14 Kampung dan 10 Kampung Adat, ini bisa kita mendapatkan bahasa itu. Karena kalau tidak ada penutur, akan berkurang,” bebernya.
  Sebagaimana diberitakan sebelumnya, Pemkot Jayapura telah menerima penghargaan dari Kemendikbud dan Ristek RI terkait dengan keseriusan pemerintah dalam memproteksi keberadaan bahasa daerah atau pasar lokal di Kota Jayapura. (roy/tri)
Layanan Langganan Koran Cenderawasih Pos, https://bit.ly/LayananMarketingCepos
BACA SELENGKAPNYA DI KORAN DIGITAL CEPOSÂ https://www.myedisi.com/cenderawasihpos